Saat membangun rumah, tentunya banyak sekali hal yang harus diperhatikan, terutama desain dari rumah tersebut. Perencanaan desain yang matang akan membuat tampilan visual yang membuat penghuninya nyaman. Namun, jangan sampai kamu terlalu mementingkan kecantikan sehingga melupakan keamanan. Untuk itu kamu sudah harus mempersiapkan pagar anti maling yang aman namun tetap bagus secara visual.
Dengan beberapa langkah sederhana ini, kamu tidak perlu khawatir lagi dengan keberadaan maling.
Inilah tips membuat pagar anti maling yang bisa dicoba saat membuat rumah.
1. Tinggi Pagar yang Ideal
Kamu mungkin berpikir untuk membuat pagar setinggi mungkin agar tidak ada maling yang bisa masuk ke dalam rumah.
Memang sih risiko kemalingan akan semakin kecil.
Namun, kamu juga harus menghitung biaya yang dibutuhkan serta memperhitungkan nilai estetika.
Semakin tinggi pagar, semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan.
Selain itu, apakah kamu yakin ingin menutupi kecantikan rumah dengan pagar setinggi itu?
Idealnya, pagar setinggi 170 cm atau ukuran tinggi orang dewasa sudah cukup aman.
Jika terlalu rendah, maling akan dengan mudahnya mengintai rumah kamu dari luar dan risiko kemalingan pun meningkat.
2. Bahan Membuat Pagar
Material terbaik untuk pagar anti maling adalah bata karena sifatnya yang tidak tembus pandang serta bisa meredam suara yang masuk ke dalam rumah.
Selain itu, pagar dari bata juga bisa melindungi rumah dari banjir yang mencoba masuk.
Namun, kekurangan pagar dari bata adalah penghuni bisa dicap sebagai anti sosial karena pagar ini terkesan mempertebal “jarak” dengan para tetangga.
Sebagai alternatif, kamu bisa mengombinasikan material bata dengan besi.
3. Desain Pagar Antimaling
Demi keamanan, hindari pemilihan pagar dengan desain horizontal.
Pasalnya, pagar dengan desain tersebut mempermudah maling untuk “naik” ke dalam rumah.
Selain itu, kamu disarankan untuk membuat 2 pagar terpisah, 1 pagar besar yang kuncinya hanya bisa dibuka dari dalam dan 1 pagar kecil.
Pagar besar dipakai khusus untuk keluar masuk kendaraan dan pagar kecil untuk akses keluar masuk para penghuni rumah.
Biasanya, maling akan kerepotan dengan desain pagar seperti ini karena mereka harus “bekerja” 2 kali lebih keras untuk mencuri kendaraan.
Maling harus masuk dulu melalui akses pintu kecil dan kemudian pintu yang besar.
Kebanyakan maling menghindari rumah dengan desain pagar seperti ini karena “pekerjaan” mereka terasa lebih merepotkan dari biasanya.
4. Daya Pandang
Banyak masyarakat mengatakan pagar dengan visibilitas atau daya pandang ke dalam rumah (pagar tidak rapat) lebih aman dari pagar yang tertutup.
Dengan kata lain, penghuni bisa melihat pagar rumah dari area paling dalam rumah sekalipun.
Tujuan dari dari pagar jenis ini adalah agar penghuni bisa selalu mengawasi gerak-gerik orang di sekitar pagar rumah.
Selain itu, tetangga pun bisa melihat isi rumah dari luar sehingga bisa melaporkan penghuni rumah jika hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sebenarnya, pagar yang memiliki visibilitas tinggi hanya cocok untuk rumah di dalam kompleks yang ramai.
Jika rumah kamu berada di kompleks yang sepi, lebih baik pilih jenis pagar yang tertutup demi keamanan.
5. Tambah Keamanan
Gembok pagar biasa digunakan untuk menambah sistem keamanan di rumah.
Namun dengan maling yang semakin pintar, gembok hanya akan menghambat maling untuk beberapa saat.
Maka dari itu, kamu harus mencoba gembok dengan proteksi lebih seperti gembok alarm.
Kelebihan gembok alarm ini adalah fitur alarm yang akan berbunyi ketika gemboknya dibuka secara paksa.
Tentunya, suara gembok ini akan membuat panik para maling yang mencoba masuk ke dalam rumah.
***
Inilah beberapa tips membuat pagar anti maling yang bisa kamu coba.
Semoga tulisan ini membantu, Sahabat 99.
Simak tips dan info menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari rumah di daerah Bekasi, bisa jadi Mustika Village Sukamulya adalah pilihan yang tepat.
Cek saja 99.co.id dan rumah123.com untuk menemukan rumah idamanmu!