Berita Berita Properti

5 Kekurangan Coliving yang Jarang Diketahui Orang. Ternyata Merugikan?

2 menit

Istilah co-living merujuk pada konsep hunian komunal modern. Artinya, kamu akan berbagi ruang tinggal bersama orang lain. Sebelum memutuskan untuk mengikuti tren ini, pahami dulu kekurangan coliving berikut ini, yuk.

Konsep hunian ini biasanya berupa apartemen atau rumah dengan banyak kamar.

Setiap penghuni akan memiliki ruang tinggalnya sendiri untuk beristirahat.

Hanya saja, area publik di dalamnya harus mereka gunakan bersama-sama.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya beberapa kekurangan coliving berikut, Sahabat 99.

5 Kekurangan Coliving yang Jarang Diketahui Orang

1. Tidak Bisa Mengontrol Siapa Rekan Serumah

kekurangan konsep hunian coliving

Masalah pertama, kamu tidak punya kontrol penuh mengenai siapa yang akan menjadi teman serumahmu.

Apalagi jika kamu sendiri hanya seorang tenant, bukan pemilik asli hunian.

Bagi beberapa orang ini bisa jadi masalah karena itu artinya rekan serumahmu adalah orang asing sepenuhnya.

Kamu tidak tahu latar belakangnya, masa lalunya, keluarganya, dan lainnya.

Kesamaan kalian hanya satu, sama-sama membutuhkan rekan serumah agar biaya hidup bisa lebih hemat.

Namun, hal ini bisa kamu atasi dengan mengajak teman dekat untuk tinggal bersama.

Tujuannya agar kamu tidak merasa sepenuhnya asing dengan sosok yang menjadi teman serumahmu.

2. Berbagi Ruang Publik dengan Orang Lain

Kekurangan coliving selanjutnya adalah kamu harus berbagi ruang publik.

Entah itu berupa ruang tamu, ruang tv, dapur, maupun area makan.

Harus diakui, terkadang ada waktu ketika kamu ingin bersantai menonton TV seorang diri.

Sayangnya, ini sulit terjadi jika kamu berbagi ruang publik dengan orang lain.

Bisa jadi ada teman serumah yang ingin ikut menonton, sedang menerima tamu, atau bahkan tengah bekerja di area tersebut.

Solusi terbaiknya adalah memasang TV tambahan di kamar tidur, tetapi ini tentu akan berpengaruh pada biaya listrik.

3. Ruang Privasi Berkurang

tren konsep hunian komunal



Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, kekurangan coliving berikutnya adalah ruang privasi berkurang.

Area di mana kamu benar-benar sendiri dan bebas hanyalah kamar tidur.

Sementara di ruangan lain kamu bisa melihat jejak kehidupan orang lain.

Bahkan, saat berada di kamar pun kamu masih bisa mendengar suara orang lain di luar.

Bagi seseorang yang gemar menyendiri, konsep hunian seperti ini sangat tidak ideal.

Lebih baik menyewa unit apartemen sendiri agar ruang gerak pribadimu leluasa.

4. Harus Belajar Toleransi

Kamu tipikal individu yang agak egois dan sulit toleransi?

Jika iya, maka konsep hunian co-living bisa jadi masalah besar untukmu.

Ini karena kamu harus belajar toleransi untuk menciptakan keharmonisan saat tinggal bersama orang lain.

Bahkan, meski teman serumahmu bukan orang asing sepenuhnya, risiko timbulnya konflik tetap besar.

Masalahnya mungkin sepele, temang serumahmu tipe yang berantakan sementara kamu lebih rapi.

Akibatnya, kamu lebih sering membersihkan ruang publik sementara ia sering membuatnya berantakan.

Hal ini bisa menimbulkan perpecahan besar jika tidak segera kamu bicarakan bersama untuk menemukan jalan tengah.

5. Koneksi Internet di Bangunan Lemot

kekurangan tinggal di hunian coliving

Masalah terakhir dari hidup bersama adalah koneksi internet di hunian yang berisiko lemot.

Penyebab utamanya karena ada banyak perangkat terkoneksi dalam satu waktu.

Anggap saja di satu bangunan ada tiga sampai empat penghuni dan setiap orang memiliki ponsel serta laptop.

Lalu setiap perangkat, jumlahnya enam sampai delapan dan semuanya terhubung pada koneksi yang sama.

Beban jaringan internet tentu lebih berat sehingga kemampuannya pun menurun.

Oleh sebab itu, cek dulu kecepatan internet di hunian sebelum kamu memutuskan untuk pindah ke sana.

***

Semoga informasinya bermanfaat, Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.

Ingin tahu tinggal di apartemen Southgate Residence?

Kunjungi 99.co/id dan segera dapatkan hunian impianmu!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts