Berita Ragam

3 Contoh Cerpen Sedih Singkat Berbagai Tema. Penuh Pesan Moral!

4 menit

Berikut beberapa contoh cerpen sedih yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Walau singkat, tapi isinya penuh dengan pesan moral!

Cerita pendek atau cerpen adalah sebuah karya sastra yang sejak bangku sekolah dasar sudah dikenalkan kepada siswa.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, cerpen mulai benar-benar jadi bahan materi ketika siswa duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Mengenai tema, cerpen bisa dibuat dengan banyak topik.

Seperti topik ringan yang sering dialami oleh masyarakat pada umumnya.

Beberapa topik cerpen yang menjadi favorit para siswa seperti cerpen motivasi, cerpen pengalaman pribadi, dan cerpen tentang sekolah.

Selain beberapa tema di atas, cerpen sedih bisa menjadi alternatif tepat.

Itu karena cerpen sedih relatif mudah dibuat dan relate dengan kehidupan sehari-hari.

Nah, artikel ini pun akan memberikan beberapa contoh cerpen sedih singkat sebagai referensi.

Penasaran? Mari kita ulas contoh cerita sedih selengkapnya!

3 Contoh Cerpen Sedih

1. Cerpen Sedih dengan Judul “Gagal Ulangan”

Sudah dari sejak Jumat pekan kemarin, Bapak Asep memberi tahu kelas IX jika Rabu ini akan ada ulangan matematika.

Namun, alih-alih belajar, aku dan Gisel justru menghabiskan akhir pekan dengan bermain di kebun binatang.

Bukan, bukan karena tak mau belajar, tetapi aku sungguh lupa kalau Rabu ini akan ada ulangan matematika.

“Seperti yang Bapak katakana Jumat kemarin, hari ini kita ulangan matematika, ya,” ungkap Bapak Asep.

“Siap paakk,” seru semua murid.

Jika semua murid sudah siap, aku dan Gisel mendadak pucat pasi lantaran sama sekali tak belajar untuk ulangan.

Kami pun saling tatap cemas.

“Aduh, kita lupa Caca kalau hari ini ada ulangan,” sebut Gisel.

Aku hanya mengangguk menelan ludah karena takut gagal ulangan.

Kertas ulangan pun disebar dari depan ke belakang.

Aku yang sudah mendapat kertas ulangan dan melihat beberapa soalnya sejurus kian panik.

Bagaimana tidak, hampir semua soalnya aku tak bisa mengerjakan.

Andai aku belajar, mungkin aku masih bisa untuk mengerjakan.

Ulangan pun dimulai…

Ketika semua murid tampak khusyuk mengerjakan, Aku dan Gisel malah sibuk menengok kanan dan kiri tak fokus.

Di titik itu, aku sungguh pasrah. Aku mencoba mengerjakan apa yang aku bisa.

Setelah ulangan selesai, semua murid mengumpulkan kertas jawaban.

Antara lega dan takut, aku pun mengumpulkan kertas jawaban yang hampir pasti mendapat nilai buruk.

Satu minggu kemudian.

Setelah satu minggu berakhir, hasil ulangan matematika keluar.

Satu per satu murid dipanggil untuk mendapat hasil ulangan mereka.

Beruntung, Gisel yang waktu ulangan tak belajar mendapat nilai yang pas. Ia tak perlu lagi mengulang.

Ketika giliranku dipanggil, Pak Asep bertanya lirih:

“Kenapa Caca nilai kamu jadi jelek?”

Aku hanya tersenyum getir.

Kemudian aku melihat hasil ulangan yang membuatku mengeluarkan air mata.

Ya, aku mendapat nilai yang sangat kecil, mungkin paling kecil di antara teman satu kelasku.

Tak ingin terlihat menangis, aku mencoba menahan air mata agar tidak keluar.

Pak Asep lalu mengumumkan kalau ada siswa yang nilainya di bawah 6 harus mengulang kembali ujian minggu kemarin.

Sialnya, di antara yang lain hanya aku yang harus mengulang ujian.

Setelah kejadian itu aku bertekad untuk belajar lebih giat, supaya hal serupa tidak terulang.

2. Cerpen Sedih tentang Kehidupan

cerpen sedih

 

cerpen sedih



cerita pendek yang sedih

 

cerita pendek

contoh cerita pendek

3. Contoh Cerita Sedih Singkat dengan Judul “Perpisahan”

Di sini, waktu seperti berhenti di awal tahun 2000-an. Semuanya serbamanual, semuanya serba-zaman dulu.

Namun, hal itulah yang membuatku senang dengan kota ini. Kota paling indah, di mana aku bermain sejak kecil dan kini mulai tumbuh dewasa.

“Kenapa kamu melamun, Melati?” tanya Bunga penasaran yang melihatku melamun sambil melihat jalan raya.

Aku memang akhir-akhir ini sering melamun, menatap setiap jengkal kota kelahiranku.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya sedang menikmati kota ini,” jawabku.

Bunga tak menjawab, ia hanya mengangguk memberikan sinyal jika ia mengerti.

Besok hari datang, aku melakukan hal serupa, yakni kembali melamun.

“Dari kemarin aku melihat kamu terus melamun, pasti ada yang tidak beres. Ceritakan masalahmu,” desak Bunga.

“Meski kamu adalah sahabat dekatku, tak semua bisa aku ungkapkan semua masalahku,” jawabku.

Mendengar hal tersebut Bunga justri kian penasaran.

“Kita sudah berteman dari kecil, semua hal tentangmu aku sudah tahu. Kenapa kamu tiba-tiba begini?” ujar Bunga.

Entah kenapa, mendengar hal itu aku malah emosi.

“Jangan campuri urusan orang!”

Aku pun pergi meninggalkan Bunga.

Perbuatanku salah, tetapi emosi itu datang begitu saja.

Bunga yang heran dengan sikapku, tampak juga ikut emosi karena ia merasa disalahkan.

Berawal dari sana, aku dan Bunga tak lagi bertemu. Terhitung, sudah satu minggu aku tak berjumpa dengan Bunga.

Padahal, dalam waktu dekat aku akan pergi, meninggalkan kota yang sejak kecil aku tinggali.

Bunga datang ke rumah, meminta maaf karena sikapnya tempo hari yang seakan kepo dengan masalahku.

“Maafkan aku Melati, aku sadar jika semua hal tak bisa diberi tahu. Maaf, ya.”

Aku lantas memeluk Bunga, menangis sejadi-jadinya.

Selain karena aku merasa bersalah, aku juga sadar kalau aku akan meninggalkannya.

Aku pun lalu menceritakan apa yang terjadi. Jika aku akan pindah bersama keluarga ke luar Pulau.

Bunga semula tak menerima karena kita berjanji untuk bersahabat selamanya.

“Tak mengapa, jarak hanyalah jarak. Jangan sampai persahabatan kita luntur karena hanya jarak,” ungkap Bunga.

Kita pun berpelukan sambil menangis. Dua orang sahabat yang esok hari tak bisa saling jumpa kembali.

***

Itulah beberapa contoh cerpen singkat sedih.

Semoga cerita sedih singkat di atas bermanfaat, Property People.

Baca artikel menarik lainnya di Berita.99.co.

Segera ikuti Google News agar kamu tak ketinggalan berbagai informasi menarik.

Pesona Prima Cikahuripan 5 & 6 dapat menjadi pilihan tepat jika kamu sedang berburu rumah di daerah Cileungsi, Bogor.

Informasi lebih lengkap, klik www.99.co/id dan Rumah123.com karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Cek sekarang juga!

***sumber gambar: cerpenmu.com



Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts