Tahukah kamu kalau Indonesia memiliki tanaman penghasil emas? Baru-baru ini, sebuah penelitian mengungkapkan hal tersebut. Jadi ingin menanamnya di rumah, enggak, sih?
Sahabat 99, baru-baru ini sebuah penelitian mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tanaman penghasil emas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Hamim, Pakar Biologi Tumbuhan dari Insitut Pertanian Bogor (IPB) di gelaran Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Hamim menuturkan bahwa adanya tanaman penghasil emas terjadi karena proses alami.
Menurutnya, logam berat adalah komponen yang tidak mudah terdegradasi.
Tak ayal, logam berat pun mampu bertahan di dalam tanah hingga mencapai ratusan tahun.
Sementara itu, tumbuhan memiliki mekanisme fisiologis yang membuatnya sanggup menyerap logam berat, bahkan beberapa jenis tanam nmampu menyerapnya dalam jumlah besar.
Tanaman-tanaman ini disebut hiperakumulator yang juga bersifat fitoremediasi, yakni memiliki kapabilitas sebagai bahan pembersih lingkungan.
“Selain dapat digunakan sebagai firomediasi, tanaman ini juga dapat digunakan untuk menambang logam-logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel, perak, emas, platina, dan talium atau kegiatan yang dikenal dengan fitomining,” ujar Hamim, mengutip dari CNBC Indonesia.
Jenis Tanaman Penghasil Emas Berdasarkan Penelitian
Dilansir dari CNBC Indonesia lebih lanjut, tanaman penghasil emas atau hiperakumulator dapat ditemukan di daerah dengan kandungan logam tinggi seperti tanah serpentin dan ultrabasa.
Jika dilihat secara geografis, Indonesia termasuk dalam kategori kawasan yang memiliki dataran ultrabasa terbesar di dunia meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Kendati demikian, potensi tumbuhan hiperakumulator di berbagai daerah tersebut memang belum tergarap secara optimal.
Sebagai contoh, hasil eksplorasi tanaman sekitar tailing dam (lokasi limbah sisa pemisahan bijih logam mulia dengan material non-ekonomi) tambang emas PT Antam UBPE Pongkor.
Tanaman-tanaman di sana diketahui mampu mengakumulasi emas tetapi dalam kadar rendah.
“Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di sekitar tailing memiliki kemampuan akumulasi emas tertinggi, tetapi karena bio massanya rendah, potensi fitomining-nya rendah. Tanaman lembang (Typha angustifolia) juga cukup tinggi mengakumulasi logam emas (Au). Typha dapat menghasilkan 5-7 gram emas per hektar. Hal ini tentu memerlukan pendalaman lebih lanjut,” ujar Hamim, masih mengutip dari CNBC Indonesia.
Lebih lanjut, selain tanaman hiperakumulator yang hidup di wilayah ultramafic, beberapa jenis tumbuhan penghasil minyak non-pangan (non-edible oil) seperti jarak pagar (Jatropha curcas), jarak kastor (Ricinus communis), mindi (Melia azedarach), kemiri sunan (Reutealis trisperma), serta tanaman aromatic (penghasil minyak atsiri) seperti Vetiver (Vetiveria zizanioides) turut berpotensi besar digunakan sebagai agen fitoremediasi atau fitomining.
***
Itulah tadi informasi terkait tanaman penghasil emas.
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Tak lupa, kunjungi www.99.co.id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang!