Berita Ragam

Kisah Kematian Musso, Pentolan PKI yang Diberondong dan Dibakar. Jenazahnya Dipamerkan!

2 menit

Kisah kematian Musso, pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI pada era 1920-an, sangat tragis dan mengenaskan. Bagaimana sang tokoh komunis menjemput ajalnya?

Musso atau Paul Mussotte bertanggung jawab atas Pemberontakan PKI Madiun 1948 (Madiun Affair).

Peristiwa kelam pada 18 September 1948 diketahui merenggut sekitar 1.920 korban jiwa, tepatnya saat PKI menduduki Kota Madiun selama 13 hari.

Pemberontakan PKI Madiun 1948 dilatarbelakangi oleh kekecewaan Amir Syarifudin beserta kelompoknya kepada pemerintah atas hasil perjanjian Renville.

Pada tahun itu, Madiun pun diserang oleh pasukan TNI dalam upaya merebut kembali kota tersebut dari tangan Front Nasional yang didukung oleh PKI.

Hatta benar-benar bertindak keras untuk menumpas pemberontakan Madiun, alhasil kota tersebut bisa kembali direbut yang menyebabkan para pentolan Front PKI lari kocar-kacir, termasuk Musso.

Akibat diburu oleh tentara, Musso pun terpisah dari pasukan induk Front Nasional.

Ia kabur sendirian. Namun nahas, pentolan komunis itu tewas mengenaskan di tangan TNI.

Melansir dari koran-jakarta.com, berikut ini kisah kematian Musso menjemput ajalnya!

Kisah Kematian Musso

kisah kematian musso

sumber: keuangannews.id

Pada 31 Oktober 1948, Musso dihentikan oleh dua orang keamanan desa ketika berjalan kaki di Desa Balong.

Dalam buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan karya Soe Hok Gie, disebutkan bahwa keamanan desa tersebut curiga dengan penampilan Musso yang bersih.



Musso melawan ketika dimintai surat-surat dan menembak petugas yang memeriksanya, lalu kabur setelah merampas sebuah sepeda.

Ia terus melanjutkan pelariannya dengan merampas sebuah dokar yang sedang berjalan, sementara pasukan TNI dihubungi.

Dalam pelariannya, Musso juga memberhentikan sebuah mobil dengan menodongkan pistol.

Kali ini Musso bernasib sial, mobil yang ia rampas tidak bisa hidup dan ia berlari ke arah desa.

Ia masuk ke sebuah rumah dan bersembunyi di dalam kamar mandi, sementara pasukan TNI yang dipimpin Kapten Sumadi telah mengepung.

Pengepungan tersebut tidak bermaksud menembak mati Musso, melainkan menangkapnya hidup-hidup.

Musso diminta untuk menyerah, tapi ia tetap bersikukuh melawan.

Tentara pun memberondong kamar mandi dan Musso tewas bersimbah darah.

Mayat Musso yang tewas mengenaskan sempat dipertontonkan kemudian dibakar.

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Simak informasi menarik lainnya di Google News Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Mustika Park Place!



Alya Zulfikar

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Follow Me:

Related Posts