Sansiri Pcl, pengembang properti asal Thailand melakukan sistem jual properti tanpa untung. Apa alasannya?
Melansir dari Kompas, ada sebuah developer atau pengembang properti di Thailand yang menjual properti mereka tanpa mengambil untung.
Seperti yang sudah kita ketahui, wabah virus corona membuat bisnis properti di seluruh dunia melesu.
Namun, pengembang Sansiri Pcl lebih menerapkan sistem penjualan tanpa untung agar terus menjaga uang kas selama pandemi Covid-19.
Jual Properti Tanpa Untung untuk Jaga Kas Selasa Pandemi Covid-19
Pengembang Sansiri Pcl ini membangun kondominium kelas atas di kota-kota Asia Tenggara.
Mereka jualan properti sambil menawarkan diskon-diskon menarik dan kampanye promosi lainnya.
Presiden Sansiri, Srettha Thavisin mengatakan bahwa perusahannya berencena merevisi target penjualan tahunan apabila penjualan propertinya dapat menguat di kuartal II tahun 2020.
“Selama masa krisis ini, keuntungan menjadi urutan kedua. Krisis Corona ini lebih besar dibandingkan dengan krisis keuangan Asia. Ini lebih besar dari apa pun yang pernah kita temui,” ujar Srettha seperti dikutip Kompas.com dari Bloomberg, Minggu (3/5/2020).
Dari sistem jual properti tanpa untung ini, Sansiri telah meningkatkan target penjualan menjadi 12 baht atau senilai Rp5 triliun.
Sebelumnya pun ia telah menghasilkan 4,3 miliar baht atau Rp6,2 triliun dari penjualan rumah tanpa untung dalam tida minggu pertama bulan April.
Selain itu, keuntungan jual properti bagi Sansiri adalah sebagian besar pelanggannya yang merupakan 95 persen warga lokal dari total penjualan propertinya.
Srettha mengatakan fakta bahwa jumlah kasus positif terinfeksi Corona turun, menjadi sebuah kabar baik untuk meningkatkan daya tarik bagi investor internasional begitu krisis mereda.
Pembeli luar negeri diketahui telah lama berbondong-bondong berbelanja di pasar real estate Thailand untuk berinvestasi properti sekaligus liburan.
Pengembang properti di Indonesia tidak tertarik dengan sistem seperti ini?
Baca Juga:
Kata Pakar, Ini 7 Cara Memasarkan Properti di Tengah Pandemi Covid-19!
Penjualan Properti di Indonesia Menurun Tajam di Bulan Mei
Lalu, bagaimana dengan perkembangan jual beli properti di Indonesia?
Dilansir dari Katadata.co.id, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Pertahanan, Adri Istambul Lingga Gayo, anjloknya penjualan properti yang paling parah ada di bulan Mei.
“Prediksi kami Mei turun sampai 95 %,” kata Adri kepada Katadata.co.id, Kamis (30/4).
Sebelumnya jual beli properti di Indonesia pada bulan April sudah mulai turun setelah kebijakan PSBB diterapkan di sejumlah daerah.
Kebijakan PSBB yang ditetapkan pemerintah telah membatasi pergerakan manusia yang berdampak pada perlambatan kegiatan ekonomi.
Angka pemutusan hubungan kerja alias PHK mencapai dua juta orang, menurut data Kementerian Ketenagakerjaan.
Daya beli masyarakat menurun, lebih-lebih untuk transaksi properti.
Penurunan daya beli masyarakat sudah tercermin dari survei Bank Indonesia (BI) terhadap optimisme konsumen pada Maret 2020.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan itu turun menjadi 113,8 poin, lebih rendah dari Februari 2020 yang sebesar 117,7 poin.
Selain itu, di sisi lain pengembang properti pun tak banyak yang bisa memulai dan melanjutkan kontruksi unit baru.
Sehingga, tak banyak unit baru yang bisa dijual.
Ia memperkirakan kondisi ini berlangsung selama dua bulan ke depan atau bisa lebih panjang tergantung masa pelaksanaan PSBB.
Baca Juga:
Bisnis Properti Untuk Mahasiswa, Menjanjikan & Tak Ganggu Waktu Belajar
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat untukmu, ya.
Temukan artikel menarik lainnya hanya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual atau disewa? Temukan di 99.co/id.