Berita Ragam

Ritual Ekstrem Suku Kanibal Fore di Papua Nugini, Adakan Pesta Makan Otak hingga Daging Manusia!

2 menit

Ada beragam suku di dunia yang memiliki ritual ekstrem dan mengerikan. Salah satunya suku kanibal Fore, suku terakhir di Papua Nugini yang memakan otak manusia.

Ritual dan tradisi setiap suku tentu memiliki keunikannya sendiri.

Ada yang menakjubkan, namun banyak pula yang mengerikan.

Seperti tradisi suku Fore yang dikenal pula sebagai suku kanibal, misalnya.

Tradisi mereka dipandang seram karena melibatkan kebiasaan kanibalisme.

Wah, seperti apa kisahnya, ya?

Ritual Pesta Mayat Suku Kanibal Fore

suku fore memakan otak manusia

Sumber: Tribun Pontianak

Pernahkan kamu membayangkan seperti apa rasanya memakan daging manusia?

Terutama daging milik keluarga dan kerabat terdekat?

Umumnya, jika membayangkan ini, kamu akan merasa jijik dan takut bukan.

Namun, lain halnya dengan suku Fore yang hidup di Papua Nugini.

Menurut keyakinan mereka, memakan daging keluarga dan kerabat merupakan bentuk tanda hormat kepada yang bersangkutan.

Hal inilah yang membuat suku Fore memiliki tradisi pesta mayat, di mana mereka akan memakan daging dan otak sanak keluarga yang meninggal.

Untuk anggota pria, akan mendapat bagian dagingnya.

Sementara wanita dan anak-anak, akan diberi bagian otaknya.

Bagi mereka yang ditinggalkan, ini adalah cara menunjukkan rasa hormat dan cinta.

Baca Juga:

Kisah Suku Dayak Punan Primitif di Masa Lalu. Konon Orang Sakti Mandraguna & Terbiasa Santap Daging Manusia

Efek Makan Otak Manusia untuk Tubuh

Ritual suku Fore ini ternyata bagai pisau bermata dua.

Ada manfaat sekaligus resiko penyakit mematikan jika terus menerus dilakukan.

Manfaatnya adalah, suku Fore cenderung kebal terhadap berbagai penyakit yang umum menyerang manusia.

Resikonya, tradisi ini bisa mendatangkan petaka berupa kematian.



Hal ini karena di dalam jaringan otak terdapat molekul mematikan yang bisa membunuh manusia.

Kandungannya juga membuat suku Fore rentan terhadap penyakit mematikan yang dikenal sebagai penyakit kuru.

Ini disebabkan oleh protein abnormal bernama Prion, yang akan menyerang sistem saraf dan berkembang seiring waktu.

Penyakit satu ini tergolong langka, sebab penyebab utamanya adalan konsumsi otak manusia.

Prion yang ada dalam otak akan merusak jaringan sehat jika masuk ke dalam tubuh.

Sehingga penderita kehilangan kendali tubuh, kemampuan bicara, demensia, dan pada akhirnya mati.

Ada lebih dari 200 orang yang meninggal akibat penyakit ini di tahun 1957, hingga akhirnya ritual makan otak dilarang di Papua Nugini.

Temuan Baru Terkait Kebiasaan Suku Kanibal Makan Otak

wilayah suku fore

Puluhan tahun setelah tradisi itu dilarang, para peneliti menemukan hal yang mengejutkan.

Ternyata, mereka yang selamat dari penyakit kuru memiliki gen mutasi yang dikenal sebagai V127.

Gen ini diyakini sebagai pelindung dari penyakit kuru dan penyakit prion lainnya.

Hal ini dibuktikan melalui penelitian pada tikus, dimana peneliti merekayasa genetiknya hingga memiliki gen mutasi V127.

Kemudian peneliti menyuntikkan prion menular ke dalam tubuh tikus.

Hasilnya, tikus dengan gen V127 resisten terhadap kuru, ia tampak sehat meski telah disuntik prion.

Baca Juga:

Kisah Suku Ainu yang Tak Diakui Negara Jepang. Kini Desanya Jadi Tempat Wisata Cantik!

Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99!

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di situs Berita Properti 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah di Malang dan sekitarnya?

Temukan beragam pilihan menarik di 99.co/id.



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts