Property People, pernahkah kamu mendengar mengenai tradisi Rebo Wekasan? Tradisi yang satu ini cukup banyak dilakukan oleh orang Indonesia, lo. Simak pengertiannya di sini!
Rebo Wekasan atau Rebo Pamungkas adalah hari Rabu terakhir pada bulan Safar.
Beberapa orang di Indonesia mempercayai bahwa hari tersebut penuh dengan kesialan, sehingga mereka harus melakukan ritual-ritual untuk menolak kesialan tersebut.
Dilansir dari NU Online, tradisi ini sudah sering dilakukan oleh masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan beberapa daerah Indonesia lainnya.
Rebo Wekasan Menurut Islam
Dilansir dari tirto.id, awal mula tradisi ini terdapat pada anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (W.1151 H) dalam kitab Mujarrabat ad-Dairabi.
Selain itu, ada juga hadis dla’if (tidak memenuhi syarat sahih) yang menerangkan tentang Rebu Wekasan:
“Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: ‘Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus menerus.” HR. Waki’ dalam Al-Ghurar, Ibn Mardawaih, dan Al-Khathib Al-Baghdadi.
Namun, NU menegaskan bahwa amalan khusus yang dilakukan untuk Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali niatnya sebagai salat sunnah muthlaqah atau salat hajat.
Malapetaka yang terjadi pada bulan Safar juga adalah hal bohongan, hal tersebut dituliskan pada hadis Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Safar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.”
Ragam Ritual Rebo Wekasan
1. Selametan
Tradisi atau ritual rebo wekasan ada banyak sekali, tapi salah satu yang paling penting yaitu tradisi selametan.
Biasanya, ritual selametan ini tak bisa dilakukan di sembarangan tempat melainkan di tempat-tempat khusus yang disakralkan oleh masyarakat.
Selain dilakukan untuk mensyukuri nikmat dan menolak bala, ritual selametan ini dilakukan untuk mendoakan leluhur dan kebaikan bagi warga setempat.
2. Salat Sunnah untuk Menolak Bala
Rebo Wekasan atau Rebo Pamungkas bagi sebagian umat Islam dijalankan dengan melakukan salat sunnah tolak bala.
Para umat muslim secara khusus mendoakan agar masyarakat setempat maupun masyarakat Indonesia secara umum diberikan keselamatan dan terhindar dari marabahaya.
Tata cara salat tolak bala bisa dibaca selengkapnya di artikel ini.
3. Berpuasa
Sebagian masyarakat yang menjalankan ritual Rebo Wekasan juga biasanya melakukan puasa.
Puasa yang dilakukan dijalankan menurut agama Islam maupun menurut agama kepercayaan tradisional seperti misalnya kejawen.
Puasa Rebo Wekasan dijalankan selama tiga hari dan ditujukan agar terhindar dari musibah serta kemalangan.
4. Zikir dan Berdoa
Rebo Pamungkas dipercaya sebagai hari diturunkannya musibah dan kemalangan.
Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan.
Nah, selain dengan salat sunnah dan berpuasa, masyarakat juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan doa agar terhindar dari marabahaya.
Tata Cara Salat di Rebo Pamungkas
Beribadah khusus untuk Rebo Wekasan memang tidak diperbolehkan karena tidak terdapat pada Syariat Islam.
Namun, jika niatnya adalah salat sunnah Mutlaq atau salat hajat maka hukumnya boleh-boleh saja.
Salat hajat adalah salat yang dilaksanakan ketika kamu memiliki keinginan tertentu, termasuk untuk menolak kecemasan mengenai hal-hal yang dikhawatirkan.
Dilansir dari tribunnews.com, KH Maimoen Zubair semasa hidupnya pernah menjelaskan mengenai salat hajat li Daf’il Bala atau salat hajat li Daf’il Makhuf.
Berikut adalah niat salat hajat berdasarkan KH Maimoen Zubair:
“Nawaitu Sholatal Khaajati Lida’fi Ibalaai”
“Salat terdiri dari empat rakaat, ada tahiyat awalnya sama seperti salat Isya,” jelas KH Maimoen Zubair.
***
Itulah pengertian dan tata cara salat di Rebo Wekasan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, Property People.
Jangan lewatkan artikel menarik lainnya dengan mengikuti Google News Berita 99.co Indonesia.
Cek ragam serta pilihan kebutuhan propertimu di 99.co/id karena penggunaannya #segampangitu.