Berita Berita Properti

Potret Rumah Pengasingan Cut Nyak Dien di Sumedang, Masih Terawat!

2 menit

Siapa yang tak kenal dengan salah satu pahlawan Indonesia asal Aceh itu? Cut Nyak Dien ternyata pernah diasingkan oleh Belanda ke sebuah rumah di kota Sumedang. Rumah ini masih kokoh berdiri dan terawat.

Perempuan pemberani dan inspiratif itu bernama Cut Nyak Dien.

Dia adalah sosok perempuan pahlawan Indonesia yang mampu menyurutkan perlawanan dari pasukan Belanda pada masa itu.

Semasa hidup, ia dan suami, Teuku Umar, tak pernah berpangku tangan melihat warganya di Aceh ditindas oleh Belanda.

Cut Nyak Dien menolak jadi budak dan memimpin pasukan gerilya bersama sang suami.

Sayangnya, Teuku Umar harus gugur lebih dahulu, begitu pun suami pertamanya Teuku Cek Ibrahim Lamnga.

Mereka meninggal karena ulah pasukan Belanda pada masa peperangan itu.

Seiring berjalannya waktu, Cut Nyak Dhien makin menua dan tak lagi prima.

Sebenarnya ia mempunya rumah di Aceh sejak tahun 1964 yang sekarang menjadi museum oleh pemerintahan setempat.

Cut Nyak Dien Diasingkan di Rumah Sumedang

Karena, kesehatannya yang tidak bisa berperang lagi keberadaan Cut Nyak Dhien dilaporkan oleh orang kepercayaannya, Pang Laot kepada Belanda.

Pang Laot menyerahkan Cut Nyak Dien pada Belanda karena ia merasa tak tega.

Ia meminta kepada Belanda untuk memberikan perawatan yang baik bagi wanita keturunan Sultan Aceh itu.

Di usianya yang mencapai 58 tahun, Cut Nyak Dien diasingkan oleh Belanda ke Sumedang agar tidak bisa berkomunikasi dengan pejuang Aceh lainnya.

Ia pun dibawa ke sebuah rumah milik salah satu tokoh di kota Sumedang pada masa itu, KH Ilyas.

Hingga kini rumah pengasingannya itu masih terawat, berdiri kokoh, rapi, dan menyimpan banyak kenangan.

Berikut beberapa potret dari rumah pengasingan Cut Nyak Dhien di Sumedang.

Baca Juga:

Ngeri! Ini Dia 7 Potret Rumah Wendy Cagur yang Dikabarkan Berhantu

Potret Rumah Pengasingan Cut Nyak Dien di Sumedang

Masih Menggunakan Dinding Bambu

rumah cut nyak dien

Sumber: travel.detik.com

Bekas rumah tinggal Cut Nyak Dhien memang tak orisinal lagi.

Sebab, bangunan rumah bersejarah ini sudah pernah roboh dan rata dengan tanah akibat gempa di Tasikmalaya pada 2009 silam.

Ia tinggal di rumah ini pada tahun 1906 dan menempatinya hingga meninggal dunia pada 6 November 1908.



Beliau meningeal di usianya yang ke-60 tahun.

Rumah pengasingan ini masih didominasi kayu dan anyaman berwarna cokelat tua.

Melansir dari detik.com, di dalamnya kamu bisa menemukan tujuh buah ruangan.

Diantaranya, ada empat buah kamar tidur, satu ruang pengajian, satu ruang tamu, dan satu ruang keluarga.

Semasa sisa hidupnya, diketahui bahwa Cut Nyak Dhien di sana menjadi seorang pendakwah.

Ia dikenal sebagai ustazah, karena kemahirannya mengajar ngaji dan menghapal Al-Qur’an.

Dindingnya Dipenuhi Memorial Sepanjang Hidup Cut Nyak Dien

memorial cut nyak dhien

Sumber: travel.detik.com

Ada sejumlah foto Cut Nyak Dhien yang tampak dengan sengaja di pajang pada salah satu dinding bambu rumah itu.

Rumah pengasingannya ini berada di Kampung Kaum, Kelurahan Regol Wetan.

Jaraknya tidak jauh dari Masjid Agung Sumedang.

Dijadikan Cagar Budaya

rumah pengasingan cut nyak dien di sumedang

Sumber: travel.detik.com

Di halaman depan, terpampang plang bertuliskan “Bekas Rumah Tinggal Cut Nyak Dien Sumedang.”

Setelah meninggal, rumah ini menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, dan Banten.

Baca Juga:

Jauh Dari Kesan Mewah, Ini Dia Potret Apartemen Sederhana Cut Tari di Sydney

Semoga artikel di atas bisa bermanfaat untukmu, ya.

Kunjungi Berita Properti 99.co Indonesia untuk membaca informasi seputar properti lainnya.

Kamu sedang mencari rumah dengan harga jual murah? Temukan di www.99.co/id.



Follow Me:

Related Posts