Bagi banyak orang, tidak ada yang lebih penting daripada memiliki rumah terbaik untuk keluarga dan diri sendiri. Dinda Felia mengamini itu. Dengan membangun Casa Kalandra sebagai forever home, ia bisa mendapatkan ruang aman, nyaman, sekaligus memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sejak awal menikah, Dinda sudah memiliki dorongan yang kuat untuk membeli rumah.
Sampai akhirnya, ia bisa membeli hunian pertama di Kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan dengan metode pembiayaan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah).
Di tengah jalan, Dinda diminta pindah tugas oleh tempat kerjanya ke Kuala Lumpur, sehingga hunian tersebut terpaksa harus dijual.
Kembali ke Indonesia dan Mendapatkan Rumah Idaman
Setelah bertahun-tahun tinggal di Malaysia dan memiliki dua buah hati, Dinda dan suaminya, Okky, kembali pulang ke Indonesia dan berencana ulang menciptakan rumah terbaiknya.
Selama proses pencarian rumah kedua, Dinda dan suami mempertimbangkan banyak hal.
“Kami mencari hunian yang tidak terlalu jauh dengan keluarga, berlokasi strategis, dan dekat dengan tempat kerja serta sekolah anak,” ujar Dinda Felia saat diwawancarai 99.co Indonesia, Selasa (22/2/2022).
Selain itu, Dinda juga mempertimbangkan aspek lingkungan yang menyediakan ruang terbuka hijau dan fasilitas memadai di sekitar hunian.
Tentunya, aspek-aspek tersebut menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh setiap calon pembeli rumah, baik untuk Dinda dan juga kamu, Sahabat 99.
Menemukan Rumah di Lebak Bulus
Setelah melalui proses berliku, akhirnya Dinda menjatuhkan hati kepada rumah second di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Hunian tersebut dibelinya melalui KPR dari salah satu bank swasta di Indonesia dengan tenor 18 tahun.
“Alhamdulillah bisa lunas selama dua tahun. Namun, karena pelunasannya lebih cepat, kami dapat penalti dengan hanya membayar biaya administratif,” tambahnya.
Meski sudah mantap dengan hunian pilihannya, ternyata Dinda masih belum puas dengan area yang tersedia.
“Jumlah kamar tidur hanya ada dua, belum ada area rooftop, kolam renang, dan teras. Namun, luasan dan layout rumah sudah sesuai keinginan dan dirasa potensial,” ujar wanita yang bekerja di perusahaan farmasi multinasional ini.
Untuk memenuhi kebutuhannya, Dinda merasa rumah tersebut perlu direnovasi total.
Proses Renovasi Rumah Impian
Membangun rumah impian yang sesuai dengan keinginan tentu sangat memuaskan.
Hal tersebut adalah dambaan Dinda dan keluarga.
Tak ayal, demi merombak rumah standar developer yang dibeli di Lebak Bulus itu, Dinda perlu bantuan profesional, yakni arsitek dan kontraktor.
Selama berbulan-bulan, Dinda menantikan hunian yang sesuai ekspektasi, yakni sebuah rumah yang mengusung konsep Skandinavian dengan sentuhan industrialis.
Renovasi Pertama Tidak Berjalan Mulus
Selama menunggu renovasi, Dinda harus menelan kekecewaan karena perombakan yang dilakukan ternyata malah jauh panggang dari api.
“Ada masalah internal dari arsitek dan kontraktor, sehingga hasil tidak sesuai desain dan kualitasnya tidak sesuai ekspektasi. Hal itu menyebabkan proses jadi molor dan biaya renovasi bertambah,” tutur ibu dua anak tersebut.
Dampaknya, setelah pindah dari Kuala Lumpur ke hunian yang ia kira sudah final, Dinda dan keluarga malah terpaksa tinggal di rumah yang renovasinya belum rampung.
Lima bulan kemudian, barulah rumah idaman itu selesai direnovasi.
Meski begitu, Dinda dan suami masih merasa belum puas dengan hasilnya.
Banyak area yang belum dimaksimalkan dengan baik dan bentuk yang diinginkan masih belum terwujud.
Maka, dengan keyakinan yang tinggi, Dinda memutuskan untuk merenovasi kembali huniannya.
Renovasi Kedua Berjalan dengan Molor
Seperti sebelumnya, renovasi kedua ini juga masih bertemu berbagai hambatan.
Akibatnya, proses perombakan yang awalnya direncanakan berjalan singkat tetap memakan waktu yang lama.
“Kami dijanjikan tidak perlu mengungsi karena renovasinya minor. Pada akhirnya tetap molor karena prosesnya jadi membesar dan kami terpaksa mengungsi sebulan,” tambah Dinda.
Dengan berat hati, renovasi kedua ini harus makan waktu hingga tiga bulan.
Proses tidak akan mendustai hasil. Dari buah kesabaran Dinda dan suami, forever home yang mereka idam-idamkan akhirnya terwujud dengan sempurna.
Tips Mengatur Bujet Pembangunan
Disinggung soal bujet, Dinda menyebut uang yang digelontorkan untuk membeli rumah ini ada di kisaran Rp4 miliar.
Kemudian, proses renovasi pertama dan kedua rumah dengan luas tanah 180 m2 dan luas bangunan 230 m2 tersebut memakan biaya sebesar hampir Rp1 miliar.
Dinda memberikan tips dalam menekan bujet renovasi rumah kedua tersebut.
Salah satunya, tidak mengubah layout terlalu banyak dan meminimalkan pembuatan area-area tertentu yang membutuhkan biaya besar.
“Selain itu, kami juga kreatif mencari alternatif material bangunan. Misalnya, menggantikan penggunaan bata tempel ekspos yang mahal jadi bata hebel yang cenderung lebih murah,” tukas seorang Legal and Compliance Director tersebut.
Membuat Akun Instagram Casa Kalandra dan Meraup Keuntungan
Setelah menata rumah sebaik mungkin dan menjadikannya sesuai kebutuhan, Dinda dan suami memantapkan hati untuk membagikan kisah pembangunan huniannya lewat Instagram.
Pada Mei 2019, Dinda dan suami membuat sebuah akun dengan username Casa Kalandra sebagai nama panggung huniannya.
Ia menuturkan, Casa Kalandra terinspirasi dari nama belakang sang anak.
“Saat itu nama casa yang artinya rumah masih belum banyak dipakai, sedangkan Kalandra diambil dari nama belakang anak kami,” tambahnya.
Dilirik Agensi dan Brand Ternama
Dinda dan suaminya aktif membagikan potret hunian dan tips menata rumah yang mampu menginspirasi banyak orang.
Dari kegemarannya tersebut, Dinda mendapatkan engagement yang tinggi sehingga ada beberapa agensi tertarik untuk menjadikan Casa Kalandra sebagai venue shooting.
“Ternyata dari mulut ke mulut, beberapa agensi dan brand berminat menyewa Casa Kalandra,” kata Dinda.
Melihat ada potensi pasar, mereka pun mantap menyewakan Casa Kalandra dan memanfaatkannya untuk mendapatkan penghasilan pasif tambahan.
Dinda menyebutkan bahwa pihak-pihak yang pernah menyewa Casa Kalandra sebagai tempat shooting sudah sangat banyak.
“Dari shooting brand atau produk ada Dettol, Indomie, Grabfood, Samsung, sampai Transvision. Terus ada konten Youtube berupa talkshow hingga siaran dakwah. Kemudian, ada juga acara memasak, iklan layanan masyarakat, video musik, dan web series,” jelas Dinda.
Rate Card Casa Kalandra
Soal rate card, Dinda menjelaskan bahwa penyewaan tempat tergantung pada beberapa faktor.
Misalnya durasi, jumlah pemakaian area, media dan output konten, hingga jumlah kru yang terlibat.
“Dari situ, kita akan berikan penawaran. Kami memasang rate card mulai dari Rp3 juta,” jelas Dinda.
Selama menjadikan rumahnya untuk keperluan komersial, Dinda menyebut bahwa pendapatan barunya sudah membuat biaya renovasi balik modal.
“Saat ini sudah menutup biaya renovasi kedua,” tandas Dinda.
***
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99!
Baca artikel menarik dan terbaru lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Ingin miliki rumah impian di Jakarta Selatan seperti Casa Kalandra?
Pastikan hanya mencari di 99.co/id dan Rumah123.com, ya.
***sumber foto: instagram.com/casa_kalandra