Finansial Investasi

7 Fakta Perkembangan Startup di Indonesia Selama Tahun 2020. Apa Saja? Cek di sini!

3 menit

Perusahaan rintisan atau startup di Indonesia mengalami tantangan cukup hebat selama tahun ini. Bahkan, ada yang sampai gulung tikar. Lantas, bagaimana sih perkembangan startup di Indonesia sepanjang tahun ini? Yuk, cek di sini!

Sahabat 99, dari tahun ke tahun perkembangan startup di Indonesia mengalami pasang surut.

Namun, tren usaha rintisan atau startup di Indonesia masih berada di jalur positif.

Buktinya, Kominfo mencatat bahwa Indonesia menduduki posisi lima dunia dengan 2.193 startup pada 2019 setelah AS, India, Inggris, dan Kanada.

Nah, sejalan dengan capaian tersebut segala upaya telah dilakukan pemerintah baik dari regulasi hingga fasilitator guna memacu tumbuhnya bisnis digital.

Upaya pemerintah salah satunya melalui Gerakan 1.000 Startup.

Kominfo mencatat bahwa capaian program ini antara rentang tahun 2016–2018 sudah menelurkan 584 startup.

Pada 2019, capaiannya bertambah sebanyak 398 startup, dengan total seluruhnya berjumlah 982 startup.

Pemerintah juga menggagas Nexticorn guna mempertemukan investor dengan startup melalui konferensi di dalam dan luar negeri.

Lantas, bagaimana sih perkembangan startup di Indonesia selama tahun ini, ya?

Ini mengingat ada sejumlah isu besar yang mengadang perusahaan startup tanah air salah satunya Covid-19.

Daripada penasaran, yuk simak selengkapnya di bawah ini.

Fakta Perkembangan Start Up di Indonesia Selama 2020

gojek

sumber: gojek.com

1. Valuasi Tertinggi Masih Dipegang Gojek

Tahun 2020 merupakan tahun terberat sekaligus menjadi tantangan hebat bagi Gojek.

Startup yang didirikan pada 2010 lalu itu masih menjadi startup dengan valuasi tertinggi.

Gojek juga adalah satu-satunya startup di Indonesia yang menyandang status decacorn, lo.

Nilai valuasi Gojek ditaksir mencapai US$11 miliar sehingga berhak menyandang decacorn tersebut.

Decacorn adalah startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$10 miliar atau sekitar 10 kali lipat dari unicorn.

Startup yang segera menyusul Gojek adalah Tokopedia yang saat ini dikabarkan memiliki valuasi sebesar US$ 7,5 miliar.

2. Airy dan Blanja.com Tutup Permanen

Tahun 2020 adalah tahun terberat bagi startup yang bergerak di sektor penginapan.

Salah satu startup yang bergerak di sektor penginpanan, Ary, tutup permanen pada 31 Mei lalu.

Tutupnya Airy disinyalir karena terimbas Covid-19 yang turut memukul sektor pariwisata.

Alhasil, Airy mengalami penurunan penjualan yang sangat signifikan serta menerima permintaan pengembalian dana yang sangat tinggi.

Selain Airy Rooms, startup yang bergerak di bidang dagang elektronik, Blanja.com, juga menutup operasionalnya pada September lalu.

Dalam situs resminya, perusahaan joint venture antara PT Telekomunikasi Indonsia Tbk. (Persero) dan eBay telah berpamitan.

Mereka menyatakan bahwa pemberhentian operasi tersebut merupakan bagian dari perubahan strategi bisnis yang dilakukan.

airy tutup

sumber: cnnindonesia.com

3. Gojek Hentikan 2 Layanan

Pandemi virus corona yang melanda Indonesia turut berdampak pada lini bisnis Gojek.



Meskipun menyandang status decacorn, akan tetapi Gojek tidak mampu mempertahankan dua lini bisnisnya.

Pada Juli, lalu layanan GoLife dan GoFood Festival dihentikan karena turut berimbas Covid-19.

4. Startup Kargo pertama Luncurkan Aplikasi

Mati satu, tumbuh seribu.

Begitulah kira-kira perkembangan startup di Indonesia selama tahun ini.

Meskipun sejumlah startup tutup di tahun ini, akan tetapi ada pula yang turut melakukan ekspansi.

Trawlbens, startup kargo pertama di Indonesia misalnya meluncurkan aplikasi dengan teknologi digital terbaru.

Startup yang bergerak dibidang logistik ini telah memiliki 8 layanan pengiriman.

Trawlbens juga melayani pengiriman dari dan ke seluruh Indonesia dengan tarif yang diklaim murah.

aplikasi kargo

sumber: beritasatu.com

5. Jumlah Pendanaan Startup Indonesia Turun

Jumlah pendanaan startup di Indonesia hingga kuartal III/2020 mencapai US$1,9 miliar atau Rp26,6 triliun.

Angka itu tercatat dengan jumlah transaksi sebanyak 52 startup.

Perusahaan rintisan berbasis finansial teknologi (fintech) menduduki peringkat pertama dengan jumlah transaksi sebanyak 8 startup.

Kemudian, Edutech dengan 6 jumlah transaksi, Software as a service (SaaS) dengan 6 transaksi.

Meski demikian, angka itu sebetulnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2019 lalu.

Amvesindo mencatat pendanaan ke startup Indonesia pada 2019 sebanyak US$2,9 miliar atau sekitar Rp43 triliun untuk 113 transaksi.

Penurunan pada tahun ini karena investor menahan pendanaan dengan sejumlah pertimbangan.

6. Kopi Kenangan Raih Pendanaan Tertinggi

Terlepas dari penurunan pendanaan startup di Indonesia, namun sejumlah startup mendapat dana yang cukup tinggi dari investor.

Kopi Kenangan menjadi salah satu startup yang memperoleh pendanaan baru cukup besar pada 2020 di tengah pandemi Covid-19.

Tercatat, startup yang bergerak di bidang F&B itu mendapat suntikan dana sebesar US$109 juta atau setara Rp1,6 triliun pada Mei lalu.

Pendanaan tersebut masuk melalui pembiayaan Seri B yang dipimpin oleh Sequoia Capital (India).

Selain Kopi Kenangan, ada pula Kargo Technologies yang menerima pendanaan US$31 juta dan GudangAda sebesar US$25,4 juta.

Lalu, Investree US$23,5 juta, Koinworks US$20 juta, dan Shipper US$20 juta.

kopi kenangan

sumber: kopikenangan.co.id

7. Ruangguru Masuk Daftar Perusahaan Paling Transformatif

Perkembangan startup di Indonesia selanjutnya adalah masuknya Ruangguru ke daftar perusahaan paling transformatif.

Startup yang bergerak di sektor pendidikan masuk ke dalam daftar 50 perusahaan pendidikan paling transformatif di dunia.

Menurut Global Silicon Valley (GSV), startup edutech ini menjadi satu-satunya perwakilan dari Asia Tenggara.

***

Itulah penjelasan sederhana perkembangan startup di Indonesia selama 2020.

Semoga informasi ini bermanfaat, Sahabat 99.

Jangan lupa, simak terus artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Pantau rumah incaranmu dari sekarang hanya di www.99.co/id!



Ilham Budhiman

Content Editor
Lulusan Sastra Daerah Unpad yang pernah berkarier sebagai wartawan sejak 2017 dengan fokus liputan properti, infrastruktur, hukum, logistik, dan transportasi. Saat ini, fokus sebagai penulis artikel di 99 Group.
Follow Me:

Related Posts