Berita Ragam

10 Dongeng Sunda Pendek yang Lucu dan Menghibur Dilengkapi Pesan Moral

9 menit

Selain menghibur, sejumlah cerita rakyat Sunda juga bisa kamu jadikan pelajaran hidup. Misalnya saja seperti kumpulan dongeng sunda pendek berikut ini!

Cerita dongeng biasanya dibacakan untuk anak sebelum tidur.

Namun, ada beberapa orang yang baru mengenalnya setelah menginjak usia sekolah.

Padahal, cerita dongeng memiliki beragam pesan moral yang inspiratif, lo.

Dongeng sendiri lahir dari beragam budaya, salah satunya tanah Sunda.

Dalam buku Komunikasi Kontemporer dan Masyarakat oleh Wulan Purnama, dongeng Sunda adalah cerita rakyat hasil dari kreasi masyarakat Sunda yang merupakan bagian dari tradisi lisan.

Menurut buku Piwuruk Basa: Basa Sunda oleh Suhaya, dongeng termasuk cerita yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya tentang suatu hal.

Nah, isi dongeng biasanya berupa cerita-cerita sage, sasakala, mite, hingga fabel.

Ingin tahu apa saja dongeng Sunda?

Yuk, simak cerita dongeng Sunda pendek berikut ini!

10 Dongeng Sunda Pendek yang Menghibur

1. Dongeng Sunda Asal Usul Situ Bagendit

dongeng sunda pendek asal usul situ bagendit

Sumber: scribd.com

Dongeng bahasa sunda pendek satu ini mengisahkan tentang sosok Nyi Endit yang sangat kikir.

Ia memiliki banyak uang, tetapi enggan membantu sesama dan terkenal sangat sombong.

Bahkan di musim paceklik, Nyi Endit malah sibuk berpesta tanpa memikirkan warga desa lainnya yang kelaparan.

Suatu hari, di tengah pestanya seorang pengemis datang dan menegurnya karena sangat serakah.

Ia lalu menantang Nyi Endit serta para pengawal untuk mencabut sebatang ranting yang tertancap di tanah.

“Jika kau bisa mencabutnya kau termasuk orang-orang yang mulia di dunia ini,” ujar si Pengemis.

Tentu saja Nyi Endit gagal memenuhi tantangan tersebut.

Si Pengemis kemudian menariknya sendiri dan dari lubang yang ia buat keluar banyak air.

Air tersebut menenggelamkan seluruh desa hingga membentuk danau bernama Situ Bagendit.

Pesan Moral:

Ada tiga pelajaran yang bisa kita ambil dari dongeng Sunda di atas, yakni sebagai berikut:

  • Harta benda hanyalah titipan Tuhan yang bisa hilang kapan saja.
  • Sifat sombong dan serakah bisa membawa kita pada kehancuran.
  • Kita harus membantu orang yang membutuhkan selagi masih berkecukupan.

2. Dongeng Sunda Lutung Kasarung

cerita lutung kasarung

Sumber: dongengceritarakyat.com

Dina jaman kapungkur, aya karajaan anu dipimpin ku saurang raja anu wijaksana, namina nyaeta Prabu Tapak Agung.

Raja Prabu ngagaduhan dua anak awewe, namina Purbararang sarta adi na Purbasari.

Dina akhir hayatnya, raja Prabu nunjuk putri bungsu na pikeun nga gentosan jabatana, mingpin karajaan.

Ngan kaputusan ieu ngajadikeun Purbararang dengki ka Purbasari.

Ku sabab eta, manehna manggihan saurang nini sihir kanggo nyilakakeun adi na.

Akibatna, kulit Purbasari barobah jadi kaayaan totol hideung jeung anjeunna diusir ti karajaan.

Purbasari diasingkeun ka hiji leuwung dimana anjeunna engké patepung jeung Lutung Kasarung.

Lutung Kasarung ieu nu akhirna miceun kutukan Purbasari ti nini sihir.

Purbararang nu ngadangu adi na tos geulis deui, masihan tangtangan paganteng-ganteng tunangan.

Dina wanci eta oge, Lutung Kasarung barobah jadi lalaki anu ganteng, lewih-lewih ganteng ti tunangan Purbararang, Indrajaya.

Akhirna, Purbararang ngaku eleh sarta menta maaf pikeun kalepatan salila ieu ka Purbasari.

Artinya:

Pada zaman dahulu, ada kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Prabu Tapak Agung.

Raja Prabu memiliki dua anak perempuan, namanya Purbararang dan adiknya Purbasari.

Di akhir hayatnya, Raja Prabu menunjuk putri bungsunya untuk mengambil alih jabatan memimpin kerajaan.

Keputusan ini menimbulkan rasa dengki di hati Purbararang kepada Purbasari.

Ia lalu memanggil seorang penyihir untuk mencelakakan adiknya menggunakan ilmu hitam.

Akibatnya, kulit Purbasari menjadi  penuh dengan totol hitam dan ia diusir dari kerajaan.

Purbasari diasingkan ke sebuah hutan, di mana ia kemudian bertemu dengan Lutung Kasarung.

Lutung Kasarung ini yang pada akhirnya berhasil menghilangkan kutukan Purbasari dari nenek sihir.

Purbararang yang mendengar adiknya sudah cantik kembali, memberi tantangan untuk melihat tunangan siapa yang paling tampan.

Di saat itu juga, Lutung Kasarung berubah menjadi lelaki tampan, bahkan jauh lebih tampan dari tunangan Purbararang, Indrajaya.

Akhirnya, Purbalarang mengaku kalah dan meminta maaf atas kesalahannya selama ini kepada Purbasari.

Pesan Moral:

Dongeng bahasa Sunda di atas mengajarkan pembaca bahwa kebaikan dan kebenaran akan selalu menang.

Karena itu jangan membiasakan diri untuk menyimpan rasa iri dan dengki terhadap orang lain.

Apalagi sampai mencelakakan seseorang hanya demi merebut sesuatu yang menjadi miliknya.

Tidak hanya itu, dongeng ini juga mengajarkan untuk tidak menyimpan dendam terhadap seseorang yang menyakiti kita.

Baca Juga: Dongeng Pendek Penuh Pesan Moral untuk Mendidik Anak, Bacakan sebelum Tidur!

3. Dongeng Sunda Sireum jeung Japati

dongeng pendek bahasa sunda

Sumber: scribd.com

Cerita fabel Sireum jeung Japati menceritakan tentang pertemuan seekor semut dan burung merpati.

Dahulu kala, ada semut yang terjatuh ke air ketika tengah minum di sisi sungai.

Seekor merpati baik hati kemudian menolongnya dengan menyodorkan daun sebagai pegangan.

Daun itu merpati tarik hingga ke tepi sungai agar semut bisa naik ke permukaan.

Setelah semut berterima kasih, keduanya lantas melanjutkan perjalanan masing-masing.

Beberapa hari kemudian, semut melihat seorang pemburu tengah mengincar merpati yang menyelamatkannya.

Ia lantas menggigit kaki pemburu dan memperingatkan merpati mengenai bahaya tersebut sebagai bentuk balas budi.

Pesan Moral:

Dongeng bahasa Sunda pendek mengenai semu dan burung merpati mengajarkan kita untuk selalu membalas kebaikan orang lain.

Selain itu, kita juga diingatkan bahwa tidak akan ada kebaikan yang sia-sia di dunia ini.

Karena hal baik yang kita lakukan akan selalu kembali kepada kita di masa depan.

4. Dongeng Sunda Entog Emas

cerita rakyat entog emas

Sumber: promediateknologi.com

Kacaritakeun aya saurang patani nu kacida malaratna hirup babarengan jeung entog.

Manehna ngadeuheus ka Gusti Allah, “Duh, Gusti… mun paparin abdi beunghar, meureun dahar nanaon oge bisa,”.

Isukna, doana dikabulkeun ku Gusti Allah nu Maha Pengasih, entog nu manehna boga ngaluarkeun endog emas.

Saatos eta, unggal dinten entogna ngaluarkeun hiji endog emas, manehna teh jadi beunghar.

Hiji poe, manehna ngarasa cape mun kudu unggal poe mawaan endog ti kandang entog.

Manehna sasadiaan bedog keur ngabeleh entog ngarah emasna kabeh kaluar, jadi manehna teu kudu cape

Ngan ari geus dibeleh entog teh, teu kaciri emas-emasna acan.

Malahan entog teh paeh, manehna jadi miskin deui sabab teu bisa ngabebenah hartana.

Artinya:

Diceritakan ada seorang petani miskin yang hidup bersama seekor angsa.

Ia lantas berdoa kepada Tuhan, “Duh, Tuhan… kalau saya kaya, mungkin makan apa saja bisa,”.

Besoknya, doanya dikabulkan oleh Tuhan yang Maha Pengasih, angsa miliknya mengeluarkan telur emas.

Setelah itu, setiap hari angsanya bertelur emas, sang petani pun menjadi kaya raya.

Suatu hari, ia merasa lelah jika harus setiap hari mengambil telur dari kandang angsa.

Dia pun menyiapkan ember untuk membelah si angsa agar emasnya keluar semua, sehingga ia tidak perlu merasa capek.

Namun, setelah angsanya ia belah, tidak terlihat sedikit pun emas.

Malah angsanya mati, dan dia kembali menjadi miskin karena tidak bisa mengelola hartanya.

Pesan Moral:

Dongeng bahasa Sunda singkat mengenai angsa emas ini mengandung sebuah peringatan agar tidak serakah.

Pasalnya, sifat serakah akan membawa bencana ke dalam hidup kita.

Tidak hanya itu, cerita ini juga mengingatkan akan pentingnya kemampuan untuk mengelola harta serta ketekunan dalam bekerja.

5. Dongeng Sunda Gagak nu Hayang Kapuji

cerita gagak nu hayang kapuji

Sumber: scribd.com

Dongeng bahasa Sunda pendek ini bercerita tentang seekor burung gagak yang menyukai pujian.

Suatu hari, ia mencuri dendeng dari tempat penjemuran berpapasan dengan seekor anjing ketika terbang.

Anjing yang ingin merebut dendeng sang gagak pun mulai mengeluarkan pujian-pujian untuknya.

Gagak yang menyukai pujian tersebut, tanpa sadar mengeluarkan bunyi “gaak, gaak” hingga makanan di mulutnya terjatuh.

Di momen inilah anjing langsung mengambil dendeng tersebut dan membawanya menjauh.

Meninggalkan gagak yang menyesali perilakunya sendiri hingga kehilangan makanan kesukaannya.

Pesan Moral:

Kisah burung gagak di atas mengajarkan kita untuk tidak besar kepala ketika mendengar pujian.

Pasalnya, bisa jadi seseorang memuji kita dengan niatan buruk di dalam hatinya.

Seperti anjing yang memuji gagak untuk merebut dendeng yang dibawanya.

Baca Juga: Dongeng Pendek untuk Anak SD yang Menghibur dan Punya Pesan Moral, Didik si Kecil Jadi Lebih Baik!

6. Dongeng Sunda Asal Usul Telaga Warna

legenda telaga warna

Sumber: dongeng.kamikamu.co.id

Dina jaman baheula, aya sahiji karajaan nu ngarana Kutatanggeuhan di daerah puncak Bogor.

Karajaan ieu dipingpin ku Raja Prabu Swarnalaya, nu boga istri namina Ratu Purbamanah.

Pasangan ieu encan di karuniaan pun anak, sanajan sagala cara geus dilakukeun.

Raja Swarnalaya akhirna mutuskeun pikeun tatapa di goa, teuing babaraha lilana.

Hiji poe, ahirna raja menang hiji wangsit, ku ijin ti kawasa istrina teh hamil jeung ngalahirkeun putri anu gumelis kacida.

Putri ieu di bere ngaran Nyi Ajeng Gilang Rinukmi atawa sok disebut oge putri Ayu Kencana Ungu.

Saking nyaahna ka putri hiji-hjina, sagala kahayang diturutkeun kabeh, putri Ayu akihrna tumuwuh janten budak manja.

Akibatna, hiji poe manehna miceun kalung hadiah ti rakyat kerajaan dina pesta ulang tahunna.

Berlian ti kalung akhirna awur-awuran, tutungna indungna ceurik teu eureun-eureun.

Barengan jeung kitu, aya sahiji kajadian dimana aya lini gede ngagoncang jeung kaluar cai tina jero taneuh.

Makin lila makin ngagedean eta cai, nepi ka ahirna ngalelepkeun karajaan Kutatanggeuhan jeung sagala isina.

Eta asalna talaga nu sok disebut talaga warna teh, warna-warni airna ceuk beja mah asalna tina kalung berlian kasebat.

Artinya:

Zaman dahulu, ada kerajaan bernama Kutatanggeuhan di daerah puncak Bogor.

Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Prabu Swarnalaya, yang memiliki istri bernama Ratu Purbamanah.

Pasangan ini belum memiliki seorang anak, meski segala cara sudah mereka lakukan.

Raja Swarnalaya akhirnya memutuskan untuk bertapa, entah untuk berapa lama.

Suatu hari, akhirnya raja mendapat wahyu, atas izin Tuhan istrinya hamil dan melahirkan seorang putri yang cantik.

Raja memberi putrinya nama Nyi Ajeng Gilang Rinukmi atau putri Ayu Kencana Ungu.

Saking sayangnya pada sang putri, raja selalu menuruti segala keinginannya, sehingga putrinya tumbuh menjadi anak manja.

Akibatnya, suatu hari ia membuang kalung hadiah dari rakyat di pesta ulang tahunnya.

Berlian dari kalung tersebut pun berantakan dan ibunya menangis terus menerus.

Lalu, ada guncangan besar yang beriringan dengan keluarnya air dari tanah.



Lama kelamaan, aliran air semakin deras dan akhirnya menenggelamkan kerajaan Kutatanggeuhan dan isinya.

Itu asal mulanya telaga yang sering kita sebut telaga warna, warna-warni airnya katanya berasal dari kalung berlian tersebut.

Pesan Moral:

Dongeng bahasa Sunda pendek di atas mengajarkan kita untuk tidak bersikap sombong dan angkuh.

Kedua sifat buruk tersebut bisa membaca bencana bagi diri kita sendiri dan orang di sekitar.

Selain itu, jangan lupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki dan hargailah pemberian orang lain.

7. Dongeng Sunda Asal Usul Tangkuban Perahu

kisah sangkuriang tangkuban perahu

Sumber: katadata.co.id

Dina hiji mangsa, dicaritakeun aya sahiji putri raja di jawa barat ngaranna dayang sumbi. Dayang sumbi boga anak lalaki nu kasep ngaranna sangkuriang.

Sangkuriang dibaturan ku hiji anjing nu ngaranna tumang nu sabenerna titisan dewa nu mangrupakeun bapana sangkuriang. Ngan tina hiji poe, si tumang diusir ka jero hutan ku sangkuriang. Ngadenge kejadian ieu, dayang sumbi teras ngambek kacida. Sangkuriang diusir ninggakeun istana.

Entos lami pisan sangkuriang mangkat, akhirna sangkuriang mutuskeun balik dei ka istana. Basa eta sangkuriang ningali aya hiji awewe anu geulis kacida nu teu lain padahal mah indungna. Ningali tina kagelisan nana, akhirna sangkuriang niat rek ngalamarna. Ngan dayang sumbi ngarasa curiga ningali beungetna mirip pisan jeung anakna.

Niat rek ngagagal keun lamaran eta, dayang sumbi teras ngajukeun dua syarat ka pamuda eta, nyaeta: Ka hiji, pamuda eta kudu ngabendung cai citarum, kadua, dayang sumbi hayang hiji sampan parahu anu gede pikeun nyebrang cai citarum.

Kadua syarat eta kudu tos di lakukeun saencan panon poe mulai bijil. Nah dina peting eta keneh, sangkuriang mulai ngalakukeun dua syarat eta. Sangkuriang mulai tapa jeung ngerahkeun makhluk-makhluk gaib pikeun ngabantuan ngawujudkeun dua syarat eta.

Dayang sumbi, mulai ningali lalaunan pagawean sangkuriang nu sabenerna ampir beres di lakukeun. Dina waktu eta keneh, dayang sumbi oge mulai marentahkeun pasukan nana pikeun ngabentangkeun laon sutra nu warna beurem ti sabelah kota timur, sa olah-olah okos panon poe nu karak bijil.

Sangkuriang terus ningali warna bereum eta, jeung ngira panon poe tos mulai bijil. Sangkuriang akhirna teu jadi neruskeun pagawean nana, ngambek lantaran nganggap teu bisa ngabulkeun dua syarat eta.

Make kakuatan nana, akhirna sangkuriang ngabobol bendungan anu entos di jienna, teu lila jadi banjir gede jeung nendang sampan parahu nu tos dijienna. Sampan parahu eta ngalayang jeung akhirna ragag dina hiji gunung nu ayena disebut “gunung tangkuban parahu.”

Artinya:

Diceritakan ada seorang putri raja di Jawa Barat yang bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mempunyai seorang putra bernama Sangkuriang.

Sangkuriang memiliki seekor anjing bernama Tumang yang sebenarnya adalah penjelmaan dewa yang merupakan ayahnya. Suatu hari, Sangkuriang mengusir si Tumang ke dalam hutan. Mendengar kejadian tersebut, Dayang Sumbi menjadi sangat marah dan mengusir Sangkuriang dari istana.

Suatu hari, Sangkuriang memutuskan untuk kembali ke istana. Lalu,  ia melihat ada seorang wanita cantik yang tidak lain adalah ibunya. Tanpa menyadari identitas wanita tersebut, ia memutuskan untuk melamar sang wanita. Namun, Dayang Sumbi merasa curiga melihat wajahnya yang sangat mirip dengan putranya.

Berniat untuk menggagalkan lamaran tersebut, Dayang Sumbi kemudian mengajukan dua syarat, yaitu pertama, pemuda tersebut harus membendung air Citarum dan kedua, Dayang Sumbi menginginkan sebuah perahu besar untuk menyeberangi perairan Citarum.

Kedua syarat ini harus dilakukan sebelum matahari mulai bersinar. Untuk memenuhinya, Sangkuriang mulai bermeditasi dan mengerahkan makhluk gaib untuk membantunya.

Melihat Sangkuriang hampir mewujudkan permintaannya, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menebarkan laron sutra merah dari sisi timur kota agar terlihat seperti matahari yang bersinar.

Melihat cahaya tersebut, Sangkuriang mengira matahari telat terbit. Ia pun marah karena merasa tidak dapat memenuhi kedua syarat Dayang Sumbi.

Ia kemudian merusak bendungan yang telah dibangun hingga terjadi banjir besar serta menendang sampan perahu hingga terbalik dan menjadi sebuah gunung bernama “Gunung Tangkuban Perahu”.

Pesan Moral:

Cerita dongeng bahasa Sunda di atas mengajarkan kita akan pentingnya menahan emosi, mencintai sewajarnya, serta untuk tidak berbohong.

Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita bahwa pernikahan anak dengan ibuk kandung adalah hal terlarang dalam agama maupun norma masyarakat.

8. Dongeng Sunda Asal Muasal Reungit

dongeng bahasa sunda pendek

Sumber: brainly.co.id

Selanjutnya, ada dongeng bahasa sunda tentang asal usul suara nyamuk yang sering terdengar di telinga.

Menurut kisah ini, dahulu ada kerajaan nyamuk dalam pimpinan seekor nyamuk betina.

Kerajaan tersebut sangat kaya dan tentaranya begitu pemberani.

Namun, suatu hari ada seorang laki-laki masuk kerajaan nyamuk dan mencuri seluruh harta mereka.

Ratu yang marah pun memerintahkan seluruh tentaranya untuk mencari harta tersebut di setiap telinga manusia.

Inilah yang kemudian membuat manusia kerap mendengar suara nyamuk di telinganya.

Pesan Moral:

Dongeng Sunda di atas mengandung satu pesan penting untuk kita, yakni agar tidak mencuri sesuatu yang bukan milik kita.

Ini merupakan tindakan tercela dan ada harga yang harus kita bayar jika melakukannya.

9. Dongeng Sunda Asal Usul Gunung Geulis

legenda gunung geulis jawa barat

Sumber: mbludus.com

Alkisah, dahulu hidup sepasang suami istri yang belum dikaruniai anak meski sudah lama menikah.

Suatu hari, sang suami mendapat petunjuk untuk bertapa ke sebuah gunung di sebelah timur desanya ketika tengah berdoa kepada Tuhan.

Ia lantas berangkat untuk bertapa selama 40 hari 40 malam setelah mendapat restu dari istrinya.

Di malam terakhir, ada seorang putri cantik datang menemuinya.

Putri tersebut sebenarnya merupakan jelmaan makhluk gaib penghuni gunung berwujud ular besar.

Melihat kecantikan sang putri, si suami lupa dengan niatnya semula dan malah menikah dengan sang putri.

Bulan demi bulan berlalu, ia tidak kunjung pulang ke rumah dan menemui istrinya.

Akhirnya, sang istri memutuskan untuk menyusul ke gunung dan melihat suaminya sedang dililit oleh seekor ulang besar.

Dengan niat menyelamatkan sang suami, sang istri berusaha membunuh ular tersebut.

Namun, karena sang suami terus menghalanginya, ia lantas membunuh keduanya.

Anehnya, setelah itu jasad keduanya hilang tak berbekas dan gunung tempat kejadian kini dikenal sebagai Gunung Geulis.

Pesan Moral:

Dari kisah di atas, kita belajar bahwa ada banyak godaan di jalan untuk mencapai tujuan.

Karena itu hati yang teguh sangatlah penting agar kita tidak mudah tergoda dengan sesuatu.

10. Dongeng Dalem Boncel

dongeng sunda pendek dalem boncel

Sumber: youtube.com/Borin Vlog

Selanjutnya, ada dongeng Sunda pendek yang akan mengajarkan kita untuk tidak durhaka kepada orang tua.

Berikut kisah lengkapnya:

Jaman baheula di hiji lembur aya budak ngarana Boncél.

Pagawéan sapopoéna nyaéta ngurus kuda di kadaleman.

Boncél gawéna rapékan jeung getol.

Salain gawé, Boncél ogé diajarkeun rupa-rupa kabisa sarta disakolakeun.

Atuh puguh wé dunungan Boncél beuki nyaah ka Boncél, sabab Boncél gampang nginget kana rupa-rupa nu dipiwurukna.

Beuki lila élmu Boncél beuki loba jeung Boncél beuki pinter.

Antukna Boncél diangkat jadi dalem.

Hiji poé aya aki-aki jeung nini-nini nyampeurkeun ka Dalem Boncél.

Teu disangka-sangka, aki-aki jeung nini-nini ngaku indung bapana Dalem Boncél

Harita kénéh éta nini-nini jeung aki-aki diusir ku Dalem Boncél.

Genep sasih ti harita, Dalem Boncél katarajang ku panyakit arateul.

Sadaya ubar nu aya teu bisa nyageurkeun panyawatna.

Dina manahna anjeuna ngangken yén pangna ngadak-ngadak teu damang téh lantaran doraka ka kolotna.

Artinya:

Zaman dahulu di suatu desa hidup seorang anak bernama Boncel.

Pekerjaan sehari-harinya adalah mengurus kuda di Keraton.

Boncel bekerja dengan tangkas dan giat.

Selain bekerja, Boncel juga diajarkan berbagai macam keterampilan serta disekolahkan.

Tentu saja majikan Boncel semakin menyayangi Boncel, sebab Boncel mudah mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Semakin lama ilmu Boncel semakin banyak, Boncel pun semakin pintar.

Akhirnya, Boncel diangkat sebagai bupati.

Suatu hari, ada sepasang kakek dan nenek mendatangi Bupati Boncel.

Tidak disangka-sangka, kakek nenek itu mengaku sebagai ibu dan bapak Bupati Boncel.

Saat itu juga Bupati Boncel mengusir kakek dan nenek tersebut dari hadapannya.

Enam bulan dari peristiwa itu, Bupati Boncel terkena penyakit gatal.

Semua obat yang ada tidak bisa menyembuhkan penyakitnya.

Dalam hatinya, Boncel mengaku bahwa penyebab sakitnya itu akibat durhaka kepada orang tuanya.

Pesan Moral:

Ada beberapa pesan moral yang bisa kita ambil dari cerita bahasa Sunda di atas, yakni sebagai berikut:

  • Pendidikan sangat penting untuk mengubah nasib kita, seperti Boncel yang tadinya hanya pengurus kuda, bisa menjadi bupati setelah tekun belajar.
  • Bekerjalah dengan tekun dan giat dalam hal apapun agar usahamu berbuah manis di akhir.
  • Jangan durhaka kepada orang tua ketika posisimu sudah berada di atas.

FAQ

1. Dongeng Sunda apa saja?

Beberapa contoh cerita dongeng Sunda adalah kisah asal-usul Tangkuban Perahu, Talaga Warna, hingga Situ Bageundit.

Ada juga kisah legenda Sangkuriang, Lutung Kasarung, dan Nyi Roro Kidul.

2. Apa saja dongeng di Jawa Barat?

Judul dongeng populer di Jawa Barat meliputi kisah Si Kabayan, Lutung Kasarung, legenda Telaga Warna, kisah Tangkuban Perahu, legenda Gunung Tampomas, dan kisah Nyi Rengganis.

3. Apa saja jenis-jenis dongeng?

Jenis-jenis dongeng adalah fabel, legenda, mite atau mitos, sage, parabel, jenaka, dan dongeng biasa.

***

Dari cerita dongeng bahasa Sunda di atas, kita bisa belajar untuk senantiasa menjadi orang baik.

Kunjungi laman www.99updates.id dan Google News untuk mendapatkan ragam informasi menarik.

Lagi cari rumah? Yuk, dapatkan #SegampangItu hanya di www.99.co/id!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts