Berita Berita Properti

Kemenkeu Catat BMN Berupa 272 Aset Properti Senilai Rp6.000 Triliun | Sudah Dikelola secara Baik?

2 menit

Pemerintah Indonesia mencatat setidaknya ada 272 aset properti senilai lebih dari Rp6.000 triliun yang merupakan barang milik negara atau BMN. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.

Belum lama ini Kementerian Keuangan mengumumkan catatannya atas aset properti yang dimiliki Pemerintah Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan bahwa Barang Milik Negara (BMN) tersebut berupa 272 aset properti dan dua kilang minyak.

Aset-aset tersebut berada dalam pengelolaan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Bagaimana Pengelolaan BMN?

Sri Mulyani butuh manajer aset kreatif kelola BMN

sumber: alinea.id

Dalam pertemuan virtual, Sri Mulyani mengatakan bahwa dengan dana APBN, negara bisa membangun dua kilang minyak dan 272 aset properti.

“Banyak gedung-gedung yang di Indonesia dibangun oleh pemerintah menggunakan APBN. BMN yang kami punya itu bisa tembus Rp6 ribu triliun, terdiri dari 272 aset properti dan dua kilang minyak di kawasan Ciperna itu juga milik pemerintah,” kata Sri Mulyani, dikutip dari Okezone.com, Selasa (24/11/2020).

Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan bahwa aset-aset tersebut harus dikelola secara baik oleh pemerintah untuk mendapat nilai tambah atau menjadi sumber pundi-pundi negara.

Kini pemerintah Indonesia masih berupaya untuk memaksimalkan pemanfaatan aset-aset tersebut.

“Kita berpikir keras bagaimana memanfaatkan banyak gedung-gedung dibangun oleh oleh pemerintah. Kadang-kadang kita pun sudah selesai membangun gedung kita lupa bahwa aset itu masih bisa kita optimalkan,” ujarnya.

Dia juga meminta manajer aset untuk berinovasi dalam hal pengelolaan aset-aset milik negara.

Sri Mulyani menyayangkan jika aset senilai ribuan triliun rupiah tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal.



Salah satu poin yang ditegaskannya adalah bagaimana caranya ratusan aset properti tersebut bisa bekerja dan menghasilkan nilai tambah.

“Aset-aset ini diharapkan akan dikelola sehingga dia menghasilkan penerimaan negara atau manfaat yang maksimal sehingga dia bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.

Kementerian Keuangan Butuh Manajer Kreatif

Dalam hal pengelolaan aset properti tersebut, kata Sri Mulyani, pihaknya membutuhkan manajer aset yang kreatif dan kritis agar pemanfaat BMN bisa optimal.

Sri Mulyani menginginkan uang yang digelontorkan untuk membangun berbagai fasilitas, semisal jalan, bendungan, gedung, dan lain-lain tidak terbuang sia-sia.

Sebagai contoh, kata Sri Mulyani, renovasi Stadion Gelora Bung Karno beberapa tahun lalu dengan menambah sejumlah fasilitas, membuat pagelaran Asian Games berjalan sempurna.

Berkaca dari kasus tersebut, dia meminta manajer aset dapat memikirkan terobosan agar fasilitas megah yang dibangun pemerintah memiliki nilai tambah yang menguntungkan negara.

Selain kreatif, seorang manajer aset juga harus adapatif dalam mengelola aset negara.

Misalnya, di situasi pandemi seperti sekarang, manajer aset harus secara cerdas memikirkan perubahan dalam pengelolaan aset.

“Saya harap para aset manajer melihat Covid-19 ini dari sisi pemikiran apa yang bisa kita ubah di dalam mengelola aset, termasuk office space,” ujar Sri Mulyani.

Dengan pengelolaan aset yang kreatif, inovatif, dan adaptif, diharapkan dapat membantu negara dari segi pendapatan negara.

“Dari produktivitas aset bisa diperoleh penerimaan negara bukan pajak dan ini akan memberikan bantuan yang luar biasa bagi keuangan negara,” kata Sri Mulyani.

***

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di situs Portal Berita 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah di Jakarta Utara?

Bisa jadi Manhattan Residence adalah jawabannya!

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!



Theofilus Richard

Penulis konten | Semoga tulisanku berkesan buat kamu

Related Posts