Kini, bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) memang menjadi fokus pemerintah. Mengapa demikian?
Pasalnya, Usaha Kecil Menengah bisa memberi pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi negara.
Menurut kolomsatu.com usaha kecil menengah mampu menyumbang hingga 60% Produk Domestik Bruto (BDP).
Banyak pebisnis terhambat dalam melakukan suatu usaha kecil, penyebabnya karena modal yang dimiliki tidak terlalu banyak.
Nah, UKM bisa mejadi solusi dari masalah tersebut, karena untuk mengembangkannya tidak perlu mengeluarkan modal yang besar.
Untuk itu, cari tahu yuk jenis-jenis dan contoh Usaha Kecil Menengah di bawah ini!
Jenis-Jenis UKM
Sebelum masuk contoh UKM di Indonesia, ada baiknya mengenal jenis-jenisnya.
Jenisnya sendiri terdiri dari usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Perbedaannya terletak pada jumlah aset dan omzet yang dihasilkan.
Berikut adalah ulasannya.
1. Usaha Mikro
Usaha mikro merupakan usaha produktif dengan aset kurang dari Rp50 juta dan omzet maksimal Rp300 juta.
2. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha produktif dengan aset Rp50-500 juta dan omzet Rp300 juta sampai Rp2,5 miliar.
3. Usaha Menengah
Terakhir, usaha menengah adalah usaha produktif dengan aset Rp500 juta hingga Rp10 miliar dan omzet Rp2,5-50 miliar.
Baca Juga:
5 Tips Cara Memulai Usaha Modal Kecil Ala Bob Sadino | Awas Kena Racunnya!
Apa Saja Contoh Usaha Kecil Menengah?
Bagi Sahabat 99 yang tertarik mencoba berbisnis UKM, maka perlu mengetahui contoh UKM apa saja yang menjanjikan pada saat ini.
Berikut ulasannya.
1. UKM di Bidang Kosmetik
Produk kosmetik bisa menjadi pilihan memulai usaha kecil menengah.
Alasannya, saat ini industri tersebut sedang “naik daun” di Indonesia.
Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian yang dikutip niagahoster.co.id, industri kosmetik mengalami pertumbuhan sebanyak 20% pada tahun 2017 dan 95% mendominasi UKM.
Pasar yang ditargetkan dari industri kosmetik pun semakin luas, tidak hanya wanita, tetapi juga berkembang ke laki-laki.
Selain itu, penggunaan bahan organik dan alami pun sedang populer di kalangan konsumen kosmetik Indonesia.
2. UKM di Bidang Fashion
Saat ini, industri fashion menjadi populer, terutama lewat jual-beli online.
Lingkup industri ini pun sangat luas, mulai dari pakaian, celana, aksesori, sepatu, dan masih banyak lagi.
Kalau kamu tertarik memulai bisnis di bidang ini, kamu bisa menjual produk merek dari luar negeri maupun lokal.
Tak ayal, saat ini produk lokal banyak dicari masyarakat.
Melalui toko online, bisa di e-commerce ataupun sosial media, pemilik merek pakaian lokal bisa menjual produknya ke seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.
3. UKM di Bidang Kuliner
Bisnis kuliner sejatinya tidak lekang oleh waktu dan takkan pernah mati.
Dilansir dari niagahoster.co.id bisnis kuliner menyumbang 41,40% PDB ekonomi kreatif Indonesia dengan nilai Rp383 triliun.
Bahkan, saat ini adanya layanan Go Food dan Grab Food membantu UKM kuliner dalam mengembangkan usahanya.
Kunci keberhasilan industri ini yaitu, pebisnis harus menciptakan produk yang berkualitas dan bisa mengelola manajemen yang baik.
Maka, pebisnis yang paham strategi pasar akan bisa mengelola usahanya dengan baik.
4. UKM di Bidang Furnitur
Ternyata, industri ini menyumbang nilai yang besar pada omzet e-commerce, lo!
Pasalnya, e-commerce bisa memudahkan proses jual-beli furnitur di Indonesia.
Kini konsumen tidak perlu mengunjungi toko secara langsung untuk membeli furnitur yang diinginkan.
Sementara itu, penjual hanya perlu memproduksi, memasarkan, dan mengemas barang.
Kalau ingin memulai UKM bidang ini, kamu perlu memiliki basic knowledge tentang pemasaran secara online.
5. UKM di Bidang Penginapan
Tren travelling di Indonesia membuat permintaan jasa penginapan semakin meroket.
Dibandingkan hotel, penginapan seperti hostel dan guest house tidak perlu memerlukan modal yang banyak.
Jika belum bisa membangun penginapan, kamu bisa memanfaatkan aplikasi home sharing seperti AirBnB.
Dengan begitu, kamu bisa menghasilkan uang dengan menyewakan tempat tinggal kepada para pelancong.
6. UKM di Bidang Agribisnis
Sektor ini bisa meliputi usaha di bidang pertanian, perkebunan, dan pertenakan.
Untuk memulainya, kamu hanya perlu menyediakan lahan, bibit tanaman, dan hewan ternak.
Beberapa hasil dari agribisnis sendiri meliputi padi, sayuran, buah-buahan, hasil ternak.
Hasil-hasil tersebut sudah pasti dicari banyak orang bukan?
Dengan begitu, kamu tidak harus khawatir terkait pangsa pasarnya.
Kamu hanya perlu mengelola garapan dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Baca Juga:
Seluk-Beluk Agribisnis: Peluang Lapangan Pekerjaan Baru Milenial
***
Semoga informasinya bermanfaat ya, Sahabat 99.
Pantau terus informasi penting seputar properti lewat Berita Properti 99.co Indonesia.
Cari properti idamanmu hanya di 99.co/id.
Kamu akan menemukan beragam pilihan menarik, seperti proyek Branz BSD, lo!