Puisi tentang pahlawan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari khazanah sastra Indonesia sejak masa perjuangan kemerdekaan.
Dalam setiap jalinan kata dalam puisi tentang pahlawan, tersimpan semangat nasionalisme yang membara.
Puisi-puisi ini tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga menjadi alat untuk membangkitkan semangat juang dan cinta tanah air.
Berikut ini beberapa puisi tentang pahlawan yang bisa kamu bacakan di Hari Pahlawan!
Kumpulan Puisi Pahlawan Singkat
1. Wahai Pahlawan Sejati
Andai kau mengerti bangsa ini sekarang
Mungkin senyummu akan menjadi tangismu
Mungkin tawamu akan menjadi sedihmu
Wahai pahlawanku
Maafkan kami yang tak bisa memperbaiki
Negara yang merana ini
Tapi kami akan berjanji padamu
Merebut kembali kemerdekaan yang hakiki itu
Perjuangan dulu menjadi bangsa yang bermartabat
Yang sejahtera abadi selamanya
Di saat ini hingga nanti
2. Pengorbanan
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam
Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun, semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi
3. Maju Tak Gentar
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)
Membela yang mungkar.
Maju tak gentar
Hak orang diserang.
Maju tak gentar
Pasti kita menang!
4. Pahlawan yang Hilang
Berikut adalah puisi tentang pahlawan berjudul Pahlawan yang Hilang:
Di mana lagi kan kutemukan keberanianmu
Di mana lagi kan kutemukan pekik teriak semangatmu
Di mana lagi ku temukan sosok sepertimu
Wahai pahlawan
Beribu hari telah kulalui
Jutaan hari telah kuhitung dengan jemari
Namun, tak mampu jua kutemukan
Sosok pahlawan sejati
Kumeniti jalanan penuh onak dan duri
Menyusuri gurun pasir yang kering kerontang
Dimanakah kan kutemui lagi
Sosok sepertimu wahai pahlawanku
5. Jejak-Jejak Pejuang
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Semerbak harum dalam deretan syair pujangga
Bercerita indah akan kisah perjuangan
Sang pahlawan dalam membela bangsa
Meregang nyawa di medan peperangan
Raga berlubang tertembus peluru tajam
Meski tersungkur tergeletak di tanah
Kau tetap hidup dalam sanubari anak bangsa
Jejak-jejak para pahlawan bangsa
Menapak jelas menembus zaman
Kini kau pun mampu menyaksikan dari surga
Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela
6. Terimakasih
Berikut adalah puisi guruku pahlawanku yang berjudul Terimakasih:
Kau membimbing
Kau mengajar
Kau mendidik
Guru,
Itu sebutanmu
Tak pernah bosa
Tak pernah lelah
Mengajar dan membimbing
Guru,
Tanpamu kita lebur
Tanpamu kita buruk
Tanpamu kita gelap
Guru,
Terimakasih
Atas semua yang kau beri
7. Guru
Berikut adalah puisi guruku pahlawanku yang berjudul Guru:
Kau bimbing kami setiap hari
Setiap waktu kau ada
Mulia sekali hatimu
Bagai orang tua yang kedua
Setiap hari
Kau berikan ilmu pada kami
Sebagai bekal perjalananku
Karena kau adalah pahlawan bangsa
8. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Kau adalah guruku
Yang mendidik
Yang memberiku ilmu
Dengan hati tulus
Dengan senyum sabar
Nadamu memberiku dorongan
Tuk melangkag melawan waktu
Setitik keringatmu
Tanda dari sebuah perjuangan
Perjuangan yang begitu berat
Untuk kami semua
Terimakasih,
Juangmu sangatlah berarti
Tanpamu,
Aku bodoh
Doa selalu untukmu
Terimakasih selalu
9. Pengorbanan Seorang Pahlawan
Berikut adalah puisi hari pahlawan yang penuh haru yang berjudul Pengorbanan Seorang Pahlawan:
Wahai pahlawanku
Kan ku kenang selalu jasamu
Seluruh maka terbuka akan perjuanganmu
Kau bela kemerdekaan
Kau rela korbankan jiwa raga
Demi nusa dan bangsa
Jasamu kan abadi
Bersemayam di hati penerusmu
Berkat pengorbananmu
Rakyat dan bangsa kini semakin maju
Kokoh kuat bersatu
Melanjutkan cita-cita sucimu
Terima kasih pahlawan
Kau telah berkorban untuk Negaraku
Terima kasih pahlawan
10. Serdadu Tak Dikenal
Berikut adalah puisi hari pahlawan yang berjudul Serdadu Tak Dikenal:
Kau ambil seragam lusuh di bilik kamarmu
Kau kenakan dengan sangat rapi
Meski dirimu kini tak dikenal
Namun, semangat juangmu terasa hingga menembus batas zaman
Kau siapkan senapan dengan peluru tajam
Dengan gagah kau maju di barisan depan
Menjadi biduk dalam strategi perang
Tak jarang dirimu menjadi umpan kemenangan
Dengan gagah berani kau merangsek maju ke barisan depan
Hingga tak kau sadari sebuah peluru tajam menerjang
Meski kau tak dikenal
Perjuanganmu takkan kami lupakan
11. Dongeng Pahlawan
Karya: W. S. Rendra
Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kaum perempuan.
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.
Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba pula.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
karna pahlawan telah berkunjung di tiap hati.
12. Puisi Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.
13. Pedekik 1949
Karya: Darma Firdaus
Di depan itu, jalan setapak
Kau susuri demi negeri
Di semak-semak kau menyibak
Pulau ini harga mati
Lelah jadi ghirah
Debar jadi kobar
Demi tanah tumpah darah
Yang telah merdeka
Direnggut biadab Belanda
Mereka tak rela, tak sudi
Rakyat ditindas lagi
Dengan doa dan strategi
Grilya jadi cara
Jaga marwah negeri tercinta
Selat baru, pasiran, wonosari
Jejak-jejak kau tak hilang di bumi
Di Pedekik perang terjadi
Taruh nyawa sampai mati
14. Laskar Sabillah
Karya: Pejuang T.R.I
Jasamu abadi
Doa kami menyertai
Riwayatmu terpatri
Di tanah ini, di hati.
15. Pahlawanku
Karya: Fitriya Elisa
Demi negerimu kau korbankan waktumu
Demi bangsamu kau pertaruhkan nyawamu
Tanpamu negeri ini tiada makmur
Tanpamu negeri ini akan hancur
16. Puisi Pahlawan
Karya: N Ishla Nafisa
Pahlawan…
Manusia yang rela mengerahkan seluruh tenaga
Rela kehilangan harta dan keluarga
Rela kehilangan semua yang dimiliki
Bahkan rela kehilangan nyawa
Demi membela negri Indonesia
Pahlawan…
Berbekal senjata sederhana dan keyakinan
Mereka menyerang tanpa rasa bimbang
Walaupun satu persatu nyawa hulang
Namun tujuan suci tak akan membuat mereka gentar
Tujuan yang dapat merubah takdir negri kita
Pahlawan…
Jasa merkea tak akan di lupakan
Jasa mereka akan terus di kenang
Karena mereka seorang PAHLAWAN
17. Puisi Hari Pahlawan Singkat
“Tanah Tumpah Darahku”
Aku tak ingin melihat bangsaku
Kalah tersungkur oleh waktu
Aku tak ingin melihat bangsaku
Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran
Dengan tekad setinggi langit
Untuk tanah ini aku rela berkorban
Di saat percaya diriku menyusut
Di saat itulah semangatku semakin berkobar
Selama mentari masih menyinari dunia
Aku takkan berhenti sedetik pun
Menyelamatkan, melindungi, dan mempertahankan
Walaupun hingga aku menyatu dengan tanah negeriku
Bersatulah wahai penerus bangsa
Bulatkan tekadmu dan tegarlah bagai batu karang
Keraskan segala usahamu serta keraskan pula suaramu
Karena setiap usaha yang keras takkan mengkhianati
Harapanku akan selalu mengiringi
Untuk tanah negeri ini setiap hari
Aku tidak ingin lagi
Melihat ibu pertiwi tersiksa hati
18. “Untukmu Pahlawan Indonesiaku”
Demi negeri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negeri
Hari-harimu diwarnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dan tubuhmu
Namun tak dapat
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan kering pun di badan
Yang kini menghantarkan Indonesia
Ke dalam istana kemerdekaan
19. Puisi Tentang Pahlawan
“Pahlawan”
Kau genggam bambu runcing ti tangan kirimu
Keringatmu mencucur deras di tubuhmu
Di tengah teriknya sang mentari kau berperang demi negerimu
Luka di tubuh kau anggap hanya biasa
Di balik peperangan semangatmu selalu ada
Diiringi doa uang selalu menyertai perjuanganmu untuk meraih asa
Gemuru bom penjajah memekakkan telinga
Walau merintih kesakitan tetaplah kau berperang
Meski dinding penjajah terus menghalangimu
Tak kau rasa perasaan takut dan gentar dalam jiwa
Walaupun pertarungan ini amatlah berbahaya
Tetap saja kau berperang demi meraih kata mereka
Demi Indonesia, kau tarhukan nyawamu
Demi merdeka, kau berperang melawan penjajah
Terima kasih atas segala jasamu, Pahlawanku
20. “Ki Hajar Dewantara”
Kau telusuri
Kehidupan bangsa INdonesia
Kau cari celah kekalahan Indonesia
Ternyata satu…
Yang telah membuat Indonesia sengsara
Yatu kebodohan
Waktu yang terus berputar
dan berputar…
Kau berantas kebodohan
dengan berbekal
Sekarung ilmu, seperti keikhlasan
Keikhlasan yang selau ada di hatimu
Semangat mengkobar didirimu
Kau ajari anak didikmu
Agar terbebas dari kebodohan
Terhindar dari kesengsaraan
Kau tak pernah meminta imbalan
Kau tak pernah mengeluh
Meskipun tulang dan badanmu mulai rapuh
Tak pernah…
21. “Pangeran Diponegoro”
Meski kau berdarah ningrat,
namun kau hidup merakyat
Kau tak silau dengan kedudukan
Kau tak gentar dengan jabatan
Meski semua di depan matamu
Penindasan, eksploitasi rakyat, dan keserakahan
Dari itulah hatimu tergerak
Kau tak pernah rela tanah ini diambil paksa dan semena-mena
Kau yang tak rela melihat pribumi bodoh diinjak-injak
Diatur dan diperbudak
Semangat perjuangan berkobar di dadamu
Tak patah hanya dengan pengasingan
Tak takut hanya karena iming-iming penangkapan
Diponegoro kini telah tiada
Hanya gambar dan monumenmu yang mengingatkan negeri ini
Tentang kegigihanmu
Keberaniamu dan pernyataan sikapmu
Pada anak bangsa
Anak generasi Diponegoro
Perjuangan Diponegoro belum usai
Semangat Diponegoro harus berkobar gagah
segagah Diponegoro
22. “Sutan Syahrir”
Perawakanmu sungguh mungil
Panggilan akrabmu Bung Kecil
Padang Panjang Sumbar tanah kelahiranmu
Lima Maret sembilan belas nol sembilan
Syharir
Pejuang kemerdekaan sejak muda
Berpikiran tajam, kritis, dan cerdas
Kau peduli kerakyatan dan kemanusiaan
Sutan Syahrir
Kau pemuda pertama
Mendengar Jepang menyerah
Menyerah tanpa syarat pada Sekutu
Kau perdana menteri pertama Indonesia
Karena perjuangan tuk negeri tercintanya
Hadiah itu diberikannya
23. “Jenderal Sudirman”
Sosok yang membumi nan sederhana
Kau seorang jenderal panglima besar
Terhadap Indonesia berperan besar
Walau sakit tetap tetap kau pimpin perang
Sosok pemimpin yang taat agama
Tak pernah tinggalkan anak buahnya
Bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya
Menyusun strategi perang lawan Belanda
Seorang pemimpin yang moderan dan demokratis
Seorang guru yang adil, sabar, dan humoris
Kau juga seorang pemimpin yang nasionalis
Bertindak bijak serta rasionalis
Walau menderita sakit yang cukup parah
Kau tetap bergerilya melawan pasukan penjajah
Kau katakan bahwa yang sakit Sudirman
Tapi Panglima Besar tidak pernah sakit
Kaulah pahlawan sejati bagi Ibu Pertiwi
24. “Sultan Agung Hanyakrakusuma”
Ki Gede Pemanahan itu kakek buyutnya
Danang Sutawijaya lah kakeknya
Bergelar Panembahan Senopati
Pendiri kerajaan Mataram di Kotagede
Ayahandanya Raden Mas Jolang
Bergelar Penembahan Seda Krapyak
Penguasa kerajaan Mataram Islam
Namanya Raden Mas Rangsang
Dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma
Mataram sebagai kerajaan Islam agraris
Memajukan pertanian dan kebudayaan
Membuat kalender Jawa tuk perkuat kesatuan rakyat
Kitab Sastra Gendhing sebagai filsafat orang Jawa
Syahadatain sebagai tradisi agama dan budaya
Menyatukan seluruh Jawa tekadnya
Memperlus wilayah dalam kekuatan agama Islam
Dua kali serang Batavia
Mengusir VOC Belanda sedang berkuasa
Namun gagal tak bisa mengalahkan mereka
Karena kalah personil dan juga senjata
Gunakan bambu runcing sebagai senjata
25. “Sultan Ageng Tirtayasa”
Di ujung barat Pulau Jawa
Kerajaan Banten singgasananya
Sultan Ageng Tirtayasa yang bertahta
tak pernah mau bekerja sama
Dengan Belanda pembuat rakyat sengsara
Sebelum bertahta
Menggantikan kakeknya
Karena ayahnya telah mendahuluinya
Menghadap Sang Pencipta
Diangkatlah sebagai Sultan Muda
Pangerang Adipati itu gelarnya
Gagah pemberani melawan kompeni
Walau dihadang senjata api
Demi membeli bumi pertiwi
Pertaruhkan jiwa dan korbankan diri
FAQ tentang Puisi Pahlawan
Apa tema puisi pahlawan?
Tema puisi “Pahlawan Tak Dikenal” adalah heroisme.
Apa amanat yang terdapat pada puisi pahlawan tak dikenal?
Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut adalah kita sebagai generasi muda atau penerus harus mengharagai jasa pahlawan-pahlawan.
Apakah rima puisi pahlawan tak dikenal pada bait pertama?
Rima puisi “Pahlawan Tak Dikenal bait pertama” adalah a-a-b-a.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Property People, ya!
Baca artikel menarik lainnya di Berita.99.co.
Segera ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tak ketinggalan informasi terbaru.
Praktis dan #SegampangItu menemukan rekomendasi hunian di www.99.co/id.
Tak percaya? Cek sekarang juga!
**Referensi
- Isnatun, Siti, Umi N. Mukhsin, dan Endah Susanti. (tanpa tahun). Kumpulan Puisi Pahlawan. Logika Galileo
- Widyati, Sri. (tanpa tahun). Kumpulan Puisi tentang Pahlawan. Ananta Vidya