Dinding penahan tanah atau retaining wall merupakan konstruksi wajib pada struktur atau bangunan yang terletak di lahan miring.
Kalau kamu sering main ke tepi sungai atau lereng, setidaknya pasti kamu pernah menjumpai konstruksi ini.
Konstruksi ini dibangun untuk mencegah longsor, karena tanah yang kondisinya miring tidak bisa menjamin kemantapannya sendiri.
Alhasil, tanah alami atau tanah lepas tersebut dapat runtuh dan menyebabkan longsor.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dibangunlah dinding ini agar hal-hal berbahaya tersebut bisa ditanggulangi.
Nah, dinding ini sendiri terdiri dari berbagai jenis, tergantung dari aplikasi dan kasus tanahnya.
Simak penjelasan jenis konstruksi dinding penahan tanah berikut, yuk!
Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah
1. Cantilever Retaining Wall
Cantilever retaining wall merupakan jenis dinding penahan tanah yang umum digunakan pada daerah timbunan atau tebing.
Konstruksi dinding ini bisa berfungsi sebagai penahan tanah untuk daerah-daerah seperti itu.
Jenis ini memiliki prinsip kerja dengan mengendalikan daya jepit pada struktur tubuh dindingnya.
Inilah kenapa ciri khas dinding ini bisa dilihat dari bentuk konstruksinya yang berupa model telapak memanjang pada bagian dasar struktur dengan sistem jepit.
2. Gravity Retaining Wall
Gravity Retaining Wall merupakan jenis dinding penahan yang berfungsi untuk menahan tekanan tanah lateral.
Biasanya jenis dinding ini diperuntukkan untuk daerah timbunan tanah atau tebing landai sampai terjal.
Prinsip kerja dinding ini bisa dibilang unik, karena mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya.
Material yang umum digunakan pada konstruksi dinding ini adalah pasangan batu dan tulang beton.
3. Gabion Retaining Wall
Gabion retaining wall merupakan jenis dinding penahan yang berbentuk kumpulan blok-blok yang terbuat dari kawat bronjong dengan isian batu belah yang disusun secara vertikal.
Selain berfungsi sebagai dinding penahan tanah, jenis dinding ini juga berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi resapan air ke dalam tanah.
4. Diaphragm Wall
Diaphragm wall merupakan jenis konstruksi dinding yang terbuat dari rangkaian besi beton bertulang yang dicor menggunakan sistem modular.
Konstruksi ini umumnya digunakan untuk membendung sebuah konstruksi bawah tanah, misalnya basement.
Selain itu, jenis dinding ini kerap dikombinasikan dengan sistem anchor agar daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah bertambah serta berfungsi sebagai dewatering dan cut-off dewatering.
5. Sheet Pile
Sheet pile adalah jenis dinding penahan tipe turap, jenis yang kerap digunakan untuk membendung air.
Material yang digunakan pada konstruksi ini umumnya berupa prestressed concrete atau beton prategang.
Kedalaman tancap sheet pile ini bisa mencapai elevasi sampai dengan tanah keras.
6. Block Concrete
Block Concrete atau blok beton merupakan jenis dinding penahan yang dibuat dari susunan vertikal blok-blok beton masif yang dilengkapi dengan sistem pengunci.
Blok beton ini biasanya dibuat secara modular di fabrikasi dan kemudian langsung dipasang di lokasi.
7. Contiguous Pile dan Soldier Pile
Dua jenis konstruksi dinding penahan ini umumnya digunakan pada konstruksi bawah tanah layaknya diaphragm wall.
Jenis ini juga kerap dikombinasikan dengan sistem anchor untuk meningkatkan daya dukung tekanan aktif lateral tanah dan juga sekaligus memutus aliran air bawah tanah.
8. Revetment
Revetment merupakan jenis dinding yang digunakan untuk memperkuat daerah miring, tepian sungai, dan alur pantai.
Pada dasarnya, konstruksi ini tidak memiliki fungsi utama sebagai penahan tekanan aktif lateral tanah, tapi lebih diperuntukkan untuk proteksi tanah terhadap gerusan.
Inilah kenapa jenis dinding ini banyak ditempatkan di daerah yang rentan longsor akibat erosi atau abrasi.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang!
Dapatkan hunian terbaik, salah satunya di Nuansa Alam Setiabudi Clove!