Berita Ragam

25 Puisi tentang Pahlawan Singkat yang Penuh Makna dan Bikin Haru. Ada dari Penyair Terkenal!

6 menit

Puisi tentang pahlawan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari khazanah sastra Indonesia sejak masa perjuangan kemerdekaan.

Dalam setiap jalinan kata dalam puisi tentang pahlawan, tersimpan semangat nasionalisme yang membara.

Puisi-puisi ini tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga menjadi alat untuk membangkitkan semangat juang dan cinta tanah air.

Berikut ini beberapa puisi tentang pahlawan yang bisa kamu bacakan di Hari Pahlawan!

Kumpulan Puisi Pahlawan Singkat

1. Wahai Pahlawan Sejati

Andai kau mengerti bangsa ini sekarang

Mungkin senyummu akan menjadi tangismu

Mungkin tawamu akan menjadi sedihmu

 

Wahai pahlawanku

Maafkan kami yang tak bisa memperbaiki

Negara yang merana ini

Tapi kami akan berjanji padamu

 

Merebut kembali kemerdekaan yang hakiki itu

Perjuangan dulu menjadi bangsa yang bermartabat

Yang sejahtera abadi selamanya

Di saat ini hingga nanti

2. Pengorbanan

Mengucur deras keringat

Membasahi tubuh yang terikat

Membawa angan jauh entah kemana

Bagaikan pungguk merindukan bulan

Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan

 

Pagi yang menjadi malam

Bulan yang menjadi tahun

Sekian lama telah menanti

Dirinya tak jua lepas

 

Andai aku sang Ksatria

Aku pasti menyelamatkanya

Namun, semua hanya mimpi

Dirinyalah yang harus berusaha

Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi

3. Maju Tak Gentar

Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

 

Maju tak gentar

Membela yang mungkar.

Maju tak gentar

Hak orang diserang.

Maju tak gentar

Pasti kita menang!

4. Pahlawan yang Hilang

Berikut adalah puisi tentang pahlawan berjudul Pahlawan yang Hilang:

Di mana lagi kan kutemukan keberanianmu

Di mana lagi kan kutemukan pekik teriak semangatmu

Di mana lagi ku temukan sosok sepertimu

Wahai pahlawan

 

Beribu hari telah kulalui

Jutaan hari telah kuhitung dengan jemari

Namun, tak mampu jua kutemukan

Sosok pahlawan sejati

 

Kumeniti jalanan penuh onak dan duri

Menyusuri gurun pasir yang kering kerontang

Dimanakah kan kutemui lagi

Sosok sepertimu wahai pahlawanku

5. Jejak-Jejak Pejuang

Jejak-jejak para pahlawan bangsa

Semerbak harum dalam deretan syair pujangga

Bercerita indah akan kisah perjuangan

Sang pahlawan dalam membela bangsa

 

Meregang nyawa di medan peperangan

Raga berlubang tertembus peluru tajam

Meski tersungkur tergeletak di tanah

Kau tetap hidup dalam sanubari anak bangsa

 

Jejak-jejak para pahlawan bangsa

Menapak jelas menembus zaman

Kini kau pun mampu menyaksikan dari surga

Bangsamu bersatu padu dalam semangat membela

6. Terimakasih

Berikut adalah puisi guruku pahlawanku yang berjudul Terimakasih:

Kau membimbing

Kau mengajar

Kau mendidik

 

Guru,

Itu sebutanmu

Tak pernah bosa

Tak pernah lelah

Mengajar dan membimbing

 

Guru,

Tanpamu kita lebur

Tanpamu kita buruk

Tanpamu kita gelap

 

Guru,

Terimakasih

Atas semua yang kau beri

7. Guru

Berikut adalah puisi guruku pahlawanku yang berjudul Guru:

Kau bimbing kami setiap hari

Setiap waktu kau ada

Mulia sekali hatimu

Bagai orang tua yang kedua

 

Setiap hari

Kau berikan ilmu pada kami

Sebagai bekal perjalananku

Karena kau adalah pahlawan bangsa

8. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Kau pahlawan tanpa tanda jasa

Kau adalah guruku

Yang mendidik

Yang memberiku ilmu

Dengan hati tulus

Dengan senyum sabar

 

Nadamu memberiku dorongan

Tuk melangkag melawan waktu

Setitik keringatmu

Tanda dari sebuah perjuangan

Perjuangan yang begitu berat

Untuk kami semua

 

Terimakasih,

Juangmu sangatlah berarti

Tanpamu,

Aku bodoh

Doa selalu untukmu

Terimakasih selalu

9. Pengorbanan Seorang Pahlawan

Berikut adalah puisi hari pahlawan yang penuh haru yang berjudul Pengorbanan Seorang Pahlawan:

Wahai pahlawanku

Kan ku kenang selalu jasamu

Seluruh maka terbuka akan perjuanganmu

Kau bela kemerdekaan

 

Kau rela korbankan jiwa raga

Demi nusa dan bangsa

Jasamu kan abadi

Bersemayam di hati penerusmu

Berkat pengorbananmu

 

Rakyat dan bangsa kini semakin maju

Kokoh kuat bersatu

Melanjutkan cita-cita sucimu

Terima kasih pahlawan

 

Kau telah berkorban untuk Negaraku

Terima kasih pahlawan

10. Serdadu Tak Dikenal

Berikut adalah puisi hari pahlawan yang berjudul Serdadu Tak Dikenal:

Kau ambil seragam lusuh di bilik kamarmu

Kau kenakan dengan sangat rapi

Meski dirimu kini tak dikenal

Namun, semangat juangmu terasa hingga menembus batas zaman

 

Kau siapkan senapan dengan peluru tajam

Dengan gagah kau maju di barisan depan

Menjadi biduk dalam strategi perang

Tak jarang dirimu menjadi umpan kemenangan

 

Dengan gagah berani kau merangsek maju ke barisan depan

Hingga tak kau sadari sebuah peluru tajam menerjang

Meski kau tak dikenal

Perjuanganmu takkan kami lupakan

11. Dongeng Pahlawan

Karya: W. S. Rendra

 

Pahlawan telah berperang dengan panji-panji

berkuda terbang dan menangkan putri.

Pahlawan kita adalah lembu jantan

melindungi padang dan kaum perempuan.

 

Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.

Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba pula.

Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi

karna pahlawan telah berkunjung di tiap hati.

12. Puisi Pahlawan Tak Dikenal

Karya: Toto Sudarto Bachtiar

 

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

 

Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua lengannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

 

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu

Dia masih sangat muda

 

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

 

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.

13. Pedekik 1949

Karya: Darma Firdaus

 

Di depan itu, jalan setapak

Kau susuri demi negeri

Di semak-semak kau menyibak

Pulau ini harga mati

 

Lelah jadi ghirah

Debar jadi kobar

Demi tanah tumpah darah

Yang telah merdeka

Direnggut biadab Belanda

Mereka tak rela, tak sudi

Rakyat ditindas lagi

Dengan doa dan strategi

Grilya jadi cara

Jaga marwah negeri tercinta

 

Selat baru, pasiran, wonosari

Jejak-jejak kau tak hilang di bumi

Di Pedekik perang terjadi

Taruh nyawa sampai mati

14. Laskar Sabillah

Karya: Pejuang T.R.I

 

Jasamu abadi

Doa kami menyertai

Riwayatmu terpatri

Di tanah ini, di hati.

15. Pahlawanku

Karya: Fitriya Elisa

 

Demi negerimu kau korbankan waktumu

Demi bangsamu kau pertaruhkan nyawamu

Tanpamu negeri ini tiada makmur

Tanpamu negeri ini akan hancur

16. Puisi Pahlawan

Karya: N Ishla Nafisa

 

Pahlawan…

Manusia yang rela mengerahkan seluruh tenaga

Rela kehilangan harta dan keluarga

Rela kehilangan semua yang dimiliki

Bahkan rela kehilangan nyawa

Demi membela negri Indonesia

 

Pahlawan…

Berbekal senjata sederhana dan keyakinan

Mereka menyerang tanpa rasa bimbang

Walaupun satu persatu nyawa hulang

Namun tujuan suci tak akan membuat mereka gentar

Tujuan yang dapat merubah takdir negri kita

 

Pahlawan…

Jasa merkea tak akan di lupakan

Jasa mereka akan terus di kenang

Karena mereka seorang PAHLAWAN

17. Puisi Hari Pahlawan Singkat

“Tanah Tumpah Darahku”

 

Aku tak ingin melihat bangsaku

Kalah tersungkur oleh waktu

Aku tak ingin melihat bangsaku

Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran

 

Dengan tekad setinggi langit

Untuk tanah ini aku rela berkorban

Di saat percaya diriku menyusut

Di saat itulah semangatku semakin berkobar

 

Selama mentari masih menyinari dunia

Aku takkan berhenti sedetik pun

Menyelamatkan, melindungi, dan mempertahankan

Walaupun hingga aku menyatu dengan tanah negeriku

 

Bersatulah wahai penerus bangsa

Bulatkan tekadmu dan tegarlah bagai batu karang

Keraskan segala usahamu serta keraskan pula suaramu

Karena setiap usaha yang keras takkan mengkhianati

 

Harapanku akan selalu mengiringi

Untuk tanah negeri ini setiap hari

Aku tidak ingin lagi

Melihat ibu pertiwi tersiksa hati



18. “Untukmu Pahlawan Indonesiaku”

puisi tentang pahlawan indonesia kemerdekaan

Demi negeri…

Engkau korbankan waktumu

Demi bangsa…

Rela kau taruhkan nyawamu

Maut menghadang di depan

Kau bilang itu hiburan

 

Tampak raut wajahmu

Tak segelintir rasa takut

Semangat membara di jiwamu

Taklukkan mereka penghalang negeri

 

Hari-harimu diwarnai

Pembunuhan dan pembantaian

Dan dihiasi bunga-bunga api

Mengalir sungai darah di sekitarmu

Bahkan tak jarang mata air darah itu

Yang muncul dan tubuhmu

Namun tak dapat

Runtuhkan tebing semangat juangmu

 

Bambu runcing yang setia menemanimu

Kaki telanjang yang tak beralas

Pakaian dengan seribu wangian

Basah di badan kering pun di badan

Yang kini menghantarkan Indonesia

Ke dalam istana kemerdekaan

19. Puisi Tentang Pahlawan

“Pahlawan”

 

Kau genggam bambu runcing ti tangan kirimu

Keringatmu mencucur deras di tubuhmu

Di tengah teriknya sang mentari kau berperang demi negerimu

 

Luka di tubuh kau anggap hanya biasa

Di balik peperangan semangatmu selalu ada

Diiringi doa uang selalu menyertai perjuanganmu untuk meraih asa

 

Gemuru bom penjajah memekakkan telinga

Walau merintih kesakitan tetaplah kau berperang

Meski dinding penjajah terus menghalangimu

 

Tak kau rasa perasaan takut dan gentar dalam jiwa

Walaupun pertarungan ini amatlah berbahaya

Tetap saja kau berperang demi meraih kata  mereka

 

Demi Indonesia, kau tarhukan nyawamu

Demi merdeka, kau berperang melawan penjajah

Terima kasih atas segala jasamu, Pahlawanku

20. “Ki Hajar Dewantara”

Kau telusuri

Kehidupan bangsa INdonesia

Kau cari celah kekalahan Indonesia

Ternyata satu…

Yang telah membuat Indonesia sengsara

Yatu kebodohan

 

Waktu yang terus berputar

dan berputar…

Kau berantas kebodohan

dengan berbekal

Sekarung ilmu, seperti keikhlasan

 

Keikhlasan yang selau ada di hatimu

Semangat mengkobar didirimu

Kau ajari anak didikmu

Agar terbebas dari kebodohan

Terhindar dari kesengsaraan

 

Kau tak pernah meminta imbalan

Kau tak pernah mengeluh

Meskipun tulang dan badanmu mulai rapuh

 

Tak pernah…

21. “Pangeran Diponegoro”

puisi tentang pahlawan pangeran diponegoro

Meski kau berdarah ningrat,

namun kau hidup merakyat

Kau tak silau dengan kedudukan

Kau tak gentar dengan jabatan

Meski semua di depan matamu

 

Penindasan, eksploitasi rakyat, dan keserakahan

Dari itulah hatimu tergerak

Kau tak pernah rela tanah ini diambil paksa dan semena-mena

Kau yang tak rela melihat pribumi bodoh diinjak-injak

Diatur dan diperbudak

 

Semangat perjuangan berkobar di dadamu

Tak patah hanya dengan pengasingan

Tak takut hanya karena iming-iming penangkapan

 

Diponegoro kini telah tiada

Hanya gambar dan monumenmu yang mengingatkan negeri ini

Tentang kegigihanmu

Keberaniamu dan pernyataan sikapmu

 

Pada anak bangsa

Anak generasi Diponegoro

Perjuangan Diponegoro belum usai

Semangat Diponegoro harus berkobar gagah

segagah Diponegoro

22. “Sutan Syahrir”

Perawakanmu sungguh mungil

Panggilan akrabmu Bung Kecil

Padang Panjang Sumbar tanah kelahiranmu

Lima Maret sembilan belas nol sembilan

 

Syharir

Pejuang kemerdekaan sejak muda

Berpikiran tajam, kritis, dan cerdas

Kau peduli kerakyatan dan kemanusiaan

 

Sutan Syahrir

Kau pemuda pertama

Mendengar Jepang menyerah

Menyerah tanpa syarat pada Sekutu

 

Kau perdana menteri pertama Indonesia

Karena perjuangan tuk negeri tercintanya

Hadiah itu diberikannya

23. “Jenderal Sudirman”

Sosok yang membumi nan sederhana

Kau seorang jenderal panglima besar

Terhadap Indonesia berperan besar

Walau sakit tetap tetap kau pimpin perang

 

Sosok pemimpin yang taat agama

Tak pernah tinggalkan anak buahnya

Bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya

Menyusun strategi perang lawan Belanda

 

Seorang pemimpin yang moderan dan demokratis

Seorang guru yang adil, sabar, dan humoris

Kau juga seorang pemimpin yang nasionalis

Bertindak bijak serta rasionalis

Walau menderita sakit yang cukup parah

Kau tetap bergerilya melawan pasukan penjajah

Kau katakan bahwa yang sakit Sudirman

Tapi Panglima Besar tidak pernah sakit

Kaulah pahlawan sejati bagi Ibu Pertiwi

24. “Sultan Agung Hanyakrakusuma”

Ki Gede Pemanahan itu kakek buyutnya

Danang Sutawijaya lah kakeknya

Bergelar Panembahan Senopati

Pendiri kerajaan Mataram di Kotagede

Ayahandanya Raden Mas Jolang

Bergelar Penembahan Seda Krapyak

 

Penguasa kerajaan Mataram Islam

Namanya Raden Mas Rangsang

Dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma

Mataram sebagai kerajaan Islam agraris

Memajukan pertanian dan kebudayaan

 

Membuat kalender Jawa tuk perkuat kesatuan rakyat

Kitab Sastra Gendhing sebagai filsafat orang Jawa

Syahadatain sebagai tradisi agama dan budaya

Menyatukan seluruh Jawa tekadnya

Memperlus wilayah dalam kekuatan agama Islam

 

Dua kali serang Batavia

Mengusir VOC Belanda sedang berkuasa

Namun gagal tak bisa mengalahkan mereka

Karena kalah  personil dan juga senjata

Gunakan bambu runcing sebagai senjata

25. “Sultan Ageng Tirtayasa”

puisi tentang pahlawan sultan ageng tirtayasa

Di ujung barat Pulau Jawa

Kerajaan Banten singgasananya

Sultan Ageng Tirtayasa yang bertahta

tak pernah mau bekerja sama

Dengan Belanda pembuat rakyat sengsara

 

Sebelum bertahta

Menggantikan kakeknya

Karena ayahnya telah mendahuluinya

Menghadap Sang Pencipta

Diangkatlah sebagai Sultan Muda

Pangerang Adipati itu gelarnya

 

Gagah pemberani melawan kompeni

Walau dihadang senjata api

Demi membeli bumi pertiwi

Pertaruhkan jiwa dan korbankan diri

FAQ tentang Puisi Pahlawan

Apa tema puisi pahlawan?

Tema puisi “Pahlawan Tak Dikenal” adalah heroisme.

Apa amanat yang terdapat pada puisi pahlawan tak dikenal?

Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut adalah kita sebagai generasi muda atau penerus harus mengharagai jasa pahlawan-pahlawan.

Apakah rima puisi pahlawan tak dikenal pada bait pertama?

Rima puisi “Pahlawan Tak Dikenal bait pertama” adalah a-a-b-a.

***

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Property People, ya!

Baca artikel menarik lainnya di Berita.99.co.

Segera ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tak ketinggalan informasi terbaru.

Praktis dan #SegampangItu menemukan rekomendasi hunian di www.99.co/id.

Tak percaya? Cek sekarang juga!

**Referensi

  • Isnatun, Siti, Umi N. Mukhsin, dan Endah Susanti. (tanpa tahun). Kumpulan Puisi Pahlawan. Logika Galileo
  • Widyati, Sri. (tanpa tahun). Kumpulan Puisi tentang Pahlawan. Ananta Vidya


Shafira Chairunnisa

Lulusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan dan pernah bekerja sebagai jurnalis di media nasional. Sekarang fokus menulis tentang properti, gaya hidup, desain, dan politik luar negeri. Senang bermain game di waktu senggang.
Follow Me:

Related Posts