Sahabat 99, apakah kamu pernah mendengar batu bata dari air kencing?
Ternyata ilmuwan asal Afrika Selatan telah berhasil mengembangkan batu bata yang terbuat dari urine manusia.
Melansir dari liputan6.com yang mengutip dari ABC Indonesia, air kencing yang disebut dengan nama Bio-bata ini dibuat dengan cara mencampur pasir dengan bakteri penghasil urase.
Enzim tersebut berfungsi untuk memecah urea dalam urine sambil secara bersamaan menghasilkan kalsium karbonat.
Campuran tersebut menghasilkan batu bata yang berbahan hampir sama dengan batu kapur.
Hal yang membedakan keduanya adalah kekuatan Bio-bata yang dapat diatur sesuai dengan seberapa lama bakteri dibiarkan berkembang.
“Semakin lama Anda mengizinkan bakteri kecil untuk membuat semen, semakin kuat produk yang akan dihasilkan. Kami bisa mengoptimalkan proses itu,” ungkap Dyllon Randall.
Batu Bata dari Air Kencing yang Ramah Lingkungan
Jika dibandingkan dengan batu bata biasa, ternyata ada perbandingan yang mencolok jika berbicara tentang dampaknya pada lingkungan.
Baca Juga:
Inilah Material Beton Paling Kuat di Dunia. Ternyata Rahasianya…
Sebagian batu bata yang di buat di seluruh dunia masih melalui proses pembakaran dengan suhu 1.400 derajat Celsius sehingga menghasilkan banyak karbok dioksida.
Sedangkan Bio-bata tidak menghasilkan limbah sama sekali karena produk yang digunakan adalah unsur nitrogen dan kalium yang digunakan dalam pupuk komersial.
Yang kami lakukan terakhir adalah mengambil produk cair yang tersisa dari proses Bio-bata dan membuat pupuk kedua,” jelas Dr Randall.
Lebih Hemat Biaya
Dr Randall menjelaskan bahwa proses pembuatan batu bata dari air kencing ini hampir sama seperti proses terbentuknya terumbu karang di lautan.
Mengingat proses ini bermanfaat untuk sektor konstruksi dan arsitektur, penggunaan bahan organik jelas secara signifikan menurunkan biaya pemeliharaan.
Pasalnya, hingga saat ini sudah tidak terhitung lagi seberapa banyak contoh arsitektur brutal yang hilang karena beton yang pemeliharaannya diabaikan berkarat.
Bukan Ide Baru
Material yang dapat “menyembuhkan” dirinya sendiri ternyata bukanlah hal yang baru.
Sejak zaman Romawi, insinyur di sana sudah menemukan senyawa yang mengandung kalsium karbonat yang sama.
Namun, orang Romawi tidak mencatat dengan benar senyawa yang dibutuhkan untuk membuat material tersebut.
Sebuah penelitian menemukan bahwa beton Romawi mengandung mineral langka yang mengkristal ketika terkena air laut, membuat struktur semakin kuat seiring berjalannya waktu.
Baca Juga:
7 Material Bangunan Canggih, Berteknologi Tinggi dan Hemat Energi
***
Nantikan informasi dan berita terbaru lainnya di Blog 99.co Indonesia.
Tak lupa, kunjungi 99.co/id untuk menemukan rumah impianmu!