Puisi berantai yang lucu bisa dijadikan sarana hiburan ketika berkumpul bersama teman, kerabat, atau bahkan keluarga di kala senggang.
Secara pengertian secara umum sebagaimana dirujuk dari buku Peran Bahasa yang ditulis Sagita Febi dkk, puisi adalah bentuk dari salah satu karya sastra lama.
Dari sekian banyak jenis puisi, salah satunya adalah puisi berantai.
Puisi berantai adalah gabungan dari beberapa puisi yang saling berkaitan dan dibacakan sekaligus dalam satu kesempatan.
Biasanya puisi berantai dilakukan oleh 2 orang, 3 orang, atau bahkan lebih layaknya suatu percakapan.
Nantinya, puisi-puisi tersebut digabungkan dan bakal mempunyai isi, diksi, hingga metafora yang kontradiktif.
Maka dari itu, tidak heran jika puisi berantai acapkali menjadi lucu dan membuat orang yang mendengarnya tertawa.
Hal ini dikarenakan tujuan puisi berantai umumnya untuk mencurahkan isi hati dengan gaya yang lebih menghibur.
Berbeda dengan puisi tentang alam atau puisi dengan tema lainnya yang terkesan mengandung unsur sastra, puisi berantai cenderung lebih santai.
Daripada penasaran, berikut ragam contoh puisi berantai 3 orang atau lebih yang dapat dijadikan referensi atau inspirasi.
Contoh Puisi Berantai
1. Puisi Berantai 3 Orang
Berikut adalah puisi berantai 3 orang antara caleg, petani, dan maling.
Caleg: Akan aku cerdaskan bangsa, untuk Indonesia tercinta. Namun, semuanya bisa kita lakukan jika bersama-sama. Karena…
Petani: Uang sudah dilipat di bawah meja, hingga meja pun tak bisa melihatnya. Sudah letih menggarap sawah, hasil tak ada, pajak pun hanya mengenyangkan perut pejabat yang seperti…
Maling: Monyet, aku terbiasa disebut monyet, panjang tangan dan sebutan indah lainnya. Nyawa menjadi pertaruhan, demi sesuap nasi untuk mengenyangkan…
Petani: Perut pejabat gendut-gendut, dalam perutnya ada emas rakyat, ada beras petani, ada pajak para pedagang kecil. Lihatlah kami, sengsara merasakan…
Caleg: Kebahagiaan besar untuk kami, mampu memperjuangkan hak para petani, hak kaum buruh yang terinjak-injak, hak para anak generasi bangsa. Untuk para koruptor, akan ku…
Maling: Biarkan. Walau aku disebut monyet, maling atau apalah. Anak-anakku butuh sesuap nasi, butuh lembaran bergambar presiden Soekarno untuk pendidikannya, hanya sebatas ayam tetangga, aku bisa di…
Caleg: Hukum mati. Untuk mereka yang sudah menggelapkan uang rakyat, mari kita…
Petani: Potong. Lalu tinggal dicangkul dan terus seperti itu. Namun, pupuk kain naik harganya, adakah pejabat memikirkan nasib kami para petani? Di sini kami terseok-seok di antara tanaman padi, sementara di sana mereka…
Maling: Mencuri dengan terpaksa, maafkan aku anak-anakku, sebenarnya tak ingin kucukupkan perutmu dengan uang haram. Apa daya, pekerjaan susah diperoleh, harga kebutuhan pokok semakin naik. Walaupun nanti aku ketahuan dan dibunuh oleh mereka yang…
Caleg: Mencuri uang rakyat.
2. Puisi Berantai 3 Orang yang Lucu
Berikut adalah contoh puisi berantai 3 orang lucu yang menggelitik dan cocok untuk melatih konsentrasi.
Pujangga: Aku tidak tahu sejak kapan mulai mencintaimu. Aku hanya ingin berterima kasih karena kau telah tercipta…
Penjaga Toko: Dari seng asbes batu bata, kerikil, dan bahan bangunan lainnya. Kalau ingin membuat rumah tinggal pakai…
Anak Alay: Baju. Aku memang sukai pakai baju. Terutama yang warnanya biru. Tapi aku lebih suka pakai yang…
Pujangga: Transparan. Sebening wajahmu yang bagaikan…
Penjaga Toko: Pantat wajan yang terkadang jadi keluhan pelanggan. Namun aku tak ambil pusing, sudah seharusnya aku…
Anak Alay: Pakai motor matic, pakai celana panjang, dan mempertontonkan otot sixpack yang…
Pujangga: Sebesar gunung cintaku kepadamu.
3. Puisi Berantai 4 Orang
Puisi berantai 4 orang dalam contoh berikut dilakukan oleh perindu, pencinta, negarawan, dan seorang yang terluka.
Perindu: Pada suatu masa, kita pernah bersama, berbagi canda dan tawa. Memori telah terpatri, terbingkai rapi, di satu sudut hati, tak pernah berkawan sepi…
Pencinta: Tak pernah lagi dirasa, sejak dirinya hadir di dunia, sepi tak lagi bermakna, kini hidup penuh suka…
Negarawan: Disambut gempita oleh seluruh bangsa, sang pembawa asa. Sebagai simbol kepahlawanan, wujud nyata dari sebuah harapan…
Seorang yang terluka: dan kumpulan angan, yang menyatu menjadi keinginan. Keinginan yang melambung tinggi, hingga masuk merasuki mimpi…
Negarawan: Seorang anak bangsa dari pedalaman, menganyam cita akan kemajuan. Tak peduli akan gunjingan, hanya sanggup melihat tujuan, berjuang mewujudkan harapan…
Seorang yang terluka: Telah membuat bertahan, dari segala badai cobaan. Cobaan tak lagi dihiraukan, mengingat bayang-bayang senyuman…
Pencinta: yang terkembang malu, lirikan mata menjadi sipu, sapa hangat meski ragu…
Negarawan: Tak dikenal, yang ada hanyalah keyakinan…
Perindu: Terbantahkan. Hanya doa minta rezeki yang bisa dipanjatkan, agar rasa ini tersampaikan. Namun apa daya, kami tak miliki kuasa, punya rasa tanpa upaya…
Negarawan: …-kan yang terbaik bagi atas nama ibu pertiwi, tanpa ragu berkorban diri. Walau tua datang tak lama…
Pencinta: Debaran ini mulai terasa, sebagai suatu penerang jiwa, tiap kali melihat wajahnya, yang pancarkan sejuta pesona, hingga hati mulai terbiasa…
Seorang yang terluka: Akan luka, dan berteman duka. Senyum telah terkembang, bukan untuk disimpan, biarkan tetap terbang membawa sebagian kebahagiaan…
Negarawan: Rakyatlah yang utama. Bagaimana mengetahuinya? Tanya saja pada yang sedang berkuasa. Simbol mayoritas, kumpulan harap yang meretas, wujudkan angka terbilang, acuhkan suara yang hilang…
Seorang yang terluka: Sudah, lepaslah, terbang tak tentu arah, tak lagi bisa dijamin. Hilang semua kepercayaan, lepas semua harapan, terbang segala impian, tak lagi jadi tujuan.
4. Puisi Berantai 5 Orang
Puisi berantai 5 orang berikut ini dilakukan oleh security, sang pujangga, tukang sampah, bibi warung, dan koki.
Security: Tiap hari ada saja maling yang tertangkap, enggak maling ayamlah, maling motorlah, sampai-sampai maling…
Pujangga: Kekasihku… Oh, begitu indah dipandang… Itulah yang membuat aku terpesona karena wajahmu sangat memesona seperti…
Tukang sampah: Sampah-sampah yang berserakan, tiap hari saya memungutnya dan membawanya ke tempat pembuangan, oh karena sampahlah anak dan istri saya bisa makan…
Bibi warung: Cabe 5 kg, begitu pedas, begitu sedap. Huaah… cabe adalah bahan penting untuk sambal karena nyaris semua orang suka…
Security: Maling-maling yang berkeliaran, aku tak akan melupakanmu. Ingatkah kamu sewaktu kita pertama kali bertemu? Aku akan selalu ingat peristiwa ini, ketika itu aku tak sengaja menghantam…
Tukang sampah: Comberan yang bau, saya sudah terbiasa dengan baunya. Itu adalah kendala yang saya hadapi ketika saya mengaduk-aduk sampah di…
Koki: Wajan besar. Penggorengan telah siap. Namun, kurang satu alat lagi. Saya lupa di mana menyimpan alat itu padahal saya tidak bisa menggoreng tanpa alat itu dan…
Security: Pistol, jika maling tidak terkejar, apa boleh buat. Pistol ini akan saya gunakan untuk menembak…
Tukang sampah: Tumpukan sampah. Aku layaknya tumpukan sampah. Namun, kini aku bangga dengan pekerjaan ini. Ya, sekarang…
Koki: Spatulaku telah ketemu, yes. Saya bisa mulai memasak. Yuk, sediakan bahannya, lalu masukkan…
Security: Pistol, pentungan, pisau, senter. Aku siap untuk patroli malam ini. Semua akan berakhir di sini.
5. Puisi Berantai Lucu
Puisi berantai yang lucu dan menghibur dapat kamu baca pada contoh berikut ini.
6. Contoh Puisi Berantai 6 Orang yang Lucu dan Menggelitik
Puisi berantai di bawah ini bisa kamu jadikan sebagai bahan referensi.
Tukang masak: Ayam bakar adalah menu hari ini. Peralatan dan bahannya telah kusiapkan. Namun, ternyata ada yang kurang, yang kurang itu adalah…
Penyanyi: Lagu… Aku suka dengan berbagai macam jenis lagu. Lagu barat, sedih, lagu gembira, semuanya akan kunyanyikan untuk menghibur. Di saat bosan aku akan…
Guru: Belajar bahasa Indonesia… Aku adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di SD Sukasenang. Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan dan…
Satpam: Hari ini aku menangkap maling. Akhir-akhir ini banyak sekali kasus pencurian. Meskipun telah berjaga siang dan malam, tetap saja ada…
Masinis: Kereta… Tiap hari kunaiki karena akulah yang mengendarainya. Kereta dengan kecepatan yang wajar, tanpa hambatan. Menjadi masinis adalah pekerjaan yang…
Tukang sampah: Melelahkan… Setiap hari melihat tumpukan sampah itu sangat melelahkan. Mengapa sampah ini tidak bisa berjalan sendiri ke tempat pembuangan?
7. Puisi Berantai 7 Orang
Pujangga cinta: Matahari bersinar terang menyinari bumi. Benda-benda terlihat karena pancaran cahayanya. Air yang bersih mampu memantulkan bayanganku. Tampak gambaran wajahku yang bagaikan…
Penjual telur: Telur-telur yang cangkangnya halus. Aku perhatikan bagaimana ayam mengeluarkan telur. Aku jual telur ayam itu. Biasanya aku jual dengan berteriak…
Pahlawan: Mari hancurkan tank milik Jepang ini. Terlalu lama kita disiksa. Mulai saat ini aku mesti…
Maling: Mati… Aku sudah terperangkap oleh polisi. Berlari-lari dengan kecepatan secepat kilat tiada arti. Apalah daya hidup ini seandainya…
Pemulung: Isi celanaku hanya ada beberapa keping uang lima ratusan. Aku ingin sekali membelikan mainan untuk anakku, yaitu…
Satpam: Pentungan… Aku pukul sebagai tanda bahaya. Jika tidak dipukul lingkungan sekitarku aman dan nyaman. Pada saat itu, sebaiknya aku bertanya kepada…
Hakim: Penjahat… Apa maksudnya berbuat hal buruk seperti itu. Seharusnya kita saling memahami dan menghormati. Untuk hidup yang penuh arti.
FAQ
Apa yang dimaksud dengan puisi berantai?
Puisi berantai adalah gabungan beberapa puisi yang dibacakan oleh sejumlah orang dengan peran dan tema yang berbeda-beda.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.
Yuk, baca ragam informasi menarik hanya di Berita.99.co.
Follow juga Google News kami agar tidak ketinggalan informasi terkini.
Jangan lupa untuk mengakses laman www.99.co/id guna menemukan beragam rumah idaman dan properti lainnya.
Dapatkan pula berbagai promo dan diskon menggiurkan karena ternyata beli hunian emang #segampangitu.