Banyak orang lebih memilih untuk menabung uang di deposito atau tabungan berjangka. Hal ini karena program tabungan berjangka mampu memberikan keuntungan yang lebih besar. Jika Anda tertarik membuka deposito, yuk pahami terlebih dahulu seluk beluknya!
Tabungan berjangka merupakan alternatif simpanan yang idela.
Selain bunga yang ditawarkan lebih tinggi, tabungan ini bisa menjadi investasi dengan keuntungan yang relatif stabil dibanding produk lainnya.
Misalnya seperti saham, emas, dan obligasi pemerintah.
Buat kamu yang mau beli rumah, bisa nih mulai menabung dengan cara deposito.
Sebelum menabung, pelajari dulu lengkapnya di bawah ini, ya!
Apa Itu Deposito?
Deposito adalah produk simpanan sejenis investasi sederhana dari bank yang menjanjikan suku bunga tetap dengan jangka waktu tertentu.
Sebagai ganti dari tingkat bunga yang tinggi, dalam jangka waktu yang ditentukan pemilik deposito sepakat untuk tidak menarik atau mengakses uangnya.
Jika pemilik mengakses dana sebelum jangka waktu berakhir, maka ia akan dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku.
Jangka waktu yang ditawarkan oleh bank bervariasi, dari mulai 1, 3, 5, 12, hingga 24 bulan.
Bunga tabungan akan dibayarkan pada akhir periode investasi, sehingga untuk menghitung suku bunga yang Anda terima pun lebih mudah.
Tak hanya simpanan dalam bentuk Rupiah, Anda juga bisa menyimpannya dalam valuta asing.
Program ini lebih dikenal dengan nama deposito valas.
Keuntungan Deposito
Ada beragam alasan yang membuat seseorang memilih untuk membuka tabungan berjangka.
Alasan-alasan ini berbeda, tergantung pada kebutuhan dan prioritas mereka.
Namun secara umum, berikut beberapa keuntungan yang diincar nasabah dari program ini:
- Bunga tetap dan lebih besar
- Bebas administrasi bulanan
- Aman, karena terlindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan
- Bisa dijadikan jaminan kredit ke bank yang bersangkutan
- Syarat membukanya mudah, hanya dibutuhkan rekening bank, KTP, dan meterai
Baca Juga:
Seluk Beluk Mobile Banking, Solusi Perbankan Masa Kini | Dilengkapi Daftar Aplikasi
Bagaimana Cara Kerja Deposito?
1. Suku Bunga Deposito
Setelah mengetahui apa itu deposito, selanjutnya Anda harus tahu cara kerjanya.
Dalam investasi ini, salah satu karakteristik yang paling lazim adalah: uang tidak bisa ditarik selama jangka waktu tertentu.
Ketika berinvestasi, Anda biasanya memiliki pilihan tenor atau jangka waktu.
Tiap jangka waktu disertai suku bunga yang berbeda dan telah ditentukan.
Semakin lama jangka waktu tenor, maka akan semakin besar suku bunga yang diberikan.
Misalnya saja contoh adalah bunga deposito Bank Rakyat Indonesia (BRI) di bawah ini.
Bank biasanya mencantumkan suku bunga deposito mereka dalam tabel yang mirip tabel berikut:
Tenor | Suku Bunga per Tahun |
1 bulan | 5,6% |
3 bulan | 5,9% |
6 bulan | 5,9% |
12 bulan | 5,9% |
Angka di atas bisa saja berbeda di tiap bank, tergantung kebijakan yang mereka miliki.
Namun sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia untuk memangkas bunga, angka paling besar untuk bunga deposito adalah 6,9% yang berasal dari bank ICBC.
2. Cara Menghitung Besar Bunga yang Didapat
Ada dua cara yang digunakan untuk menghitung besarnya bunga yang didapatkan sesuai dengan jumlah uang yang Anda simpan.
Jika simpanan Anda kurang dari Rp7,5 juta, maka perhitungan bunga per bulan adalah:
Jumlah uang simpanan x bunga per tahun x tenor : 12.
Sedangkan, jika simpanan Anda lebih dari atau sama dengan Rp7,5 juta, maka perhitungan bunga per bulan adalah:
Jumlah uang simpanan x bunga per tahun x 80% x tenor : 12.
Angka 80% pada perhitungan deposito di atas Rp7,5 juta merupakan bunga tahunan setelah dipotong pajak 20%.
Misalnya Anda mengambil deposito 3 bulan dengan bunga 5,9% dan uang yang disetorkan Rp10 juta, maka rumus menghitung bunganya adalah:
Bunga: (Rp10 juta x 4,7% x 3) /12 = Rp150 ribu.
3. Frekuensi Pembayaran Bunga Deposito
Lazimnya, bunga dibayarkan pada saat jatuh tempo atau akhir jangka waktu yang disepakati.
Namun hal itu hanya berlaku untuk deposito berjangka pendek.
Pada investasi jangka panjang, ada beberapa pilihan pembayaran bunga:
- Pembayaran tahunan, di mana bunga dibayarkan tiap akhir tahun
- Pembayaran per semester, di mana bunga dibayarkan tiap 6 bulan
- Pembayaran per kuartal, di mana bunga dibayarkan tiap 4 bulan
- Pembayaran bulanan, di mana bunga dibayarkan tiap akhir bulan
- Pembayaran dwi mingguan, di mana bunga dibayarkan tiap 2 minggu
- Pembayaran mingguan, di mana bunga dibayarkan tiap akhir minggu
- Pembayaran jatuh tempo, di mana bunga dibayarkan saat deposit jatuh tempo
Perbedaan Deposito Konvensional dan Syariah
Selain tabungan berjangka konvensional, ada pula tabungan berjangka syariah.
Program ini merupakan produk dari bank syariah yang ada di Indonesia.
Hanya saja, penerapan akad dalam perbankan syariah menjadi pembeda di antara keduanya.
Berikut beberapa perbedaan dasar dari tabungan berjangka konvensional dan syariah:
1. Sistem yang Digunakan
Sebagaimana namanya, tabungan berjangka syariah sudah pasti dijalankan dengan menggunakan sistem syariah.
Akad yang digunakan di dalamnya tak hanya mengikuti aturan dan undang-undang, tapi juga disesuaikan dengan fatwa yang ditetapkan dewan syariah.
Lain halnya dengan tabungan berjangka konvensional yang menerapkan sistem perbankan modern.
Baca Juga:
2. Imbal Hasil dan Risiko
Keuntungan atas investasi yang dilakukan di bank syariah, bentuknya adalah sistem bagi hasil.
Hal inilah yang patut dipahami dengan baik sejak awal, mengingat pendapatan ini akan selalu disesuaikan dengan kinerja investasi di pasar.
Jika investasi bekerja dengan baik, imbal hasil yang didapatkan juga akan lebih maksimal.
Sebaliknya, saat kinerja investasi sedang memburuk, imbal hasil atas investasi syariah juga akan berkurang (kecil).
Berbeda dengan bank syariah, bank konvensional menawarkan produk tabungan berjangka sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya dan itu bersifat tetap.
Kinerja investasi tidak akan memengaruhi imbal hasil yang diterima nasabah.
3. Sistem Pengelolaan Dana
Baik deposito konvensional maupun deposito syariah, akan sama-sama dikelola dalam bentuk investasi oleh pihak bank selaku pengelola dana.
Bedanya, pemilihan instrumen dan jenis investasi yang dilakukan bank syariah harus memenuhi hukum syariah.
Misalnya saja, bank syariah tidak akan melakukan investasi pada perusahaan yang menjual minuman beralkohol.
Sementara bank konvensional mungkin akan melakukannya jika memang menguntungkan dan tidak melanggar hukum.
4. Biaya Penalti
Pada bank syariah, nasabah yang melakukan penarikan dana lebih awal hanya akan dikenakan sejumlah biaya administrasi yang nilainya telah disepakati sejak awal.
Sementara di bank konvensional, hampir semua bank menerapkan sejumlah persentase biaya penalti kepada nasabahnya, mulai dari 0,5% hingga 2%.
Tak hanya itu, penarikan lebih awal ini bisa dibarengi dengan pengurangan jumlah bunga hasil investasi atau bahkan penghapusan bunga sekaligus.
Produk Tabungan Berjangka Terbaik di Indonesia
Jika tertarik membuka tabungan berjangka, ada beberapa bank yang menawarkan produk terbaik di Indonesia.
Tak hanya dari segi suku bunga, kelima bank tersebut tidak membebankan biaya administrasi ataupun penutupan rekening pada nasabah.
Selain itu, Anda tak hanya bisa membuka tabungan berjangka dalam mata uang Rupiah, tapi juga valuta asing.
Agar lebih mudah menentukan pilihan, berikut daftar bank tersebut beserta suku bunga yang ditawarkan dengan minimal dana Rp10 juta:
Bank | 1 Bulan | 3 Bulan | 6 Bulan | 12 Bulan |
Bank ICBC | 6,4% | 6,8% | 5,8% | 6,9% |
Bank Bukopin | 6% | 6,1% | 6,3% | 5,5% |
Bank CIMB Niaga | 6,2% | 6,7% | 6,1% | 6,1% |
Panin Bank | 3,3% | 5,6% | 5,8% | 5,9% |
Bank BNI | 5,1% | 5,8% | 5,5% | 5,3% |
***
Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.
Jangan lupa kunjungi situs Berita Properti 99 Indonesia untuk melihat artikel menarik lainnya.
Temukan hunian impianmu di 99.co/id!