Sudahkah kamu tahu apa yang dimaksud dengan konotasi dan denotasi? Kalalu belum, simak contoh kalimat konotasi dan denotasi sebagai berikut.
Dalam bahasa Indonesia, konotasi dan denotasi adalah salah satu materi pelajaran yang diajarkan di bangku sekolah.
Dua istilah ini pun banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari, apalagi jika menyangkut karya sastra.
Oleh karena itu, kamu harus tahu apa yang dimaksud dengan konotasi dan denotasi.
Agar lebih jelas, simak contoh kalimat konotasi dan denotasi di bawah ini!
Apa Itu Konotasi?
Konotasi adalah istilah yang mengacu pada kata yang mengandung makna kiasan atau bukan makna sebenarnya.
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konotasi merupakan tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata.
Ini sesuai dengan penjelasan Asul Wiyanto dkk. dalam buku Mampu Berbahasa Indonesia: SMP dan MTs Kelas VII.
Menurut Asul, kata konotasi adalah kata yang memiliki makna tambahan yang timbul berdasarkan nilai rasa seseorang.
Sebaliknya, kata denotasi adalah kata yang maknanya ada dalam pikiran pemakainya atau makna yang sesuai dengan keterangan yang ada dalam kamus.
Penggunaan konotasi banyak ditemukan dalam karya sastra, seperti cerita pendek (cerpen), puisi, pantun, dan sebagainya.
Tujuan utama penggunaan kontasi adalah untuk memperindah sebuah ungkapan pada sebuah kalimat.
Ciri-Ciri Konotasi
Masih bingung tentang apa itu konotasi? Agar lebih mudah dipahami, kamu harus tahu apa saja ciri-cirinya.
Berikut ini ciri-ciri konotasi yang perlu kamu ketahui:
- Bermakna kiasan atau bukan makna sebenarnya
- Makna tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual
- Makna tambahan berupa nilai rasa
- Makna konotasi pada sebuah kata bisa berbeda-beda
- Makna konotasi bisa berubah sewaktu-waktu
Perbedaan Konotasi dan Denotasi
Berbicara tentang konotasi tentu terasa kurang lengkap jika tidak membahas apa itu denotasi.
Konotasi dan denotasi merupakan dua hal yang berlawan.
Berdasarkan KBBI, denotasi merupakan istilah yang mengacu pada kata yang mengandung makna kiasan atau bukan makna sebenarnya.
Singkatnya, denotasi adalah istilah yang mengacu pada kata yang mengandung makna sebenarnya atau harfiah.
Contoh Kalimat Konotasi
- Joko tidak ingin sombong meskipun ia berada di kursi empuk di kantornya. (kursi empuk: jabatan yang bagus)
- Aldi hidup sebatang kara. (sebatang kara: tidak memiliki keluarga)
- Rumah Rukmini hangus dilahap si jago merah. (si jago merah: api kebakaran)
- Para pedagang di pasar itu gulung tikar. (gulung tikar: bangkrut)
- Maharani adalah orang yang pandai bersilat lidah. (bersilat lidah: pandai berbohong)
- Para karyawan di perusahaan startup itu ibarat hanya sebatas sapi perah bagi bosnya. (sapi perah: dimanfaatkan saja)
- Raden ternyata keturunan darah biru. (darah biru: memiliki garis keturunan bangsawan)
- Semenjak sukses merantau di kota, Mega menjadi buah bibir di kampungnya. (buah bibir: bahan pembicaraan)
- Setelah ribut dengan ibu kosnya, Budi memutuskan untuk angkat kaki. (angkat kaki: pergi)
- Kenaikan harga kebutuhan pokok bukan sebatas kabar angin. (kabar angin: informasi yang belum jelas kebenarannya)
- Sebelum insaf, Hercules dulunya adalah mafia kelas kakap. (kelas kakap: besar/berkuasa)
- Herman tidak terpengaruh, sebab ia sudah tahu akal bulus Yadi. (akal bulus: tipu muslihat yang lick)
- Maman bisa dengan mudahnya bekerja di kantor tersebut karena memiliki orang dalam. (orang dalam: kerabat atau kenalan yang berwenang)
- Marquez sangat lihat menunggangi kuda besinya. (kuda besi: motor)
- Yayat menjadi tangan kanan Anto dalam menguasai daerah tersebut. (tangan kanan: orang kepercayaan)
- Annisa adalah anak emas di keluarganya. (anak emas: anak yang paling disayang)
- Emier meninggalkan sang kekasih di kampung halamannya dengan berat hati demi berkuliah di ibu kota. (berat hati: kurang suka/enggan)
- Kaulah jantung hatiku. (jantung hati: kekasih)
- Hendi dikenal sebagai sosok yang ringan tangan oleh teman-temannya. (ringan tangan: suka menolong)
- Ilham dianggap sebagai kuli tinta yang cerdas oleh rekan sejawatnya. (kuli tinta: wartawan)
- Abdul dikenal sebagai anak kutu buku di sekolahnya. (kutu buku: orang yang suka membaca buku)
- Dalang kerusuhan itu telah ditangkap. (dalang: pemimpin suatu gerakan)
- Kenyataan hidup itu ia terima dengna ikhlas, walau rasanya bagaikan empedu. (empedu: kenyataan yang pahit dan menyakitkan)
- Tingkah laku pemuda itu tampak ganjil. (ganjil: aneh, tidak seperti biasanya)
- Sampai sekarang, penyelesaian perkara itu masih gelap. (gelap: belum jelas)
- Ia dituduh telah menggelapkan uang perusahaan. (menggelapkan: menggunakan uang secara tidak sah)
- Ia hanyut dalam lamunannya. (hanyut: asyik)
- Perundingan antara dua negara itu menemui jalan buntu. (jalan buntu: belum ada pemecahan)
- Hubungan antara ayah dan anak itu tampak jauh. (jauh: kurang dekat/ akrab)
- Polisi sedang mengepung sarang teroris. (sarang: tempat kediaman)
- Anak kecil itu dijadikan senjata untuk mencari belas kasihan orang lain. (senjata: sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud)
- Tidak mungkin ia berani berbuat serong. (serong: curang, tidak jujur)
- Perbuatan serong dapat menghancurkan sebuah perkawinan. (serong: tidak setia)
- Dia silau dengan ketampanannya sehingga mau saja dinikahi. (silau: terpesona)
- Pemimpin harus mau mendengar suara rakyatnya. (suara: pendapat, inspirasi)
- Pesangon karyawan disunat oleh oknum yang tidak bertanggungjawan. (sunat: dipotong secara tidak sah)
- Hidupnya makin hari makin suram. (suram: tidak tentu)
- Banyak usaha-usaha kecil yang tenggelam akibat krisis ekonomi. (hilang: tenggelam)
- Salat adalah tiang agama. (tiang: sesuatu yang menjadi pokok kehidupan)
- Pikirannya sangat tumpul. (tumpul: bodoh)
Contoh Kalimat Denotasi
- Tangan kanan Dimas terasa sakit setelah terjatuh dari sepeda. (tangan kanan: tangan di sebelah kanan)
- Ahmad membeli sepatu berwarna merah. (merah: warna dasar serupa dengan warna darah)
- Gadis-gadis di desa sebelah dikenal sebagai pekerja keras. (gadis: perempuan yang belum bersuami)
- Andi menggulung tikar yang ada di ruang tengah. (menggulung tikar: merapikan tikar dengan menekuk ke dalam membentuk spiral)
- Luhut duduk di kursi empuk dengan harga selangit. (kursi empuk: kursi dengan permukaan yang tidak keras)
- Hendi Mulyadi adalah dalang wayang golek. (dalang: orang yang memainkan wayang)
- Banyak orang pecaya empedu ular mengandung khasiat. (empedu: zat yang dihasilkan hati untuk mencerna lemak)
- Lima adalah bilangan ganjil. (ganjil: tidak genap)
- Ruangan itu sangat gelap. (gelap: tidak ada cahaya)
- Rumah warga di bantaran sungai hanyut tersapu banjir. (hanyut: terbawa oleh arus banjir)
- Jalan menuju ke desa itu curam dan berkelok-kelok. (jalan: tempat lalu lintas)
- Rumah kamu jauh dari pusat kota. (jauh: jarak yang panjang)
- Bisnis sarang burung walet sangat menjanjikan. (sarang: tempat unggas bertelur atau memelihara anaknya)
- Polisi menemukan 30 pucuk senjata. (senjata: alat untuk berkelahi atau perang)
- Parkiran mobilmu agak serong ke kiri. (serong: tidak lurus)
- Silau mata apabila memandang matahari. (silau: terlampau terang cahayanya)
- Suara Nike Ardilla sangat merdu. (suara: bunyi yang keluar dari mulut manusia)
- Anak itu belum disunat. (sunat: dikhitan)
- Cahaya di kamarmu suram. (suram: kurang kuat cahayanya)
- Perahu nelayan tenggelam setelah diserang topan badai. (tenggelam: karam)
FAQ Kalimat Konotasi dan Denotasi
Apa itu makna konotasi dan contohnya?
Menurut sul Wiyanto dkk. dalam buku Mampu Berbahasa Indonesia: SMP dan MTs Kelas VII, kata konotasi adalah kata yang memiliki makna tambahan yang timbul berdasarkan nilai rasa seseorang.
Contoh kalimat konotasi:
- Saya sudah bisa menebak ujung ceritanya. (ujung: maksud, tujuan)
- Jakarta adalah wajah Indonesia. (wajah: gambaran umum yang tampak)
Apa saja contoh kalimat denotasi?
- Ujung jari Hendi teriris pisau. (ujung: bagian penghabisan dari suatu benda)
- Wajahnya tampak berseri. (wajah: muka)
***
Itulah penjelasan mengenai konotasi dan denotasi.
Baca artikel informatif lainnya hanya di www.99updates.id.
Agar tidak ketinggalan informasi, ikuti Berita 99.co di Google News.
Kalau sedang mencari rumah, temukan rekomendasi terbaiknya di www.99.co/id.
Mencari rumah bersama 99.co #SegampangItu.
Referensi
- Wiyanto, Asul, Sugiyanto, dan Prima K. Astuti Th. (2006). Mampu Berbahasa Indonesia: SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: PT Grasindo
- Waridah, Emawati. (2008). EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta Selatan: KawanPustaka