Di saat pandemi seperti ini, pasar properti Singapura malah semakin berkembang. Masyarakat menilai bulan ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli sebuah hunian sebelum harga melonjak.
Dilansir dari The Straits Times, properti sekunder di Singapura sedang mengalami peningkatan yang lumayan tinggi.
Ini disebabkan oleh kasus Covid-19 yang semakin hari semakin menurun, meningkatkan minat untuk membeli properti.
Menurut data bulan September, harga kondominium di pasar properti Singapura masih bertahan tinggi di tengah permintaan yang kuat.
Masyarakat Singapura bahkan tidak takut berburu properti di bulan Festival Hantu Lapar.
Mereka lebih takut kerugian dibandingkan harus menghadapi hantu.
Berikut berita selengkapnya.
Pasar Properti Singapura Menguat, Masyarakat: Siapa Takut Hantu!
Tercatat lebih dari seribu unit properti terjual selama 3 bulan terakhir di Singapura.
Jumlah properti yang dipindahtangankan pun meningkat sebanyak 0,4 persen dari Agustus 2020.
Angka tersebut lebih besar 62,8% dari hasil bulan September tahun lalu, melansir dari SRX Property pada Selasa (13/10/2020) yang dikutip dari bisnis.com.
Data ini terbilang mengejutkan mengingat angka tersebut meningkat ketika bulan Festival Hantu Lapar sedang terjadi.
Festival Hantu Lapar berjalan dari 19 Agustus sampai 16 September.
Para developer menyebutnya sebagai masa-masa terburuk untuk menjual properti.
Namun, berbeda kasusnya dengan tahun ini.
Menurut kepala penelitain dan konsultasi ERA Realty, Nicholas Mak, masyarakat Singapura lebih giat mencari properti karena takut kerugian.
Alasan lainnya adalah para pembeli percaya pandemi di Singapura akan segera berakhir.
Selain Nicholas Mak, kepala penelitian dan konsultasi di OrangeTee & Tie, Christine Sun pun ikut angkat bicara.
Christine memprediksi akan ada lebih banyak pemburu properti Singapura yang mencari “nilai beli”, terutama untuk unit besar.
Dikutip dari bisnis.com, 47,7% dari transaksi penjualan adalah untuk unit yang lebih luas dari 1.200 kaki persegi.
Sementara itu, unit sebesar 800-1.200 kaki persegi memenuhi 33,9 persen dari transaksi penjualan.
Seramnya Festival Hantu Lapar di Singapura
Mengapa Festival Hantu Lapar dapat menghentikan jual beli rumah di Singapura?
Mayoritas penduduk Singapura merupakan orang Tionghoa.
Festival Hantu Lapar adalah tradisi masyarakat Tionghoa di mana pintu dunia nyata dan dunia lain terbuka dengan lebar.
Inilah masa di mana para roh dari dimensi lain berkeliaran di dunia kita.
Jika tidak berhati-hati dalam bertindak, imbasnya bisa berujung kesialan.
Para warga Singapura lebih memilih untuk berdiam di rumah.
Jika melaksanakan aktivitas di luar pun tidak pernah lebih dari tengah malam.
Selain Singapura, tradisi ini juga dirayakan di negara lainnya, terutama China.
***
Jangan lupa untuk pantau terus informasi penting seputar properti lewat Berita Properti 99.co Indonesia.
Tidak hanya di Singapura, kamu juga bisa mencari hunian idaman seperti Zora BSD di 99.co/id, lo!