Partai Persatuan Pembangunan (PPP) didirikan pada 5 Januari 1973. Sejak awal berdirinya, partai berasaskan Islam ini menggunakan gambar Ka’bah sebagai lambang partai. Kira-kira, apa alasan gambar tersebut yang dipilih?
Menukil laman resminya, PPP adalah partai politik di Indonesia hasil fusi dari empat partai berbasis Islam lainnya, yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti.
Partai yang identik dengan warna hijau ini memakai gambar Ka’bah sebagai lambang dan identitasnya.
Siapa sangka bahwa pemilihan sekaligus penentuan lambang tersebut berlangsung alot karena adanya silang pendapat.
Kala itu, terjadi tiga kali pertemuan resmi antara Dewan Pimpinan Pusat PPP dengan Menteri Dalam Negeri yang dijabat Jenderal Amirmachmud serta Kepala Staf Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Laksamana Sudomo.
Adu argumen antara Ketua Majelis Syuro PPP KH Bisri Syansuri dengan Jenderal Amirmachmud tidak terelakkan.
Kiai Bisri kukuh menginginkan Ka’bah sebagai lambang partai, sedangkan Amirmachmud memilih lambang bintang.
Pada akhirnya, penentuan lambang partai berupa gambar Ka’bah-lah yang terpilih.
Lambang PPP Sempat Berubah
Pada tahun 1984, partai PPP terpaksa mengganti lambang Ka’bah lantaran adanya tekanan politik.
Alasannya, pada periode tersebut partai diwajibkan memakai asas Negara Pancasila sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan dan sistem politik yang berlakua saat itu.
Adapun asas Pancasila dengan gambar bintang secara resmi digunakan oleh PPP berdasarkan Muktamar I PPP yang dihelat 1984.
Kemudian, ketika Presiden Soeharto turun tahta, PPP kembali memakai asas Islam dengan lambang Ka’bah.
Hal ini berdasarkan kesepakatan dalam Muktamar IV pada akhir 1998.
Pergantian ini tidak dapat dipisahkan dari kisah mantan Ketua Umum PPP kala itu, Hamzah Haz yang mendapatkan inspirasi untuk kembali mengganti lambang partai seperti semula.
PPP yang Kembali Menggunakan Logo Ka’bah
Cerita mengenai lambang gambar Ka’bah yang kembali dipakai PPP setelah masa orde baru bermula ketika munculnya desakan dari masyarakat kepada presiden supaya pimpinan partai tidak menjabat sebagai menteri.
Kala itu, Hamzah Haz yang mengemban jabatan sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) lantas mengundurkan diri.
Sebelum pengunduran diri, Hamzah Haz mengajukan izin untuk umrah selama seminggu.
Dalam perjalanan ibadahnya itu, dia menuturkan bahwa terbersit untuk kembali memakai Ka’bah sebagai logo partai.
“Malam ketiga [umrah] saya renungi Ka’bah itu, saya renungi dalam-dalam tiba-tiba saya teringat dengan gambar PPP itu adalah Ka’bah. Kemudian saya spontan begini, ‘Ya Allah aku ini Hamzah Haz Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, partai Islam. Izinkanlah ya Allah Partai Persatuan Pembangunan memakai Ka’bah ini menjadi tanda gambarnya,’” ucap Hamzah Haz dinukil dari tempo.co.
Kini, jelang Pemilu 2024, logo PPP mengalami sedikit tambahan berupa bendera merah putih di belakang Ka’bah.
Plt Ketum PPP, Muhammad Mardiono mengungkapkan bahwa perubahan logo tersebut bukanlah keinginannya melainkan aspirasi seluruh kader lewat usulan jajak suara yang diselenggarakan Kominfo DPP.
***
Semoga informasi mengenai kisah gambar Ka’bah sebagai lambang partai PPP ini bermanfaat, ya.
Yuk, baca artikel menarik lainnya hanya di Berita.99.co.
Ikuti pula Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tidak ketinggalan banyak informasi terbaru.
Sekarang, #segampangitu menemukan rekomendasi hunian di www.99.co/id, lo.
Enggak percaya? Cek sekarang juga!