Ingin belajar saham tapi bingung harus mulai dari mana? Tenang, mempelajari investasi saham ternyata tidak terlalu rumit dan bisa mulai investasi dari modal kecil.
Belakangan ini banyak orang yang mulai tertarik untuk mulai investasi saham seiring dengan kampanye yang disuarakan IDX, yakni “Yuk Nabung Saham”.
Perlu kamu ketahui, investor tidak melulu harus memiliki modal besar untuk memulai investasi.
Berkaca pada tahun 2020 kemarin, di tengah pandemi Covid-19 yang menekan IHSG justru menjadi periode bangkitnya investor ritel.
Apakah kamu juga tertarik untuk mulai belajar saham? Simak tips-tips berikut ini, yuk!
Tips Belajar Saham untuk Pemula
1. Pahami Investasi Saham
Sebelum mulai belajar saham, terlebih dahulu kamu harus memahami apa itu esensi dari investasi saham.
Memulai investasi saham tidak hanya bermodalkan niat dan asal terjun saja, tapi harus dibekali dengan pemahaman serta perspektif soal investasi saham itu sendiri.
Dengan demikian, nantinya kamu bisa lebih bersikap tenang dan tidak gegabah dalam berinvestasi, terutamanya ketika menentukan strategi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saham menawarkan imbal balik yang besar, namun risikonya juga besar karena pasar saham bergerak sangat fluktuatif.
2. Mengintip Reksa Dana Saham
Salah satu kebingungan yang sering dihadapi pemula saat ingin investasi saham adalah saham apa yang harus dipilih.
Kalau kamu menghadapi kebingungan seperti ini, kamu bisa mengintip reksa dana saham yang dikelola oleh manajer investasi sebagai acuannya.
Manajer investasi pengelola saham memiliki kewajiban menyampaikan portofolio 10 saham terbaik dalam reksa dana saham tersebut.
Pilihlah reksadana saham yang ingin kamu lihat, lalu lihat daftar 10 saham terbaik yang ada dalam portofolionya.
3. Pilih Saham Blue Chip
Kalau berniat untuk melakukan investasi saham jangka panjang, maka pilihan yang tepat adalah saham blue chip.
Saham blue chip adalah saham perusahaan dengan kualitas terbaik yang ada di bursa, pun saham-saham tersebut dianggap paling aman dan menjanjikan keuntungan yang stabil.
Berikut contoh saham blue chip yang ada di Bursa Efek Indonesia:
- BBCA (Bank Central Asia Tbk.)
- BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk.)
- UNVR (Unilever Indonesia Tbk.)
- TLKM (Telkom Indonesia Tbk.)
- ANTM (Aneka Tambang Tbk.)
4. Diversifikasi Investasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saham merupakan instrumen investasi yang menawarkan keuntungan tinggi namun dengan risiko yang tinggi juga.
Pemula yang baru memulai investasi saham sebaiknya menerapkan prinsip diversifikasi investasi, artinya tidak hanya bertumpu pada investasi saham saja.
Dengan melakukan diversifikasi investasi, misalnya ke reksa dana, kamu bisa terhindar dari risiko ketika terjadi krisis di pasar saham.
5. Investasi Jangka Panjang
Sebagai seorang investor, pasti kamu mengharapkan dana yang diinvestasikan segera menghasilkan uang.
Namun perlu kamu ingat, investasi saham membutuhkan proses dan tidak menjanjikan keuntungan yang instan.
Hal ini kembali pada esensi dari investasi saham itu sendiri, sebab pada dasarnya investasi memang ditujukan untuk jangka panjang ‒ berbeda dengan trading.
6. Pahami Trading Saham
Trading saham tidak sama dengan investasi saham, karena trading merupakan investasi jangka pendek seperti harian atau mingguan.
Investasi jangka pendek ini juga menuntunmu untuk mengeluarkan tenaga ekstra dengan harus memantau pergerakan saham setiap saat.
7. Beli Saat Harga Saham Turun
Banyak orang yang merasa stres ketika melihat portofolio investasi saham mereka merah semua, apalagi ketika baru beli sudah mengalami penurunan.
Namun, kamu bisa memanfaatkan harga saham yang turun atau merosot untuk membelinya dengan harga yang murah dengan syarat perusahaan tersebut memiliki kinerja dan keuangan yang baik.
Tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut akan bangkit di kemudian hari dengan harga saham yang juga ikut meningkat.
8. Perbanyak Riset
Dalam investasi saham, kamu harus tahu cara menikmati prosesnya agar tidak stres ketika melihat harga saham yang fluktuatif.
Alih-alih terus memantau portofolio, sebaiknya kamu memperbanyak riset kinerja perusahaan tersebut.
Berikut hal-hal yang bisa kamu riset dari sebuah perusahaan:
- Laporan keuangan
- Laporan tahunan
- Corporate action
- Public expose
Informasi tersebut bisa kamu dapatkan melalui situs resmi IDX atau dari sekuritas yang kamu pilih.
9. Mulai Meski Modal Kecil
Investasi saham tidak menuntutmu untuk memiliki dana yang banyak, bahkan bisa mulai dari Rp5.000 tergantung dari saham yang kamu pilih.
Pun saat ini ketentuan minimum pembelian saham di bursa adalah 1 lot atau 100 lembar saham
Jadi, misalnya kamu membeli saham dengan harga Rp50/lembarnya, maka kamu membayar Rp5.000/lot.
Untuk memulai investasi, kamu bisa memilih sekuritas saham terpercaya dan kebanyakan sekuritas saat ini tidak mengharuskanmu mengisi dokumen pembukaan rekening saham secara offline.
Saat ini kamu bisa membuka rekening cukup melalui aplikasi sekuritas yang diinstal di ponsel.
10. Manfaatkan Sentimen Pasar dan Rekomendasi Tokoh
Naik turunnya harga saham bisa dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah sentimen saham.
Contohnya saja saham medis seperti KAEF (Kimia Farma Tbk.) yang mengalami lonjakan drastis di tengah pandemi atau saham BRIS (Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk.) dengan kabar akan adanya merger perusahaan.
Selain itu, kamu juga bisa mengamati rekomendasi saham dari para tokoh, misalnya Yusuf Mansur yang dikenal dengan Mansurmology atau Kaesang Pangarep yang dikenal dengan Sangmology.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian di Pavia Village?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!