Proyek infrastruktur dan program pembangunan rumah di era Jokowi memang kerap menuai kritik dari berbagai kalangan. Lantas, adakah keberhasilan infrastruktur dan pembangunan tersebut yang layak diapresiasi?
Memasuki tahun kedelapan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah banyak proyek infrastruktur dan program pembangunan perumahan dibuat.
Ada yang menilai proyek infrastruktur dan pembangunan rumah yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi sudah baik, tetapi ada juga yang memberikan penilaian kurang baik.
Namun, di balik pro dan kontra yang beredar di masyarakat sebenarnya adakah pembangunan infrastruktur dan perumahan yang bisa disebut berhasil?
Keberhasilan Infrastruktur & Pembangunan Rumah di Era Jokowi
Keberhasilan Infrastruktur Jalan Tol
Melansir laman ekonomi.bisnis.com, Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengapresiasi pemerintahan Jokowi.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organda, Andre Djokosoetono, mengatakan ada banyak hal yang telah menjadi pencapaian Presiden Jokowi, khususnya di sektor transportasi darat.
“Pencapaian luar biasa Presiden Jokowi adalah pembangunan infrastruktur jalan tol yang sangat membantu memudahkan mobilitas,” ungkap Andre kepada Bisnis, Senin (18/10/2021).
Namun Andre berharap, pemerintah juga meningkatkan pembangunan jalan non-tol dan memperluas akses menuju pelabuhan.
Menurutnya, regulasi yang mengatur angkutan penumpang dan barang juga sebaiknya direvisi, serta memperhatikan kembali aturan mengenai bahan bakar minyak (BBM) beserta distribusinya.
“Contohnya di angkutan barang, tidak semua jalan non-tol dapat dilalui berbagai jenis truk/bus, sehingga kelancaran dan biaya bisa jadi terkendala. Untuk angkutan penumpang, masih perlu disesuaikan dengan kondisi saat ini yang sudah berkembang, baik teknologi kendaraan maupun IT,” imbuhnya
Keberhasilan Program 1 Juta Rumah
Dilansir dari katadata.co.id, realisasi pembangunan rumah pada program Sejuta Rumah pada 2021 menembus 1.105.707 unit atau naik 14,55 persen secara tahunan.
Realisasi itu terbagi menjadi 826.500 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 279.207 unit rumah non-MBR.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mendata pembangunan rumah MBR dibangun oleh Kementerian PUPR sebanyak 341.868 unit.
Sementara itu, Kementerian / Lembaga lainnya menyediakan 3.080 unit, pemerintah daerah 43.933 unit, pengembang perumahan 419.745 unit, CSR Perumahan 2.270 unit, dan masyarakat 15.604 unit.
“Program Sejuta Rumah merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pembangunan rumah untuk masyarakat Indonesia. Persentase rumah MBR adalah 75 persen dan sisanya 25 persen merupakan rumah non-MBR,” kata Iwan dalam keterangan resmi, Selasa (18/1).
Adapun, rumah non MBR dibangun oleh pengembang senilai 244.010 unit.
Sementara itu, rumah non MBR yang dibangun oleh masyarakat mencapai 35.197 unit.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendata akan ada 15,5 juta penduduk yang membutuhkan rumah pada 2045.
Saat ini, angka backlog rumah sekitar 11,4 juta unit. Secara total, program Sejuta Rumah telah membangun 6,87 juta unit pada 2015-2021.
Iwan berharap program Sejuta Rumah dapat terus berjalan dan menggerakkan perekonomian masyarakat selama pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, sektor properti menggerakkan lebih dari 140 industri yang tergabung dalam industri komponen bangunan.
“Program Sejuta Rumah akan tetap dilanjutkan karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Ditjen Perumahan Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 5,1 triliun pada tahun 2022.
***
Demikian ulasan mengenai keberhasilan infrastruktur dan program 1 Juta Rumah di era Jokowi.
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian impian di Kota Bandung?
Temukan beragam pilihan perumahan seperti di Dago Village hanya di 99.co/id dan Rumah123.com, karena kami memang #AdaBuatKamu.