Soekarno dan Jokowi adalah dua presiden yang sama-sama menggalakkan berbagai pembangunan infrastruktur saat menjabat. Lalu apakah perbedaan pembangunan infrastruktur di era Bung Karno dan Presiden Jokowi?
Saat menjabat sebagai Presiden RI, Soekarno juga membangun sejumlah infrastruktur.
Semuanya sangat berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Bendungan Jatiluhur, Bandara Juanda, sejumlah jaringan telekomunikasi, rumah sakit, dan jembatan.
Banyak orang juga membandingkan pembangunan infrastruktur era Presiden Soekarno dan Jokowi.
Salah satunya adalah ekonom senior Faisal Basri, yang mengkritisi pembangunan di era Jokowi.
Berikut adalah perbandingan pembangunan infrastruktur Indonesia di era Presiden Soekarno dan Presiden Jokowi menurut Faisal Basri.
Pembangunan Infrastruktur di Era Presiden Soekarno
Menurut Faisal Basri, pembangunan infrastruktur di era Soekarno dan Jokowi tidak bisa disamakan.
Pasalnya, kata Faisal, Soekarno memiliki visi yang panjang dan ilmu memadai.
“Misalnya prinsip Bung Karno itu tanah subur tidak boleh dijadikan lahan industri, tidak boleh dijadikan ibu kota,” kata Faisal Basri, dikutip dari detik.com, Senin (1/11/2021).
Kemudian, lebih lanjut dia juga menjelaskan bahwa Soekarno memiliki visi dalam meningkatkan kekuatan pangan Indonesia.
Ia juga berjasa dalam membangun Bendungan Jatiluhur.
Tidak hanya soal pembangunan, menurut Faisal Basri, manajemen keuangan di era Soekarno juga menjadi kunci vital pembangunan Indonesia.
“Itu (dana pembangunan Bendungan Jatiluhur) pinjaman, sangat lunak dan itu kunci menggerakkan sektor pertanian,” ujarnya.
Selain itu, Bung Karno juga menggerakkan sektor pertanian dari pendidikan.
Hal itu terbukti dengan pembangunan sekolah menengah pertanian di era Soekarno.
Kemudian, pembangunan era Soekarno juga dipandang memiliki visi terhadap sikap politik Indonesia saat itu.
Visi itu diwujudkan dengan cara penyelenggaraan Ganefo hingga meminta bantuan Rusia untuk pembangunan Stadion Utama Senayan.
Pembangunan Infrastruktur Era Presiden Jokowi
Hal berbeda terjadi pada pembangunan infrastruktur era Presiden Jokowi.
Menurutnya, visi Jokowi kurang baik dalam pembangunan infrastruktur.
“Kalau Pak Jokowi perencanaannya kurang baik dan asal tiru,” kata Faisal basri.
Dia mencontohkan pembangunan Jembatan Selat Sunda yang akhirnya dibatalkan oleh Presiden Jokowi.
“Padahal di sepanjang Sumatera itu sudah ada yang namanya Trans Sumatera Highway, dan terbukti sekarang Pak Jokowi sadar itu tidak realistis maka dipotong separuhnya. Tidak lagi dua ribuan kilometer tapi cuma seribuan kilometer,” ujarnya.
Contoh pembangunan infrastruktur lainnya yang menurut Faisal Basri kurang perencanaan adalah Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Maka keluar dulu (rencana pembangunan) tol laut, kita sudah senang. Namun, setelah itu tidak pernah lagi dibicarakan (soal) tol laut, sehingga sekarang ini, ongkos satu kontainer dari Jakarta ke Belawan jauh lebih mahal dari Guangzhou ke Belawan,” kata Faisal Basri.
Menurut Faisal, pembangunan infrastruktur harus difokuskan pada integrasi 17 ribu pulau di Indonesia.
Dengan visi itu, diharapkan ongkos logistik antardaerah dapat menurun.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari apartemen di Jakarta Selatan, bisa jadi Kuningan City adalah jawabannya.
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!