Berita Ragam

Sejarah Sandi Morse, Penemu, hingga Cara Menghafalkannya. Lengkap!

2 menit

Ketahui serba-serbi sandi morse pada artikel ini, yuk! Pasalnya, kali ini 99.co telah menghadirkan informasi mengenai sejarah hingga cara menghapalnya dengan cepat!

Sandi morse kerap dipakai sebagai alat komunikasi oleh kelompok pramuka hingga masyarakat umum lainnya untuk bertahan hidup di alam bebas.

Pada awal kemunculannya, cara komunikasi ini digunakan untuk mengirim pesan antara dua tempat yang tidak saling berdekatan.

Pengertian Sandi Morse

kode morse

Sandi morse atau kode morse dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti kode berupa titik dan garis sebagai pengganti huruf, angka, dan tanda baca yang digunakan pada pengiriman dan penerimaan berita telekomunikasi.

Maka dari itu, ia bisa dikatakan sebagai salah satu media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.

Dalam sandi morse, biasanya akan tersusun dari simbol titik (.) dan simbol garis (-).

Kedua simbol tersebut akan memiliki pola tertentu agar dapat melakukan komunikasi.

Pada simbol  titik, bunyi yang dihasilkan merupakan bunyi pendek, sedangkan pada simbol garis, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi panjang.

Sejarah Sandi Morse

Tahun 1800-an hingga 1900-an merupakan waktu ketika kode morse muncul dan dikaitkan dengan awal mula telegraf digunakan sebagai alat komunikasi.

Kode morse sendiri terdiri atas huruf hingga angka yang bisa dikirimkan dengan cara mengetuknya melalui simbol garis dan titik.

Perlu dipahami, simbol garis menandakan bahwa sinyalnya panjang dan simbol titik menandakan bahwa sinyalnya pendek.

Ketika itu, kode-kode morse lebih dikenal dengan istilah telegram.

Dari situlah kode-kode morse lebih sering digunakan untuk menunjang mesin telegraf agar pesan yang dikirim sampai dengan baik.

Dengan penggunaan mesin telegraf yang semakin sering digunakan, bahkan sudah menjadi kebutuhan pada masa itu, maka kode-kode morse semakin dikenal oleh banyak orang.

Siapa Penemu Kode Morse?

Kemudian, siapa penemu kode morse, ya?

Pertama kali kandi morse ditemukan sekaligus dikembangkan oleh seorang seniman yang bernama Samuel Finley Breese Morse atau akrab disapa Samuel Morse.

Pria yang lahir pada 27 april 1791 di Charlestown, Massachusetts ini merupakan seseorang yang tertarik pada bidang kesenian terutama seni gambar.



Kemudian, pada tahun yang sama (1837), Samuel Morse bersama kedua temannya, mulai mematenkan telegraf terbarunya.

Ketika mengajukan hak paten, beliau menjelaskan bahwa telegraf buatannya ini terdapat garis dan titik.

Garis dan titik tersebut berfungsi untuk mewakili angka-angka dan huruf-huruf, sehingga bisa menghasilkan kata-kata yang dapat dibaca.

Simbol dan garis itulah yang saat ini dikenal dengan sandi morse atau kode morse.

Cara Menghafalkan Sandi Morse

pramuka

1. Metode Koch

Metode koch merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk menghafal sandi morse dengan sebuah sistem gradual.

Saat menggunakan metode ini, kita cenderung memulainya dengan dua huruf yang dapat diulang.

Kemudian, jarak interval yang ada pada metode ini menggunakan huruf E dan T.

2. Metode Substitusi

Cara yang kedua adalah dengan menggunakan metode substitusi, yaitu metode mengafal yang kerap dilakukan ketika berkegiatan Pramuka.

Huruf yang dipakai pada metode ini adalah huruf “O”.
Huruf “O” dipakai sebagai simbol garis (-) dan huruf vokal A, I, U, E, O digunakan sebagai simbol titik (.).

3. Metode Pengelompokan

Cara terakhir adalah dengan menggunakan metode pengelompokan.

Metode pengelompokan sendiri merupakan metode menghapal sandi morse dengan cara mengelompokkan setiap huruf alfabet.

***

Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu, ya.

Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari perumahan masa kini di Kota Bandung?

Bisa jadi, Kota Baru Parahyangan adalah pilihan terbaik.

Selain itu, kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com untuk temukan beragam pilihan perumahan, karena kami selalu  #AdaBuatKamu!



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts