Maulid nabi atau peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. sering kali diperingati setiap tahunnya. Namun, bagaimana bunyi hadits tentang maulid nabi yang bisa jadi rujukan umat Islam? Apakah ada dalilnya?
Selain Al-Qur’an, hadits atau hadis adalah sumber penting dalam agama Islam.
Hadits memberikan panduan dan penjelasan secara rinci tentang ajaran Islam yang berasal dari Nabi Muhammad saw. melalui perantara ahli atau perawi hadits.
Dalam sejumlah kitab terkenal, terdapat kumpulan hadits mulai dari hadits tentang sabar, ikhlas, hingga lainnya.
Namun, salah satu hadits yang menimbulkan perbincangan dan sorotan para ulama adalah hadits maulid nabi.
Benarkah ada sejumlah hadits tentang maulid nabi? Begitu juga dalil maulid nabi?
Untuk lebih jelasnya, simak dulu apa itu hari maulid nabi berikut ini!
Apa Itu Maulid Nabi?
Maulid nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. pada bulan Rabiul Awal dalam kalender Islam.
Menurut buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM. Waskito, sejarah maulid nabi rupanya telah berlangsung lama yaitu ribuan tahun lalu.
Di sejumlah negara, hari maulid nabi diperingati dengan berbagai tradisi.
Perayaan maulid nabi adalah bagian dari upaya untuk mencintai, mengingat, dan mencontoh perilaku Nabi Muhammad saw.
Meskipun demikian, memperingati maulid nabi sering menjadi kontroversi dari berbagai kalangan.
Sebagian kaum muslimin meyakini kalau memperingati maulid nabi disyariatkan dalam Islam.
Sementara itu, sebagian yang lainnya menganggap kalau memperingati maulid nabi bukanlah suatu keharusan atau bid’ah hasanah.
Alasannya, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. tidak memiliki dasar langsung dalam hadis atau riwayat sahih yang diterima secara luas di kalangan ulama.
Lantas, bagaimana dengan ayat Al-Qur’an dan hadits tentang maulid nabi?
Hadits tentang Maulid Nabi
Memperingati maulid nabi sudah berlangsung sejak lama di berbagai negara termasuk Indonesia.
Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abi Qatadah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
Artinya:
“Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun menjawab: “Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu diturunkan atasku.” (HR. Muslim) [No. 1162 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
Hadits tentang maulid nabi juga dijelaskan dalam buku Kisah Maulid Nabi Muhammad SAW: AWAL MUHAMMAD AKHIR MUHAMMAD Jilid 1 oleh Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar.
Menurut kitab An-Ni’matul Kubra ‘alal ‘Alami fi Maukidi Sayyidi Waladi Adam karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami, ada beberapa penjelasan mengenai hadits tentang maulid nabi.
Sayydina Abu Bakar RA berkata:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كانرفيقي في الجنة
“Barangsiapa membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi saw maka ia akan menjadi temanku di surga.”
Ada pula hadits tentang maulid nabi lainnya yaitu, Sayyidina Umar RA berkata:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام
“Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi saw maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.”
Hanya saja, melansir pwmu.com, dua hadits maulid nabi tersebut dinilai hadits maudhu.
Artinya, hadits maulid nabi tersebut tidak memiliki sanad dan rawi.
Meskipun hadis tersebut kerap jadi sorotan, akan tetapi memperingati maulid nabi sah-sah saja asalkan dalam perayaannya tidak melanggar syariat Islam.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Baca artikel islami lainnya melalui Berita.99.co.
Kamu juga bisa ikuti Google News Berita 99.co Indonesia supaya tak ketinggalan informasi terbaru.
Ingin punya rumah terbaik dengan harga terjangkau?
Cek saja melalui portal www.99.co/id yang #segampangitu buat kamu.
Gambar cover: Shutterstock.com