Jawa Tengah memiliki banyak kisah sejarah yang menarik untuk dibaca. Berikut sejumlah contoh cerita rakyat Jawa Tengah yang penuh pesan moral!
Cerita rakyat adalah sebuah kisah dari masyarakat zaman dahulu yang disampaikan dari mulut ke mulut dan diturunkan kepada para generasi muda.
Salah satu kebudayaan tradisional ini biasanya berisi kisah mengenai cinta atau perjuangan yang terjadi di masa lampau.
Hampir setiap daerah memiliki cerita rakyat, tak terkecuali dengan Jawa Tengah.
Ya, Jawa Tengah sendiri memang dikenal sebagai provinsi yang memiliki banyak kisah sejarah.
Bahkan, banyak di antaranya sudah terkenal di kalangan masyarakat luas.
Lantas, apa saja cerita rakyat dari Jawa Tengah?
Simak kumpulan cerita rakyat dari Jawa Tengah berikut ini seperti dilansir dari buku Cerita Rakyat: Jawa Tengah dan Timur yang ditulis oleh Putri K dan sumber lain.
- Contoh Cerita Rakyat Jawa Tengah Pendek
- 1. Contoh Cerita Rakyat Jawa Tengah Singkat Cindelaras
- 2. Cerita Rakyat Jawa Tengah Penuh Pesan Timun Mas
- 3. Legenda Jawa Tengah Populer Candi Prambanan atau Roro Jonggrang
- 4. Cerita Dongeng Jawa Tengah Pendek Jaka Tarub dan 7 Bidadari
- 5. Cerita Legenda yang Pendek Baturaden
- 6. Cerita Jaman Dulu dari Jawa Tengah Rawa Pening
- 7. Sinopsis Cerita Rakyat Jawa Tengah Aji Saka dan Asal Mula Huruf Jawa
- 8. Cerita Rakyat Jawa Tengah Roro Mendut
- FAQ
Contoh Cerita Rakyat Jawa Tengah Pendek
Dilansir dari berbagai sumber, berikut contoh cerita rakyat pendek dari Jawa Tengah.
1. Contoh Cerita Rakyat Jawa Tengah Singkat Cindelaras
Alkisah hiduplah seorang permaisuri dari Kerajaan Jenggala.
Permaisuri yang cantik tersebut mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, yakni difitnah oleh selirnya.
Hal ini membuatnya diusir oleh raja dan diasingkan ke hutan.
Namun, raja tidak mengetahui jika sang permaisuri tengah mengandung.
Berbulan-bulan tinggal di hutan, permaisuri akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Cindelaras.
Cindelaras dikenal sebagai pribadi yang pemberani.
Hingga pada suatu hari, Cindelaras mendatangi kerajaan Jenggala untuk menuntut kebenaran atas Ibunya.
Sang Raja pada akhirnya mengetahui fakta yang sebenarnya. Akhirnya, ia pun murka dan mengusir sang selir.
Cindelaras dan ibunya pun kembali tinggal di kerajaan Jenggala dan bahagia selamanya.
2. Cerita Rakyat Jawa Tengah Penuh Pesan Timun Mas
Di sebuah desa yang jauh di sana, hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Sarni. Ia tinggal seorang diri dan merasa sangat kesepian. Ia sangat mengharapkan kehadiran seorang anak untuk menemaninya.
Suatu sore, Mbok Sarni pergi ke hutan untuk mencari kayu. Dalam perjalanan pulang, Mbok Sarni bertemu dengan raksasa pemakan manusia.
Ia ketakutan dan gemetar, memohon kepada raksasa itu untuk melepaskannya. “Baiklah, aku akan melepaskanmu jika kau bisa memberiku seorang anak untuk kumakan!” raung raksasa itu.
“Tapi saya tidak punya anak!” jawab Mbok Sarni lemah.
“Grrr… kalau begitu, ambillah biji mentimun ini! Aku akan memberikannya padamu untuk kamu tanam. Aku akan kembali lima belas tahun lagi untuk memakannya,” geram raksasa itu.
Mbok Sarni pulang ke rumah dan menanam biji mentimun itu di kebunnya.
Setelah dua minggu, tanaman itu tumbuh dan menghasilkan banyak buah. Satu buah mentimun tampak sangat besar.
Mbok Sarni kemudian memetik dan memotong mentimun tersebut. Ternyata di dalam buah itu ada seorang bayi perempuan yang cantik. Mbok Sarni menamai bayi itu Timun Mas.
Meski bahagia mendapatkan anak, Mbok Sarni teringat akan janjinya kepada raksasa. Ia berpikir keras untuk mencari cara agar Timun Mas tidak bisa dijangkau oleh raksasa.
Setelah mengetahui ada seorang pertapa suci di dekatnya, ia segera meminta bantuan Timun Mas.
Pertapa tersebut memberikan empat bungkusan kecil kepada Timun Mas, dengan instruksi untuk menyebarkan isinya jika raksasa itu mengejarnya.
Ketika tiba waktunya, raksasa itu datang untuk menagih haknya. Mbok Sarni berusaha untuk menundanya agar Timun Mas dapat melarikan diri.
Menyadari hal ini, raksasa itu marah dan segera berlari mengejar Timun Mas.
Pertama-tama Timun Mas melemparkan bungkusan yang berisi biji mentimun. Secara ajaib, sebuah ladang yang subur dan penuh dengan mentimun muncul.
Hal ini menghalangi pengejaran sang raksasa, karena batang-batang mentimun melilit tubuhnya. Dari bungkusan kedua tumbuh pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan bermata tajam.
Kemudian, garam dari bungkusan ketiga mengubah hutan menjadi lautan yang luas.
Namun, raksasa itu tetap berhasil membebaskan diri dari rintangan-rintangan tersebut dan terus mengejar Timun Mas.
Karena takut, Timun Mas melemparkan bungkusan terakhirnya yang berisi terasi.
Sebuah lautan lumpur mendidih pun muncul.
Akhirnya raksasa itu jatuh ke laut dan mati. Timun Mas kembali ke rumah Mbok Sarni dengan perasaan lega. Mereka hidup bahagia setelahnya.
3. Legenda Jawa Tengah Populer Candi Prambanan atau Roro Jonggrang
Dahulu kala ada sebuah kerajaan besar bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteram dan damai.
Akan tetapi, kedamaian itu tidak berangsur lama karena Kerajaan Prambanan diserang oleh Negeri Pengging.
Akhirnya, Prambanan dikuasai oleh Pengging dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso adalah seseorang yang suka memerintah dengan kejam. Siapa pun yang tidak menuruti perintahnya akan dijatuhi hukuman.
Ia juga seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Selain itu, ia suka mengamati gerak-gerik Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita, bahkan berniat untuk memilikinya.
Keesokan harinya, Bondowoso mendekati Roro Jonggrang lalu mengatakan keinginannya tersebut.
Mendengar keinginan Bondowoso, Roro Jonggrang tersentak kaget. la merasa Bondowoso sangat lancang dengan pernyataan itu.
Roro Jonggrang tidak dapat langsung menolaknya karena Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan.
Jika mengiyakannya pun tidak mungkin karena Roro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso. Ia pun memutar otak untuk segera menemukan cara yang tepat.
Roro Jonggrang pun mendapatkan ide.
“Saya bersedia menjadi istri Tuan, tapi ada syaratnya, yaitu saya ingin dibuatkan candi yang jumlahnya harus seribu buah. Candi itu harus selesai dalam waktu semalam.”
Setelah berpikir dan meminta nasihat kepada penasihatnya, ia pun menyanggupi persyaratan tersebut.
Bandung Bondowoso pun langsung mengerjakan persyaratan Roro Jonggrang yang tentunya dibantu oleh para jin.
Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Diam-diam Roro Jonggrang mengamati dari kejauhan. la cemas mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. Ia mencari akal untuk menggagalkannya.
Roro Jonggrang menyuruh anak buahnya berkumpul untuk mengumpulkan jerami lalu membakarnya. Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. Mereka pun segera pergi setelah mengetahui hal tersebut.
Pagi harinya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang ke candi. Setelah dihitung, jumlah candi itu hanya 999 buah. Jumlahnya kurang satu.
Lalu, Roro Jonggrang menyatakan Bandung Bondowoso gagal memenuhi syarat. Bandung Bondowoso sangat terkejut ketika mengetahui kekurangan itu.
la menjadi sangat murka dan berkata kepada Roro Roro Jonggrang sambil mengarahkan jarinya, “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!”
Kejadian ajaib pun terjadi. Roro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Hingga saat ini candi- candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah.
4. Cerita Dongeng Jawa Tengah Pendek Jaka Tarub dan 7 Bidadari
Jaka Tarub tak sengaja menyaksikan beberapa bidadari sedang mandi di sebuah telaga.
Ia berinisiatif untuk mengambil salah satu selendang bidadari yang ada di sana.
Perbuatan Jaka Tarub tersebut mengakibatkan salah satu bidadari bernama Nawang Wulan yang tidak dapat kembali ke kayangan akibat ulahnya.
Melihat hal tersebut, Jaka Tarub pun menemui Nawang Wulan dan membawanya pulang ke rumah Jaka Tarub.
Nawang Wulan pun tinggal di rumah tersebut dan beberapa waktu kemudian menikah dengan Jaka Tarub.
Ketika mereka sudah dikaruniai seorang anak yang bernama Nawangsih, terjadi peristiwa yang merusak kepercayaan Nawang Wulan terhadap Jaka Tarub.
Nawang Wulan pun kembali ke kayangan dan sesekali mengunjungi bumi untuk menemui sang anak.
5. Cerita Legenda yang Pendek Baturaden
6. Cerita Jaman Dulu dari Jawa Tengah Rawa Pening
7. Sinopsis Cerita Rakyat Jawa Tengah Aji Saka dan Asal Mula Huruf Jawa
Dahulu, hiduplah seorang kesatria bernama Ajisaka. Dia hidup di Medang Kawit, Desa Majethi, Jawa Tengah. Dia sangat tampan. Dia memiliki ilmu yang sangat sakti.
Ajisaka selalu ditemani oleh kedua punggawa setianya yang bernama Dora dan Sembada. Sampai suatu hari, ia ingin pergi berkelana meninggalkan Pulau Majethi.
Ketika itu, Ajisaka hanya di temani oleh punggawanya yang bernama Dora, sedangkan Sembada tetap tinggal di pulau Majethi.
Hal ini dikarenakan Ajisaka memiliki tugas lain untuk Sembada. Ajisaka berkata:
“Sembada! Bawalah keris pusaka ini ke Pegunungan Kendeng. Jagalah selalu keris ini dengan baik dan jangan pernah menyerahkan keris ini kepada siapa pun sampai aku kembali untuk mengambilnya!”.
“Baik, Tuan! Saya berjanji akan menjaga keris pusaka ini dan tidak akan memberikannya kepada siapapun!” jawab Sembada.
Ajisaka dan Dora tiba di hutan yang sangat lebat. Mereka berniat untuk melintasinya. Namun, terdengar teriakan meminta tolong.
“Tolong…!!! Tolong…!!! Tolong…!!!” demikian suara itu terdengar.
Ajisaka dan Dora segera mendatangi sumber suara itu. Mereka melihat seorang lelaki paruh baya dipukuli dua orang perampok. Lalu Ajisaka berkata:
“Hei, hentikan perbuatan kalian!”.
Kedua perampok itu tidak menghiraukan teriakan Ajisaka. Mereka tetap memukuli lelaki paruh baya itu.
Melihat tindakan kedua perampok tersebut, Ajisaka pun menendang kepala kedua perampok itu dengan keras. Mereka tersungkur tak sadarkan diri.
Setelah itu, ia dan punggawanya segera menghampiri laki-laki itu.
“Maaf, Pak! Kalau boleh kami tahu, Bapak dari mana dan kenapa berada di tengah hutan ini?” tanya Ajisaka.
Lelaki paruh baya itu pun bercerita bahwa ia berasal dari sebuah negeri yang bernama Medang Kamulan.
Mendengar pejelasan itu, Ajisaka dan punggawanya memutuskan untuk pergi ke Negeri Medang Kamulan. Ia ingin menolong rakyat Medang Kamulan dari kebengisan Prabu Dewata Cengkar.
Perjalanan menuju kesana satu hari satu malam. Rintangan jalan yang dihadapi memasuki hutan, menyebrangi sungai, serta menaiki dan menuruni bukit.
Keadaan negeri itu begitu sepi. Dora pun bertanya:
“Apa yang harus kita lakukan, Tuan?”.
“Kamu tunggu di luar saja! Biarlah aku sendiri yang masuk ke istana menemui Raja bengis itu,” jawab Aji Saka dengan tegas.
Suasana istana begitu sepi. Hanya ada beberapa pengawal yang menjaga pintu gerbang. Ajisaka pun dihentikan salah satu pengawal.
“Berhenti, Anak Muda!” cegat seorang pengawal ketika Ajisaka berada di depan pintu gerbang istana.
“Kamu siapa dan apa tujuanmu kemari?” tanya pengawal itu.
“Saya Ajisaka dari Medang Kawit ingin bertemu dengan sang raja,” jawab Aji
“Hai, Anak Muda! Apakah kamu tidak takut dimangsa sang Prabu?” sahut seorang pengawal yang lain.
“Ketahuilah, Tuan-Tuan! Tujuan saya kemari memang untuk menyerahkan diri saya kepada sang Prabu untuk dimangsa,” jawab Ajisaka.
Para pengawal istana terkejut mendengar jawaban Ajisaka. Tanpa banyak tanya, mereka pun mengizinkan Ajisaka masuk ke dalam istana.
“Ampun, Gusti Prabu! Hamba Ajisaka. Jika Baginda berkenan, hamba siap menjadi santapan Baginda hari ini,” kata Ajisaka.
Sang Prabu amat senang. la segera memerintahkan Patih Jugul untuk menangkap dan memotong-motong tubuh Ajisaka untuk dimasak.
Ketika Patih Jugul akan menangkapnya, Ajisaka mundur selangkah, lalu berkata:
“Ampun, Gusti! Sebelum ditangkap, hamba ada satu permintaan. Hamba mohon imbalan sebidang tanah seluas sorban hamba ini,” pinta Ajisaka sambil menunjukkan sorban yang dikenakannya.
Permintaan itu dikabulkan oleh Sang Prabu. Ajisaka kemudian meminta Prabu Dewata Cengkar menarik salah satu ujung sorbannya.
Ajaibnya, sorban itu setiap diulur, terus memanjang dan meluas hingga meliputi seluruh wilayah Kerajaan Medang Kamulan.
Karena saking senangnya mendapat mangsa yang masih muda dan segar, sang Prabu terus mengulur serban itu sampai di pantai Laut Selatan.
Kemudian Ajisaka mengibaskan sorban tersebut, hal ini membuat Prabu Dewata cengkar terlempar ke laut. Wujud Prabu Dewata Cengkar lalu berubah menjadi buaya putih.
Mengetahui kabar tersebut, seluruh rakyat Medang Kamulan kembali dari tempat pengungsian mereka.
Ajisaka kemudian dinobatkan menjadi Raja Medang Kamulan menggantikan Prabu Dewata Cengkar dengan gelar Prabu Anom Ajisaka.
Ia memimpin Kerajaan Medang Kamulan dengan arif dan bijaksana, sehingga keadaan seluruh rakyatnya pun kembali hidup tenang, aman, makmur, dan sentosa.
Setelah beberapa hari, Ajisaka menyuruh Dora pergi ke Pulau Majethi untuk mengambil keris pusaka yang dijaga oleh Sembada.
“Dora! Pergilah ke Pegunungan Kendeng untuk mengambil keris pusakaku. Katakan kepada Sembada bahwa aku yang menyuruhmu,” kata Ajisaka.
“Baik Tuan!” jawab Dora seraya memohon diri.
Setelah berhari-hari berjalan, sampailah Dora di Pegunungan Gendeng. Ketika kedua sahabat tersebut bertemu, mereka saling merangkul untuk melepas rasa rindu.
Setelah itu, Dora pun menyampaikan maksud kedatangannya kepada Sembada.
“Sembada, sahabatku! Kini Tuan Ajisaka telah menjadi raja Negeri Medang Kamulan. Beliau mengutusku kemari untuk mengambil keris pusakanya untuk dibawa ke istana,” ungkap Dora.
“Tidak, sabahatku! Tuan Ajisaka berpesan kepadaku bahwa keris ini tidak boleh diberikan kepada siapa pun, kecuali beliau sendiri yang datang mengambilnya,” kata Sembada dengan tegas.
Sembada yang patuh pada pesan Ajisaka tidak memberikan keris pusaka itu ke Dora. Dora tetap memaksa agar pusaka itu segera diserahkan.
Akhirnya keduanya bertarung tanpa ada yang mau mengalah. Mereka bersikeras mempertahankan tanggung jawab masing-masing dari Ajisaka.
Mereka bertekad lebih baik mati daripada mengkhianati perintah tuannya. Akhirnya, terjadilah pertarungan sengit antara kedua orang bersahabat tersebut.
Namun karena mereka memiliki ilmu yang sama kuat dan tangguhnya sehingga mereka pun mati bersama.
Sementara itu, Ajisaka sudah mulai gelisah menunggu kedatangan Dora dari Pegunung Gendeng.
“Apa yang terjadi dengan Dora? Kenapa sampai saat ini dia belum juga kembali?” gumam Ajisaka.
Sudah dua hari Aji Saka menunggu, namun Dora tak kunjung tiba. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyusul ke Pegunungan Gendeng seorang diri.
Betapa terkejutnya ia saat tiba di sana. Ia mendapati kedua pengikut setianya Dora dan Sembada telah tiada.
Baca juga: 10 Cerita Rakyat Pendek yang Menarik dan Terpopuler dari Berbagai Daerah di Indonesia
8. Cerita Rakyat Jawa Tengah Roro Mendut
Pada zaman dahulu di Kerajaan Mataram, hiduplah seorang gadis cantik bernama Roro Mendut.
Ia berasal dari pesisir Pantai Pati, Jawa Tengah.
Kecantikannya sangat terkenal hingga terdengar oleh Adipati Pragola II, seorang pemimpin di daerah itu. Roro Mendut pun dibawa ke istana untuk dijadikan selir.
Namun, saat Kerajaan Mataram menyerang Pati, Adipati Pragola II kalah dan gugur di medan perang.
Sultan Agung, raja Mataram, kemudian membawa Roro Mendut ke kerajaannya.
Karena kecantikannya, ia menarik perhatian seorang senapati bernama Tumenggung Wiraguna.
Tumenggung ingin memperistri Roro Mendut, tetapi gadis itu menolak karena tidak mencintainya.
Sebagai hukuman, Tumenggung meminta Roro Mendut membayar pajak yang sangat tinggi jika ingin hidup bebas.
Tak kehilangan akal, Roro Mendut mulai berjualan rokok linting. Karena kecantikannya, banyak orang membeli rokoknya dengan harga mahal, sehingga ia mampu membayar pajak tersebut.
Di sisi lain, Roro Mendut jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Pronocitro.
Mereka berdua berencana melarikan diri dari Mataram.
Namun, rencana itu diketahui oleh Tumenggung Wiraguna.
Dalam pelarian mereka, Pronocitro tertangkap dan dibunuh.
Mengetahui kekasihnya telah tewas, Roro Mendut memilih mengakhiri hidupnya daripada kembali kepada Tumenggung.
FAQ
Apa cerita rakyat yang terkenal?
Ada banyak cerita rakyat yang terkenal di Indonesia, mulai dari Roro Jonggrang, Timun Mas, Bawang Merah dan Bawang Putih, hingga Malin Kundang.
Apakah cerita rakyat kisah nyata?
Cerita rakyat umumnya diangkat dari pemikiran fiktif.
Namun, sebagian di antaranya merupakan kisah nyata.
Maka tak mengherankan, jika di dalam cerita rakyat mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pembelajaran oleh masyarakat saat ini.
***
Itulah sejumlah contoh cerita rakyat Jawa Tengah yang penuh pesan moral.
Baca juga ulasan lain seputar pendidikan hingga kisah-kisah menarik hanya di Berita.99.co.
Agar tak ketinggalan berita terbaru, ikuti terus Google News kami, ya.
Yuk, segera wujudkan keinginan untuk memiliki rumah impian bersama www.99.co/id dan dapatkan berbagai kemudahan karena semuanya #SegampangItu.