Siapa sangka jika ternyata ada perseteruan terpendam antara Sarwo Edhie Wibowo dengan Soeharto. Apa penyebabnya? Simak kisah perseteruan dua tokoh militer tersebut di sini!
Di awal tahun 1960an, khususnya ketika pemberontakan PKI bergejolak, banyak pihak yang terlibat dalam konflik Soekarno vs Soeharto.
Salah satu tokoh militer yang terjebak di antara konflik dua tokoh besar tersebut adalah Sarwo Edhie Prabowo terhadap Soeharto.
Dilansir dari berbagai sumber, seperti ini kisah perseteruan terpendam antara Sarwo Edhie Wibowo dengan Soeharto!
Perseteruan Sarwo Edhie Wibowo dengan Soeharto
Sarwo Bertemu dengan Soekarno
Perseteruan Sarwo Edhie Wibowo dengan Soeharto berawal ketika mertua dari SBY bertemu dengan Presiden Soekarno tanpa seizin Soeharto yang kemudian memancing kecurigaan di lingkungan Angkatan Darat.
Sarwo datang menemui Soekarno dengan helikopter kepresidenan, Sikorsky S-61, untuk membahas peristiwa pembunuhan para jenderal TNI dalam gerakan G30S/PKI.
Pada saat itu, ketika Laksamana Muda Sri Mulyono Herlambang dan Komodor Dewanto mengabari bahwa Soekarno sudah berada di Bogor, Sarwo pun bergegas terbang.
Hal tersebut membuat Soeharto tambah curiga lantara Sarwo terbang bersama perwira Angkatan Udara yang saat itu disinyalir dekat dengan PKI.
Melihat aktivitas Sarwo, Letnan Kolonel Ali Moertopo yang dikenal sebagai ‘Raja Intel’ melapor kepada Soeharto untuk mewaspadai.
“Mengapa dia bergegas ke Bogor? Untuk apa?” kata Ali.
Menurut Sejarawan Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, kejadian itu mengawali perseteruan terpendam antara Soeharto dan Sarwo.
Campur Tangan Ali Moertopo
Dalam perseteruan Sarwo Edhie Wibowo dan Soeharto itu, disebutkan ada peran Ali Moertopo yang melebih-lebihkan.
Di samping itu, mengingat Sarwo memiliki tim khusus yang bergerak cepat, Soeharto tetap memanfaatkan Sarwo untuk memberantas gerakan G30S seperti dikutip dari buku “Sarwo Edhie dan Misteri 1965”.
Menurut pandangan pengamat militer Salim Said, Soeharto tidak suka dengan pertemuan Sarwo dan Soekarno.
Sejak saat itu, hubungan Sarwo dan Soeharto pun jadi dingin dan belum lagi ditambah pengaruh Ali Moertopo.
“Namun tidak benar jika karena peristiwa itu Sarwo Edhie jadi pro Bung Karno,” kata Salim.
Meski demikian, Soeharto pun tetap mengambil langkah dengan cara menutup semua jalur karier Sarwo Edhie.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.
Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Reja Residence!