Bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga populer yang masuk ke dalam Olimpiade. Namun, sudahkah kamu tahu bagaimana sejarah bulu tangkis?
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang disegani di dunia Internasional sebab sering meraih juara.
Bahkan Indonesia pun sering bersaing ketat dengan negara-negara besar seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea dalam merebut juara Internasional.
Tak heran jika di Tanah Air, olahraga ini sangat digemari berbagai kalangan dan melahirkan banyak pemain bulu tangkis Indonesia berprestasi.
Ingin tahu bagaimana perkembangan sejarah bulu tangkis di dunia dan di Indonesia? Simak penjelasan berikut ini, yuk!
Sejarah Bulu Tangkis di Dunia
Akar sejarah bulu tangkis di dunia dapat dilacak dari peradaban Mesir sekitar 2.000 tahun lalu, namun juga bisa ditelusuri pada kebudayaan India dan Tiongkok.
Di Tiongkok, ada permainan yang disebut dengan nama jianzi, yakni permainan yang menggunakan kok tanpa raket.
Tak menggunakan bantuan alat atau bahkan tangan, kok tersebut dimainkan menggunakan kaki.
Tujuannya sangatlah sederhana, yakni menjaga kok agar tidak menyentuh tanah dan tidak boleh menggunakan tangan.
Setelah itu, di Inggris zaman pertengahan pun permainan serupa mulai berkembang di kalangan anak-anak; permainan tersebut diberi nama battledores atau shuttlecock.
Pada zaman itu, permainan tersebut dimainkan dengan alat bantu berupa dayung atau tongkat dan para pemain bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap berada di udara.
Dari sejarahnya sendiri, sejarah bulu tangkis berasal dari negara India pada abad ke-19 dan dikenal dengan nama poona.
Lalu para tentara Kerajaan Inggris yang menjajah India membawa permainan tersebut ke Inggris pada sekitar tahun 1850an.
Nama badminton berasal dari sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penjual mainan Inggris, yang berjudul “Badminton Battledore – a new game”.
Penyebutan tersebut didapat setelah permainan tersebut digelar di Badminton House milik Duke de Beaufort di Gloucestershire, Inggris.
Sejak saat itu, permainan olahraga badminton mendapatkan popularitas yang besar dan mengalami perkembangan yang pesat.
Pada tanggal 5 Juli 1934, didirikan International Badminton Federation (IBF) yang kemudian melebur dengan Badminton World Federation (BWF).
Sejarah Singkat Bulu Tangkis di Indonesia
Sejarah bulu tangkis di Indonesia sendiri berawal sejak tahun 1930an, dibawa pada masa penjajahan Belanda.
Sebelumnya, Inggris telah memperkenalkan terlebih dahulu olahraga tersebut di beberapa negara jajahannya, yakni Malaysia dan Singapura.
Pada tahun 1933, berdirilah organisasi bulu tangkis pertama Indonesia di Jakarta yang diberi nama Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League.
Keduanya pun bergabung dan membentuk organisasi bulu tangkis di Indonesia.
Pada tahun 1934, sejumlah kejuaraan bulu tangkis mulai diselenggarakan di Pulau Jawa, sebagian besar berpusat di Kota Bandung.
Olahraga bulu tangkis kemudian berkembang pesat di Indonesia, hingga akhirnya Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dirikan pada tanggal 5 Mei 1953 di Bandung.
Setelah PBSI terbentuk, kemudian diadakan kongres untuk membahas aturan dan arah bulu tangkis Indonesia.
Olahraga bulu tangkis Indonesia pun terus berkembang pesat hingga sering menjuarai berbagai kompetisi internasional.
Sejarah Prestasi Bulu Tangkis Indonesia
1. Prestasi Bulu Tangkis Indonesia di Ajang All England
- Rudy Hartono – 8 gelar (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, 1976)
- Tjun Tjun/Johan Wahjudi – 6 gelar (1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980)
- Susi Susanti – 4 gelar (1990, 1991, 1993, 1994)
- Liem Swie King – 3 gelar (1978, 1979, 1981)
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir – 3 gelar (2012, 2013, 2014)
2. Prestasi Bulu Tangkis Indonesia di Ajang SEA Games
- SEA Games 1977 Kuala Lumpur: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1979 Jakarta: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1981 Manila: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1983 Singapura: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1985 Bangkok: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1987 Jakarta: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1989 Kuala Lumpur: sektor individu 5 emas; beregu 1 emas (putri);
- SEA Games 1991 Manila: sektor individu 5 emas; beregu 1 emas (putri);
- SEA Games 1993 Singapura: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1995 Chiang Mai: sektor individu 4 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1997 Jakarta: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 1999 Bandar Seri Begawan: sektor individu 3 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 2001 Kuala Lumpur: sektor individu 3 emas; beregu 1 emas (putri);
- SEA Games 2003 Hanoi & Ho Chi Minh City: sektor individu 2 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2005 Manila: sektor individu 4 emas; beregu 0 emas;
- SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima: sektor individu 5 emas; beregu 2 emas;
- SEA Games 2009 Vientiane: sektor individu 3 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2011 Palembang & Jakarta: sektor individu 4 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2013 Naypyidaw: sektor individu 3 emas; beregu (tidak dipertandingkan);
- SEA Games 2015 Singapura: sektor individu 2 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2017 Kuala Lumpur: sektor individu 1 emas; beregu 1 emas (putra);
- SEA Games 2019 Manila: 3 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.
3. Prestasi Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade
- Olimpiade Barcelona 1992
Emas: Susy Susanti (Tunggal Putri), Alan Budikusuma (Tunggal Putra)
Perak: Ardy Wiranata (Tunggal Putra), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (Ganda Putra)
Perunggu: Hermawan Susanto (Tunggal Putra)
- Olimpiade Atlanta 1996
Emas: Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Ganda Putra)
Perak: Mia Audina (Tunggal Putri)
Perunggu: Antonius Ariantho/Denny Kantono (Ganda Putra), Susy Susanti (Tunggal Putri)
- Olimpiade Sydney 2000
Emas: Candra Wijaya/Tony Gunawan (Ganda Putra)
Perak: Tri Kusharjanto/Minarti Timur (Ganda Campuran), Hendrawan (Tunggal Putra)
Perunggu: –
- Olimpiade Athena 2004
Emas: Taufik Hidayat (Tunggal Putra)
Perak: –
Perunggu: Eng Hian/Flandy Limpele (Ganda Putra), Sony Dwi Kuncoro (Tunggal Putra)
- Olimpiade Beijing 2008
Emas: Markis Kido/Hendra Setiawan (Ganda Putra)
Perak: Liliyana Natsir/Nova Widianto (Ganda Campuran)
Perunggu: Maria Kristin Yulianti (Tunggal Putri)
- Olimpiade London 2012
Emas: –
Perak: –
Perunggu: –
- Olimpíada Rio de Janeiro 2016
Emas: Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (Ganda Campuran)
Perak: –
Perunggu: –
- Olimpiade Tokyo 2020
Emas: Greysia Polii/Apriani Rahayu (Ganda Putri)
Perak: –
Perunggu: Anthony Sinisuka Ginting (Tunggal Putra)
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Cianjur Kota?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!