Berita Berita Properti

Alasan Kenapa Hotel Tidak Ada Lantai 4, Begini Penjelasannya!

2 menit

Beragam alasan terkait kenapa hotel tidak ada lantai 4 berhubungan dengan mitos, kepercayaan, atau sudut pandang negatif yang dipercaya oleh masyarakat luas, termasuk di Indonesia.

Dalam budaya di beberapa negara seperti China misalnya, angka 4 dilafalkan sebagai “si” yang mengandung makna kematian.

Hal ini pun berimbas pada industri perhotelan yang sering kali meniadakan lantai 4, lantas umumnya diganti menjadi 3A atau langsung melompat ke tingkat 5 sehingga jika disusun adalah 1, 2, 3, 5, dan seterusnya.

Mengutip laman hotel.or.id, tujuan dilakukannya pergantian nomor lantai tersebut guna memenuhi kebutuhan tamu yang mungkin merasa tak nyaman seandainya menginap di lantai 4.

Maka, dengan menghilangkan angka 4, hotel bisa menarik lebih banyak tamu serta menciptakan lingkungan yang lebih menyenangkan.

Di luar itu, apa alasan dan penjelasan lainnya terkait pertanyaan umum soal kenapa hotel tidak ada lantai 4? Simak uraian berikut!

Kenapa Hotel Tidak Ada Lantai 4?

kenapa hotel tidak ada lantai 4

1. Diyakini sebagai Angka Sial

Sebagaimana telah disinggung, ketiadaan lantai 4 dalam perhotelaan kerap dihubungkan dengan konotasi kurang baik.

Merujuk laman Travel China Guide, banyak bangunan terutama hotel tidak menyediakan lantai 4 maupun lantai lainnya dengan angka 4 (14, 24) lantaran dianggap sebagai angka sial yang berhubungan pula dengan kematian.

Kendati demikian, bukan berarti seluruh hotel mengikuti kepercayaan ini, tetapi secara umum pihak pengelola melakukannya dengan pertimbangan kenyamanan dan kepuasan tamu.

2. Mitos yang Berawal dari Tetraphobia

Alasan kenapa hotel tidak ada lantai 4 jika melansir Cambridge Dictionary bermula dari tetraphobia.

Tetraphobia adalah ketakutan atau semacam kecemasan berlebih terhadap angka 4.



Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani, “tetra” yang berarti angka 4 dan “phobia” artinya ketakutan.

Tetraphobia ini pun sering kali diasosiasikan dengan budaya Asia, terlebih di sejumlah negara seperti China, Korea, dan Jepang.

Seiring waktu yang dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor, tak hanya di Asia, fenomena hotel tanpa lantai 4 juga diterapkan di beberapa negara-negara Eropa.

3. Pengaruh Globalisasi

Siapa sangka, pengaruh globalisasi menjadi salah satu alasan kenapa hotel tidak ada lantai empat.

Ini lantaran adanya jalinan hubungan antara negara-negara beserta budayanya, termasuk soal mitos angka 4.

Dalam artian, hotel di negara Eropa yang pada mulanya tidak memercayai mitos angka 4, berkat pengaruh globalisasi menjadi mau tak mau turut pada ketentuan karena untuk memenuhi permintaan pasar.

Pengelola hotel biasanya menyadari bahwa beberapa tamu mempunyai kekhawaitran alias preferensi terhadap lantai 4.

Jika menghilangkan atau menuruti permintaan tersebut, pemilik atau pengelola hotel kemungkinan besar akan memperoleh tamu yang lebih banyak.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, alasan suatu hotel tidak mencantumkan lantai 4 bisa diakibatkan oleh mitos budaya serta kebutuhan pasar.

Bisa jadi, mitos angka 4 dalam industri perhotelan dianggap tidak rasional, tetapi berbicara kenyamanan tamu, pada praktiknya hal tersebut tetap dijalankan.

FAQ

Kenapa tidak ada angka 4 di lift?

Dalam bahasa China, angka 4 disebut si yang pelafalannya mirip kata mati sehingga dianggap sebagai kesialan. Maka dalam lift suatu bangunan atau hotel kerap ditiadakan nomor 4.

Mengapa tidak ada tingkat 4?

Budaya China memercayai bahwa gedung dengan angka 4 akan membawa kesialan.

Mengapa bangunan tidak memiliki lantai empat?

Ketakutan terhadap angka 4 disebut tetraphobia sehingga umumnya banyak bangunan yang dibangun tanpa menggunakan lantai empat.

***

Itulah alasan mengapa hotel tidak ada lantai empat beserta penjelasan lengkapnya.

Akses www.99updates.id dan Google News untuk menemukan ragam artikel menarik.

Lagi cari rumah? Temukan #SegampangItu hanya di laman www.99.co/id.

**Gambar: unsplash.com/martenbjork, Canva



Hendi Abdurahman

Mengawali karier sebagai penulis lepas seputar tema olah raga di sejumlah media online. Sejak 2021 menjadi penulis konten di 99 Group dengan cakupan tema meliputi properti, marketing, dan gaya hidup. Senang menjelajah kota di akhir pekan.
Follow Me:

Related Posts