Indonesia ternyata pernah mengalami zaman Megalitikum? Sudah tahu apa pengertian dari zaman tersebut? Simak seluk beluknya di sini, yuk!
Berbeda dengan zaman sekarang yang serba canggih, manusia zaman dahulu harus hidup menggunakan alat sederhana untuk hidup sehari-hari.
Alat yang digunakan pun berbeda-beda tergantung dengan perkembangan zaman.
Sebagai contoh, dulu manusia menggunakan alat dari batu besar sehingga masa tersebut disebut sebagai zaman Megalitikum.
Yuk, simak pengertian selengkapnya mengenai zaman batu besar di bawah ini!
Pengertian Zaman Megalitikum
Zaman Megalitikum adalah zaman batu besar.
Secara etimologi, Megalitikum berasal dari bahasa Yunani, yakni mega atau besar dan lithos atau batu.
Sementara kum mengacu pada istilah periode atau zaman.
Alasan mengapa nama tersebut digunakan adalah karena pada saat itu, manusia menggunakan alat dari bahan dasar batu yang memiliki ukuran besar.
Zaman Megalitikum sendiri merupakan bagian akhir zaman batu dan setelah itu, manusia bertransisi menggunakan alat dari bahan perunggu.
Sejarah Zaman Megalitikum
Banyak peneliti yang belum mengetahui benar dari mana asal tradisi Megalitik.
Beberapa orang mengatakan awal peradaban ini muncul dari daerah Laut Tengah atau dari Mesir.
Di lain sisi, teori yang diterima orang Indonesia adalah dari Von Heine Geldern yang mengatakan tradisi Megalitik berasal dari Tiongkok Selatan dan disebarkan orang Austronesia.
Berdasarkan benda peninggalannya, zaman Megalitikum bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
- Megalith Tua yang menyebar di zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dan dibawa oleh orang-orang Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Hasil kebudayaan zaman Megalith Tua adalah menhir, punden berundak-undak, dan arca statis.
- Megalith Muda menyebar di zaman Perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh orang Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh peninggalannya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga, sarkofagus, dan arca dinamis.
Sementara itu, berdasarkan masanya, tradisi Megalitik bisa dibedakan menjadi dua, yakni:
- Tradisi megalitikum dari zaman prasejarah berupa monumen yang tidak digunakan.
- Tradisi megalitikum yang masih berlanjut dan dilestarikan, terutama di Nias, Toraja, Sumba, Sabu, Flores, dan Timor.
Ciri Ciri Zaman Megalitikum
Berikut adalah beragam ciri ciri zaman Megalitikum:
- Masyarakat menggunakan dan meninggalkan kebudayaan dari bahan batu besar.
- Masyarakat berkembang dari zaman Neolitikum ke Perunggu.
- Masyarakat mengenal kepercayaan animisme.
- Masyarakat mengenal teknik bercocok tanam dan beternak.
- Masyarakat menggunakan tradisi gotong royong.
- Memiliki tempat tinggal yang tetap.
Peninggalan Zaman Megalitikum
Ada banyak peninggalan zaman Megalitikum yang bisa kamu temukan di Indonesia.
Peninggalan dari zaman ini umumnya terbuat dengan bahan dasar batu dengan ukuran dari yang pendek hingga tinggi.
Di Indonesia, peninggalan tersebut bisa kamu temukan di banyak daerah, mulai dari ujung Sumatera hingga Timor-Timur.
Berikut adalah beberapa peninggalan zaman Megalitikum di Indonesia:
1. Menhir
Peninggalan zaman megalitikum pertama adalah Menhir atau batu tegak.
Menhir adalah batu alam yang dipahat atau dibentuk oleh manusia untuk keperluan pemujaan atau untuk tanda penguburan.
Batu pahatan ini tidak hanya ditemukan di Indonesia saja, tetapi juga di Eropa, Asia, hingga Afrika.
2. Dolmen
Hasil kebudayaan zaman Megalitikum berikutnya adalah dolmen.
Dolmen adalah meja batu besar yang ditopang oleh batu-batu berukuran kecil sebagai kaki-kakinya.
Beberapa dolmen memiliki ukuran yang sangat besar, bahkan seseorang bisa masuk ke bawahnya.
Para peneliti beranggapan dolmen digunakan sebagai pintu masuk untuk makam manusia.
Hal tersebut karena ada banyak kerangka manusia yang ditemukan dekat dolmen.
3. Sarkofagus
Sarkofagus adalah kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup dengan tonjolan pada ujungnya.
Batu pahatan ini berfungsi untuk menaruh jasad manusia di dalamnya sehingga jasad tidak perlu dimasukkan ke dalam tanah.
Peninggalan ini cukup populer dan masih digunakan hingga abad ke-19 untuk memakamkan seseorang dengan status sosial yang tinggi.
4. Kubur Batu
Peninggalan zaman Megalitikum berikutnya adalah kubur batu atau peti mati untuk menyimpan mayat.
Meski memiliki fungsi yang sama dengan sarkofagus, ada perbedaan tampilan yang mencolok antara keduanya.
Sarkofagus umumnya dihiasi dengan pahatan dan ukiran pada permukaannya, sedangkan kubur batu dibiarkan kotak tanpa hiasan.
5. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang bentuknya seperti rumah dan bisa kamu temukan di daerah Minahasa.
6. Punden Berundak
Punden berundak adalah hasil kebudayaan zaman Megalitikum yang berbentuk seperti anak tangga.
Fungsi dari punden berundak adalah untuk memuja arwah nenek moyang yang dianggap suci.
Tak hanya itu, punden berundak juga merupakan bangunan zaman Megalitikum yang menjadi dasar pembangunan candi.
7. Arca Batu
Peninggalan zaman Megalitikum terakhir adalah arca batu yang merupakan pahatan berbentuk manusia atau binatang yang dipercaya sebagai wujud nenek moyang.
***
Dapatkan informasi menarik lainnya seputar properti di www.99updates.id.
Jangan lupa, untuk menemukan informasi terkini di Google News 99.co.
Temukan berbagai rekomendasi hunian dengan lokasi strategis di laman 99.co/id.
Seperti salah satunya proyek rumah minimalis modern di kawasan Bekasi, Jawa Barat, yakni Grand Al-Ihsan karena kami selalu #AdaBuatKamu.