Pakar dari ITB mengungkap bila peran pemerintah daerah dinilai krusial dalam membangun transportasi massal. Cek ulasan selengkapnya di sini.
Kehadiran angkutan umum atau transportasi massal diyakini mampu menjadi solusi kemacetan di berbagai kota Indonesia.
Namun sayang, kota-kota di Indonesia menurut pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono Wibowo, belum ada yang mempunyai angkutan umum massal yang sesuai kriteria.
Hanya Kota Jakarta yang disebut sang pakar memiliki angkutan massal yang ideal.
Sony pun mengungkap sejumlah tantangan besar dalam membangun transportasi massal di Indonesia.
Satu di antaranya adalah kerap keliru dalam merencanakan pembangunan angkutan umum massal.
Kekeliruan terjadi karena dalam membangun transportasi massal, cara menghitung pemangku kebijakan sering seperti membangun tol.
Dalam membangun tol, orientasinya tentu adalah keuntungan finansial.
Sementara dalam membangun transportasi massal, orientasinya bukan soal finansial, tetapi lebih ke pelayanan atau kebermanfaatan bagi masyarakat.
Selain hal di atas, pemerintah daerah dipandang mempunyai peran besar dalam membangun transportasi massal.
Itu karena membangun angkutan umum bukan perkara mudah dan membutuhkan waktu yang tak sebentar.
Peran Pemerintah Daerah dalam Membangun Transportasi Massal
Sony kepada redaksi Berita 99.co Indonesia kemudian memberikan contoh tentang peran pemerintah daerah dalam pembangunan transportasi massal, khususnya di Kota Bandung dan sekitarnya.
“Bandung ada Trans Metro Pasundan ada Damri ada Trans Metro Bandung. Pertanyaannya, itu di-support enggak? Kadang-kadang setelah dibangun, selesai. Pemerintah pusat memberikan bantuan kepada Bandung Raya itu Trans Metro Pasundan itu di-support enggak oleh kota-kota yang ada di Bandung Raya oleh kabupaten dan kota di situ,” ungkap Sony belum lama ini.
Idealnya bagi Sony, pemerintah daerah memberikan dukungan ketika diberi bantuan oleh pemerintah pusat.
“Nah, itu kan harusnya di-support ya, sehingga layanan yang diberikan dari pemerintah pusat di-support oleh pemerintah provinsi. Kemudian didukung oleh pemerintah kota dan kabupaten,” terangnya.
Bentuk dukungan yang bisa dilakukan misalnya membuat halte hingga membuat kebijakan yang mendorong warganya untuk menggunakan transportasi massal.
“Misalnya bentuk support-nya bangunin halte ya atau buat kebijakan-kebijakan yang meminta warganya untuk lebih sering menggunakan angkutan umum dan lain sebagainya,” ucap Sony.
Ganti Pemimpin Daerah Ganti Kebijakan
Pakar yang meraih gelar doktornya di Chulalangkorn Univeristy, Thailand ini lalu mengatakan, tak ada konsistensi kebijakan dalam hal transportasi massal.
Pasalnya, ketika ganti pemimpin daerah, akan berganti pula kebijakan soal angkutan umum massal.
“Tidak ada konsistensi kebijakan ya. Kita enggak tahu nanti begitu walikotanya ganti segala macam, apakah akan meneruskan kebijakan yang sudah dirintis selama ini nanti,” jelasnya.
Padahal, konsistensi itu sangat diperlukan saat merancang transportasi massal.
Terlebih, angkutan umum massal dampaknya baru terasa setelah lima atau enam tahun dioperasikan.
“Konsistensi sangat perlu. Sistem angkutan umum itu biasanya dampaknya baru terasa 5 tahun atau 6 tahun ke depan.”
Alhasil, kebanyakan pemerintah daerah lebih senang membangun jalan karena pembangunannya relatif lebih singkat ketimbang moda transportasi massal.
“Itu kadang-kadang enggak mau gitu (membangun transportasi massal), setiap pemerintah daerah pingin punya peninggalan yang bisa dikenang oleh masyarakat. Lalu ujung-ujungnya apa? Peninggalan itu (membuat) jalan tol (atau) flyover,” ungkapnya.
Sony lalu menegaskan, bila ingin membangun transportasi massal, pemerintah daerah harus serius dan konsisten.
“Serius dan konsisten. Serius saja enggak cukup karena dia harus meyakinkan bahwa penggantinya nanti berikutnya melanjutkan,” tutupnya.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Baca artikel menarik lainnya di Berita.99.co.
Ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar tak ketinggalan informasi terbaru.
#segampangitu menemukan rekomendasi hunian di www.99.co/id.
Cek sekarang juga!