Kontroversi gay dan penyakit HIV muncul akibat metode cherry picking yang dilakukan Dwi Estiningsih. Perdebatan ini bukan satu-satunya kasus LGBT Indonesia yang viral.
Belakangan ini, nama Dwi Estiningsih ramai diperbincangkan di berbagai media sosial, khususnya Twitter.
Dwi yang berprofesi sebagai seorang dosen, dituduh membuat sebuah analisis menyesatkan tentang kaum LGBT, tingkat kesehatan mereka, dan bahaya “gay” yang menyebar di Indonesia.
Dwi mengklaim bahwa menyukai sesama jenis merupakan sebuah penyakit dan penyebab mengapa kesehatan mental serta fisik di Indonesia menurun belakangan ini.
Ironisnya, analisis yang ia rangkap sebagai jurnal singkat tersebut diambil dari jurnal para peneliti Pro-LGBT.
Kasus Dwi Estiningsih ini bukanlah satu-satunya berita menyangkut LGBT yang kontroversial di Indonesia.
Berikut adalah kasus LGBT Indonesia, yang saking viralnya sampai disorot media dunia!
Kasus LGBT Indonesia Terheboh. Mengapa Bisa Viral?
1. Penikahan Pasangan Gay di Bali
Empat tahun lalu, masyarakat Bali digegerkan dengan berita pernikahan sesama jenis yang diadakan di sebuah hotel kecil di Ubud, Gianyar.
Melihat dari jumlah undangannya, pernikahan bulan September antara WNI dan warga Amerika Serikat itu tidak dilakukan secara diam-diam.
Kedua orang tua dari salah satu mempelai pun datang, dan pernikahan pun disahkan oleh seorang pemangku agama Hindu.
Pernikahan ini pertama kali tercium oleh media lokal, yang kemudian viral dan terdengar sampai ke pelosok negeri.
Mendengar berita tersebut, Made Mangku Pastika, Gubernur Bali pada masanya, mengaku geram dan menyayangkan upacara pernikahan Hindu tersebut.
Dilansir dari liputan6.com, Made Mangku bersaksi, “Ndak boleh itu, di mana itu. Menurut agama Hindu sangat dilarang itu. Makannya pingin tahu dimana persisnya lalu kita tegur.”
Ia juga menambahkan, “Kita sampaikan ke Majelis Desa Pakraman atau Majelis Desa Madya. Saya kira itu benar-benar satu aib lagi.”
Baca Juga:
Perbandingan 7 Foto Artis Transgender Sebelum dan Sesudah Operasi. Berubah Drastis!
Kasus LGBT Bali ini mengundang perdebatan di antara netizens Indonesia.
Beberapa merasa pihak berwajib seharusnya tidak mencampuri urusan pribadi rakyatnya selama mereka tidak menganggu ketenangan publik.
Namun, tidak sedikit juga warga yang menilai pernikahan sesama jenis tersebut merupakan tindakan asusila dan sudah meresahkan negeri.
Tidak hanya viral di Indonesia, berita ini juga tercium media Australia, NEWS, yang menuliskan Controversy after Gay Marriage Wedding in Bali sebagai judul artikelnya.
2. Kontroversi Film Kucumbu Tubuh Indahku
Usai memborong banyak penghargaan asing, film Kucumbu Tubuh Indahku akhirnya dapat dinikmati pecinta film Indonesia April lalu.
Film garapan sutradara Garin Nugroho tersebut menceritakan tentang perjuangan hidup seorang pria yang berprofesi sebagai penari tradisional lengger.
Alih-alih mendapatkan pujian yang sama dari sineas internasional, film Kucumbu Tubuh Indahku malah dicekal warga.
Beberapa ormas di berbagai daerah, seperti Lampung dan Aceh, mengecam pemerintah agar memboikot film tersebut karena dinilai menyebarkan ajaran dan norma LGBT.
Padahal, film KTI sama sekali tidak bertujuan untuk mengajak warga Indonesia ke jalan yang salah.
Kontroversi ini mengundang perhatian dunia.
Laman berita Academy Awards pun sempat memasukkan kasus LGBT Kucumbu Tubuh Indahku ini di situs mereka.
3. Pesta Liar Homoseks di Kelapa Gading
Kasus LGBT viral berikutnya datang dari Kelapa Gading.
Senin, 22 Mei, 2017, Sejumlah pria berhasil digerebek petugas di sebuah ruko Kelapa Gading Barat, tepatnya Kokan Permata Blok B 15-16 RT 15 / RW 03.
Polisi mendapatkan laporan tentang pesta liar penyuka sesama jenis yang kabarnya sudah meresahkan warga sejak lama.
Penggerebekan tersebut menggiring sebanyak 141 pria bertelanjang dada ke Mabes Polri.
Berita ini tidak hanya heboh di dalam negeri.
Beberapa media asing seperti New York Times, The Guardian dan BBC juga mengangkat berita pengangkapan viral ini di situs mereka masing-masing.
Salah satu artikel asing yang terdengar sampai Indonesia adalah Indonesian Police Arrest More than 140 Men at Alleged Gay Sauna Party keluaran The Guardian.
4. Pasangan Gay Aceh dan Hukum Cambuk
Tahun 2017 lalu, pasangan sesama jenis berinisial MH (20) dan MT (24) menerima 85 hukuman cambuk di Aceh.
Kedua terdakwa terjerat Hukum Jinayat, Qanun Nomor 6 Tahun 2014 yang berbunyi…
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan liwath diancam hukuman paling banyak 100 kali cambuk atau denda paling banyak 1.000 gram emas murni atau penjara paling lama 100 bulan.”
Kasus LGBT di Aceh ini merupakan kasus pertama yang ditemukan setelah hukum Qanun Nomor 6 berlaku.
Setelah viral di tanah air, berita ini juga diangkat oleh media asing asal Inggris, BBC.
Dalam artikel yang berjudul No Place to Hide for LGBT People in Indonesia’s Aceh Province, BBC mengangkat kekhawatiran atas hukuman keji yang harus dialami para kaum LGBT di Aceh.
5. Kasus Dwi Estiningsih dan Analisis Asal Comot
Namanya Dwi Estiningsih mulai heboh diperbincangkan para warganet pascacuitan-cuitannya tentang kaum LGBT menyebar luas di Twitter.
Pada cuitannya, Dwi mengajak para pengikutnya untuk waspada akan bahaya LGBT dan HIV yang mengintai anak-anak muda dengan mengutip banyak karya ilmiah asing.
Salah satunya kutipan dari Mental Health Disorders, Psychological Distress, and Suicidality in a Diverse Sample of Lesbian, Gay, Bisexual,and Transgender Youths…
…yang mana merupakan sebuah jurnal hasil penelitian akademis Brian Mustanski, PhD.
“93,8% #LGBT mempunyai setidaknya satu gangguan kepribadian, yang paling umum adalah borderline, obsesif kompulsif dan gangguan kepribadian menghindar,” tulis Dwi.
Merasa benar, ia kemudian melanjutkan deretan cuitannya dengan contoh kutipan lain dari berbagai macam buku dan kajian ilmiah lainnya.
Sayangnya, tidak satupun kutipan yang ia ambil mendukung opininya tentang kesehatan anak-anak muda dunia.
Saking menyesatkannya, para penulis jurnal ilmiah yang dikutip Dwi pun sampai turun langsung demi mengkoreksi metode asal comot Dwi.
“Ini adalah interpretasi yang sangat salah,” sangkal Brian Mustanski.
“Karya ilmiah saya menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang dimiliki (kaum LGBT) merupakan hasil dari diskriminasi dan intimidasi masa,” tambahnya.
Sampai sekarang, Dwi belum merespon satupun balasan para peneliti yang menyangkal langsung tweet buatan Dwi.
Baca Juga:
Semoga bermanfaat artikelnya ya, Sahabat 99!
Jangan lupa untuk pantau terus informasi penting seputar properti lewat Blog 99.co Indonesia.
Tak lupa, pastikan kamu menemukan properti idaman di 99.co/id.