Berita Ragam

Bukan Sosok Kaleng-Kaleng, Ternyata Nenek Anies Baswedan Pernah Buat Penjajah Gentar! Siapa?

2 menit

Bukan sang ibunda, Anies Baswedan ternyata merayakan Hari Ibu dengan mengunggah potret sang nenek. Simak siapa nenek Anies Baswedan yang konon bukan sosok kaleng-kaleng di sini!

Calon Presiden (Capres) Partai Nasdem, Anies Baswedan, membagikan cerita menarik di Instagram pada Hari Ibu.

Uniknya, Anies justru bercerita tentang sosok sang nenek pada tanggal 22 Desember 2022.

Dari unggahannya tersebut, terbongkarlah bahwa nenek Anies Baswedan ternyata adalah sosok penting di masa penjajahan.

Intip cerita serta sosok nenek dari capres Partai Nasdem ini di bawah ini!

Sosok Nenek Anies Baswedan yang Buat Netizen Kaget

nenek anies baswedan

Melansir dari wartaekonomi.co.id, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ternyata bukan berasal dari keluarga sembarangan.

Diketahui, sang kakek adalah mantan Wakil Menteri Penerangan Indonesia, sedangkan nenek Anies Baswedan, Barkah Garnis, adalah sosok penting di Tanah Air.

Barkah adalah perempuan yang lahir di Tegal, Jawa Tengah dan merupakan pegiat pergerakan perempuan sejak masa penjajahan.

Beliau juga menjadi salah satu peserta Kongres Perempuan di Jogja pada tahun 1928.

Jangan salah, meski hanya menjadi anggota Kongres Perempuan, ternyata, nenek Anies Baswedan adalah sosok yang sempat ditakuti para penjajah.

Kisahnya pun kemudian dibagikan oleh Anies melalui unggahan Instagramnya.

Sang Nenek yang Pernah Melawan dan Menantang Belanda

potret nenek anies baswedan masa lalu



Pada tanggal 22 Desember 2022, Anies menuliskan cerita menarik yang selalu ia ingat tentang neneknya.

Konon, nenek Anies Baswedan hendak berangkat ke Kongres Perempuan di Jogja, tetapi beliau dihadang oleh Belanda dan tidak diperbolehkan naik kereta.

“Saat tiba di Stasiun Tegal, mereka dihalau dan dilarang naik kereta. Petugas-petugas Belanda saat itu mencegah para perempuan-perempuan utusan untuk bisa berangkat ke Kongres Perempuan itu,” lanjutnya.

Bukannya menyerah dan memilih untuk pulang, Barkah bersama anggota kongres lainnya justru melawan dan menentang Belanda.

Mereka pun memilih berbaring di atas rel kereta sebagai bukti perlawanan.

“Para perempuan itu menuju ke depan lokomotif kereta yang sudah siap jalan. Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan. Di bawah terik matahari, depan moncong lokomotif mereka pasang badan, mereka tawarkan nyawa ‘berangkatkan kami atau matikan kami’. Itulah harga mati yang senyatanya,” kata Anies.

Melihat perlawanan dari nenek Anies Baswedan dan anggota kongres lainnya, Belanda pun akhirnya mengizinkan mereka untuk naik kereta.

Hal ini membuat para anggota kongres bisa berkumpul dan membangun pondasi perjuangan perempuan serta kemerdekaan.

“Semua itu dituturkan Nenek saat itu dengan penuh semangat. Setiap Hari Ibu diperingati, beliau selalu teringat masa-masa perjuangan itu,” kata Capres Partai NasDem itu.

***

Baca artikel informatif lainnya hanya di www.99updates.id.

Kamu juga bisa menemukan berbagai topik bacaan melalui Google News.

Ingin mencari rumah? Cek rekomendasi terbaiknya di www.99.co/id dan Rumah123.com.

Mencari hunian kini jadi lebih mudah dan aman karena kami #AdaBuatKamu.

Salah satunya Podomoro Park Bandung, pilihan kawasan hunian terbaik!

***sumber foto: instagram.com/aniesbaswedan



Shafira Chairunnisa

Lulusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan dan pernah bekerja sebagai jurnalis di media nasional. Sekarang fokus menulis tentang properti, gaya hidup, desain, dan politik luar negeri. Senang bermain game di waktu senggang.
Follow Me:

Related Posts