Kamu pasti mengenal sosok Mbah Maridjan, kan? Namun, tahukah kamu bahwa pria bernama asli Mas Penewu Surakso Hargo itu pernah berseteru dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X?
Jika berbicara tentang Gunung Merapi, tentu kita tidak bisa melewatkan sosok juru kuncinya.
Sebelum dipegang oleh Mas Asih, posisi juru kunci Gunung Merapi dipegang oleh sosok yang fenomenal, yaitu Mbah Maridjan.
Juru kunci Gunung Merapi tersebut meninggal karena terkena pinggiran awan panas yang suhunya mencapai 300 derajat celcius.
Selain kisahnya yang enggan turun dari kaki Gunung Merapi, sang juru kunci juga dikenal karena perseteruannya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Bahkan, Mbah Maridjan enggan mengakuinya sebagai Sultan Keraton Yogyakarta.
Lalu apa yang menjadi penyebab perseteruan keduanya?
Yuk, simak cerita lengkapnya di bawah ini!
Perseteruan Mbah Maridjan dan Sri Sultan Hamengku Buwono X
Melansir suara.com, Maridjan hanya mengakui Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai pejabat biasa.
“Dia bukan Sultan. Dia hanya seorang gubernur,” kata Maridjan.
Maka dari itu, walau Maridjan adalah abdi dalem Keraton Yogyakarta, dia tidak mengindahkan ucapan Sri Sultan.
Dia hanya mau menuruti ucapan Sultan Hamengku Buwono IX.
Perbedaan pandangan disebut-sebut menjadi penyebab perseteruan tersebut.
Mengutip Suara.com, Maridjan dikenal sebagai seorang yang menghormati semua kepercayaan, termasuk soal Gunung Merapi.
Sementara, Sri Sultan Hamengku Buwono X adalah seseorang yang skeptis dan mengandalkan ilmu pengetahuan.
Hanya Mematuhi Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Ketika Gunung Merapi Meletus pada tahun 2006, Sri Sultan Hamengku Buwono X memerintahkan untuk mengevakuasi penduduk.
Namun, Mbah Maridjan tidak mengindahkan perintah tersebut.
Dia malah berdiam di pelataran Srimanganti yang berlokasi di punggung selatan Gunung Merapi.
Saat itu, dia tidak tersentuh awan panas sama sekali.
Dia juga mengaku hanya mau turun gunung jika diperintah oleh sultan yang diakuinya, yaitu Sultan Hamengku Buwono IX.
Menurut Maridjan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah sosok pemimpin yang dicintai rakyat.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX jugalah yang menunjuk Maridjan sebagia juru kunci Gunung Merapi.
“Saya pengikut Sultan kesembilan. Dialah pemimpin di keraton terakhir kali saya berkunjung,” kata Maridjan beberapa waktu lalu.
Mbah Maridjan Meninggal
Pada tahun 2010, Gunung Merapi kembali meletus.
Namun, tidak seperti letusan pada tahun 2006, kali ini Maridjan tidak dapat lolos dari awan panas hasil erupsi Gunung Merapi.
Maridjan ditemukan meninggal di kamar mandi dalam posisi bersujud, pada Rabu (27/10/2010).
Sri Sultan Hamengku Buwono pun menyesalkan keputusan Maridjan dan warga yang tidak segera mengungsi ketiga Gunung Merapi erupsi.
“Mereka yang enggak mengungsi itu itu punya keyakinan sendiri atau karena kesombongan saya enggak tahu,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan, dikutip dari Tempo.co, Rabu (27/10/2010).
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari rumah di Bali, bisa jadi Damara Village di Kuta Selatan adalah jawabannya.
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!