Berita Ragam

Inilah 3 Resesi Indonesia sejak Merdeka. Menuju Ekonomi Gelap, Bagaimana dengan Tahun 2023?

2 menit

Setelah meraih kemerdekaan, Indonesia tercatat pernah mengalami beberapa resesi. Manakah resesi Indonesia yang paling buruk?

Resesi adalah situasi di mana kondisi ekonomi suatu negara tengah memburuk yang penyebabnya bisa karena banyak hal.

Indonesia pun tercatat beberapa kali mengalami resesi dari era pemerintahan yang berbeda-beda, mulai dari Soekarno, Soeharto, hingga Joko Widodo.

Belakangan ini, Presiden Joko Widodo beberapa kali menyinggung tentang kondisi ekonomi global tahun 2023 yang lebih “gelap”.

Kondisi ekonomi yang gelap ini disebut-sebut akan menyebabkan resesi global.

Lantas, apakah Indonesia akan kembali mengalami resesi?

Melansir dari cnnindonesia.com, berikut ini resesi yang pernah terjadi di Indonesia dan penyebabnya.

Resesi Indonesia sejak Merdeka

resesi indonesia setelah merdeka

sumber: worldbank.org

1. Resesi 1963

Di masa pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya pada tahun 1963, Indonesia pernah mengalami resesi ekonomi.

Resesi 1963 kala itu dipicu oleh hiperinflasi yang dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang dikucilkan dari dunia internasional.

Pada saat itu, Indonesia melakukan sikap konfrontatif, salah satunya keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Inflasi pun tidak terelakkan, melambung hingga 199 persen dan kondisi ekonomi amblas.

Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tercatat terkontraksi 2,24 persen, pengeluaran rumah tangga terkontraksi 3,95 persen, ekspor-impor terkontraksi 26,58 persen, dan investasi terkontraksi 23,69 persen.

Kondisi perekonomian Indonesia baru membaik pada tahun 1965, kemudian melonjak pada 1970-an dan 1980-an. 

2. Resesi 1998

Pada periode 1990-an awal, kondisi ekonomi Indonesia sebenarnya tengah mengalami pertumbuhan yang tinggi di kisaran 6 persen.



Di samping itu, tingkat inflasinya pun hanya berada di angka 5,1 persen saja.

Namun setelah mengalami pertumbuhan tinggi, Indonesia mengalami resesi hebat di tahun 1998.

Di akhir kepemimpinan Presiden Soeharto, ekonomi terkontraksi hingga 13,13 persen, sedangkan inflasi melambung tinggi hingga 77,63 persen.

Resesi tahun 1998 dipicu oleh Krisis Keuangan Asia yang dimulai dari Thailand karena meninggalkan kebijakan nilai tukar tetapnya terhadap dolar AS pada Juli 1997.

Akibat resesi hebat ini, nilai tukar rupiah amblas dari Rp2.500 menjadi Rp16.900 per dolar AS.

3. Resesi 2020/2021

Di tahun 2020/2021, Tanah Air kembali mengalami resesi setelah PDB nasional terkontraksi selama empat kuartal, tepatnya dari kuartal II-2020 sampai kuartal I-2021.

Namun resesi kali ini disebabkan oleh faktor yang berbeda, yakni karena krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19.

Dalam rangka menekan penyebaran Covid-19, negara-negara di dunia berbondong-bondong menerapkan pembatasan mobilitas dengan menutup perbatasan.

Hal ini pun mengakibatkan lalu lintas barang dan manusia menurun drastis secara global.

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Simak informasi menarik lainnya di Google News Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya GreenView Srigunting Residence!



Alya Zulfikar

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Follow Me:

Related Posts