Bagaimana jadinya bila kamu berpapasan dengan seorang anak yang ternyata seorang pembunuh berantai? Ikuti cerita seramnya di bawah ini!
Pernah mengeluh keisengan saudara kandung di rumah?
Tingkah mereka tidak seberapa dengan perilaku ketujuh anak-anak di bawah ini.
Diklaim sebagai psikopat dari neraka, jajaran anak-anak sadis ini dilempar ke dalam penjara atas kasus pembunuhan sadis yang tidak mereka sesali.
Cerita seram di balik semua kasus pembunuhan tersebut kini menjadi bukti tindak kejahatan yang tidak memandang umur.
Berikut adalah pembunuh berantai di bawah umur yang ditakuti masa dunia.
Anak-Anak Pembunuh Berantai Terkejam Sepanjang Masa
1. Eric Smith
Eric Smith terlahir di keluarga bahagia.
Ia disebut-sebut sebagai seorang anak yang menyenangkan dan lucu.
Namun, perilakunya sedikit demi sedikit berubah seiring bertambahnya umur Eric.
Eric, didiagnosa mengidap penyakit Intermittent Explosive Disorder atau penyakit mental yang membuat orang bertingkah kasar dan kejam.
Eric lebih terkenal sebagai seorang bully di sekolahnya, dan saat umurnya menginjak 10 tahun, ia sempat disekap pihak berwajib…
…karena hampir membunuh teman sebangkunya dengan menggunakan pensil.
Beberapa bulan kemudian Eric bebas setelah mendapatkan jaminan dari orang tua, sayangnya peristiwa ini menjadi awal dari hilangnya bocah berumur 4 tahun bernama Derrick Robie.
Derrick akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa di tengah hutan dengan luka benturan benda tumpul di kepala, memar pada leher, dan satu batang kayu yang menusuk anusnya.
Seminggu setelah ditemukannya jasad anak malang tersebut, Eric mengaku pada keluarganya bahwa ia yang membawa Derrick ke hutan dan menyiksanya hingga tewas.
Kini, Eric masih mendekap di tahanan remaja New York State atas pidana pembunuhan dan penyiksaan anak di bawah umur.
2. Mary Bell
Kasus tewasnya anak-anak di tangan seorang gadis kecil bernama Mary Bell merupakan salah satu kasus pembunuhan paling terkenal di Amerika Serikat, bahkan dunia.
Terlahir dari seorang pekerja seks komersial berumur 17 tahun, Mary Bell tidak pernah merasakan bagaimana rasa kasih sayang seorang ibu.
Malahan, ia sering diajak bepergian oleh ibunya untuk menemui klien, bermabuk-mabuk bersama, dan dipaksa untuk menelan beberapa pil narkoba .
Para pakar psikologi dunia menilai perilaku Mary yang kasar dan tidak berprikemanusiaan karena pengaruh buruk dari ibunya.
Baca Juga:
Sebelum menginjak umur 11 tahun, Mary sudah membunuh 2 orang anak, satu berumur 4 tahun dan satu lagi berumur 3 tahun.
Kedua anak tersebut dicekik sampai tewas.
Mary bahkan kembali untuk memutilasi genital korban keduanya dan mengikir huruf M pada perutnya dengan bangga.
Sempat menghuni rumah tahanan, Mary dibebaskan pada tahun 1980.
Belum jelas alasan dibalik pembebasan Mary.
Beberapa rumor mengatakan bahwa sang ibu mengenal tokoh otoriter kelas kakap sehingga anaknya bebas dan mendapatkan jaminan perlindungan anak.
3. Jesse Pomeroy
Pembunuh berantai di bawah umur berikutnya merenggut lebih dari 20 nyawa semasa hidupnya.
Saat masih berusia 9 tahun, Jesse sering mengundang banyak anak laki-laki ke dalam hutan dan menyiksanya hingga tewas.
Selain itu, ia juga dituduh menyekap 7 anak-anak di dalam sebuah gudang dan menyiksa mereka dengan cara mencambuk, menyilet kulit korban, dan mengulitu kuku-kuku mereka.
Kejahatan tersebut sayangnya tidak bisa dibuktikan polisi walaupun seluruh orang tua para korban yakin Jesse lah yang terakhir kali menemui anak mereka.
Jesse akhirnya berhasil masuk penjara berkat bantuan sebilah pisau yang ia tidak sengaja tinggalkan di TKP pembunuhan anak gadis berusia 10 tahun, Marry Curran…
…dan seorang anak batita tidak dikenal di sebuah gudang dekat rumahnya.
Jasad anak yang tidak dikenal tersebut ditemukan terpotong-potong tanpa kepala.
Para polisi juga menemukan 12 jasad lainnya di rumah Jesse, semuanya sudah membusuk, terkubur dihalaman belakang.
Saat diwawancara polisi, Jesse mengaku sudah membunuh 27 anak-anak Boston.
Berkat perilaku jahanamnya ini, Jesse mendapat julukan The Boston Boy Fiend, atau yang berarti Bocah Iblis Boston.
4. Pembunuh Anonim Bekasi
Minggu, 28 April 2013, Indonesia digegerkan dengan berita seorang anak yang dibunuh oleh teman sebayanya berkat utang Rp1.000 yang tidak kunjung dibayarkan.
Anak berumur 7 tahun dengan inisial YI, tega menenggelamkan teman sekolahnya Nur Afiz Kurniawan di area danau buatan Summarecon, Bekasi.
Peristiwa mengerikan ini bermula dari laporan anak hilang yang dilontarkan oleh orang tua Nur Afiz pada tanggal 24 April…
…satu hari sebelum jasad Nur ditemukan mengapung di danau buatan tersebut oleh warga lokal yang sedang mencari ikan.
Bersama sekelompok polisi, jasad korban yang sudah teridentifikasi diantarkan ke rumahnya di Rawbugel RT 2/10 Harapan Mulya, Medansatria.
Awalnya, masyarakat tidak mencurigai adanya tindakan pembunuhan di balik meninggalnya Nur Afiz Kurniawan, namun hasil fisum membuktikan sebaliknya.
Nur Afiz mengalami kekerasan sebelum tenggelam, terbukti dengan luka memar dalam pada mulut, dan lehernya.
Setelah diselidiki, polisi berhasil membuktikan teman sebaya Nur bernisial YI lah yang telah membunuh temannya dengan keji.
Keterangan yang diberikan YI menerangkan bahwa ia kesal hutang Rp1.000 yang ia selalu tagih, tidak kunjung dibayarkan.
5. Jordan Brown
Pada 20 Februari, 2009, seorang pembunuh berantai anak-anak di Pennsylvenia membunuh ibu tirinya yang sedang mengandung dengan menggunakan senjata api.
Jordan Brown, yang pada saat itu berumur 11 tahun, mengosongkan peluru tepat di belakang kepala ibunya yang saat itu sedang tidur terlelap, tanpa kehadiran sang suami di rumah.
Saudari-saudari Jordan yang mendengar suara tembakan lantang dari luar kamar tidak berani meninggalkan tempat tidur.
Mereka menunggu sampai pagi tiba dan Jordan meninggalkan rumah untuk pergi sekolah.
Betapa terkejutnya kedua saudari Jordan ketika menemukan kepala ibu mereka yang sudah hancur menghiasi dinding di sekitarnya.
Dengan terbata-bata, mereka akhirnya berhasil melaporkan Jordan atas tuduhan pembunuhan.
Polisi yang berhasil menahan Jordan saat pulang sekolah memvonis Jordan minimal 15 tahun penjara atas pembunuhan tingkat satu di AS.
Saat diinterogasi, Jordan mengaku mendapatkan senapan angin berbahaya tersebut dari lemari berburu ayahnya.
Ia juga mengaku merasa cemburu atas minimnya perhatian orang tua semenjak ibu tirinya mengandung adik ketiga Jordan.
6. David Brom
Dikenal sebagai versi laki-laki dari Mary Bell, David Brom meninggalkan catatan lebih dari 10 kasus pembunuhan di Minnesota, Amerika Serikat.
Pada suatu pagi di bulan Februari, 1988, David (16), yang pada saat itu mengaku memiliki gangguan jiwa membunuh seluruh keluarganya tanpa sedikitpun rasa menyesal.
Ia menyombongkan perilaku beringasnya ini kepada teman sebangkunya, mulai dari bagaimana ia membelah kepala ibunya menggunakan kapak…
…sampai saudara-saudaranya yang ia geret ke dalam gudang untuk di pacung dan dipukuli menggunakan pipa besi.
Pembunuh berantai kecil ini mengaku ayahnya lah yang pertama kali menjadi korban, lalu ibu, dan adik-adiknya.
Saat tertangkap polisi, ia tidak membantah semua kesaksian temannya, bahkan menambahkan informasi bahwa ayahnya lah yang menyulut api pertengkaian di antara mereka.
Tidak tahan atas ocehan sang ayah, David akhirnya memutuskan untuk mengakhirinya dengan melayangkan kapak tepat pada area punggung atas ayahnya ketika ia sedang beristirahat.
David diganjar hukuman seumur hidup dan sampai sekarang masih mendekap di Minnesota Correctional Facility Stillwater.
7. Craig Chandler Price
Pembunuh berantai di bawah umur paling sadis terakhir ini diberi nama Warwick Slasher.
Craig Chandler Price ditahan atas tuduhan 4 pembunuhan yang terjadi di Warwick, New York City.
Craig pertama berumur 13 tahun saat pertama kali ia membunuh tetangganya, seorang wanita berumur 27 tahun, dengan menggunakan pisau.
Ia menancapkan ujung tajam pisau tersebut sebanyak 58 kali, dan meninggalkannya untuk membusuk di rumah.
Pada usia 15 tahun, ia kembali berulah dengan membunuh 3 tetangganya lagi, seorang ibu berumur 40 tahun bernama Joan Heaton, dan kedua anak perempuannya.
Polisi mengakui kecerdasan Craig dalam menyembunyikan barang bukti.
Buktinya saja, mereka membutuhkan hampir satu tahun sampai akhirnya bisa menggiring Craig ke dalam penjara.
Bocah yang pada saat itu berumur 16 tahun mengaku tidak menyesal telah membunuh tetangganya.
“Mereka pantas mendapatkannya.” ujar Craig dengan tenang, sama sekali tidak keberatan ketika polisi mengecapnya sebagai pembunuh berantai.
Baca Juga:
Cerita Seram | 5 Permainan Menyeramkan yang Bisa Berujung Maut
Semoga bermanfaat artikelnya ya, Sahabat 99!
Jangan lupa untuk pantau terus informasi penting seputar properti lewat Blog 99.co Indonesia.
Tak lupa, pastikan kamu menemukan properti idaman di www.99.co/id.