Tak mudah mencari bukti kemunculan Freemason di Indonesia.
Jejak organisasi yang kerap dikenal sebagai pemuja setan ini telah dilenyapkan oleh Mantan Presiden Soekarno.
Namun siapa sangka, dari pelbagai analisis, muncul bukti bahwa bangunan peninggalan Freemasonry masih kokoh menjulang di Indonesia, khususnya Kota Bandung.
Keberadaan Freemason di Indonesia
Awalnya, Freemason lahir pada tahun 1717 di Inggris.
Organisasi yang kerap disebut Loji ini menyebar dari daratan Eropa hingga Asia.
Di Indonesia, Freemason tercatat telah datang sejak tahun 1736.
Pembawanya adalah seorang Belanda bernama Jacobus Cornelis Mattheus.
Freemason atau Vrijmetselarij merupakan kelompok persaudaraan internasional yang mengumpulkan anggota dari berbagai lintas agama dan suku bangsa.
Bukti peninggalan sejarah mengenai Freemasonry memang tercecer, lantaran Soekarno melarang keras keberadaannya.
Salah satu peninggalannya disebut-sebut ada menjadi bangunan khas di sekitaran Bandung.
Keberadaan mereka dikabarkan mempengaruhi kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan di Bandung dahulu kala.
Nah, kali ini 99.co Indonesia akan mengulas 5 bangunan peninggalan Freemason di Kota Bandung.
Melansir dari beragam sumber, yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Bangunan Peninggalan Freemason di Bandung
1. Museum Kota Bandung
Menurut cerita, tempat ini dibangun tahun 1920 sebagai taman kanak-kanak (frobelschool) yang didirikan oleh Sint Jan atau perkumpulan Freemasonry di Kota Bandung.
Sekolah yang dibangun Sint Jan ini bersifat netral untuk mengimbangi banyaknya sekolah Kristen dan Katholik saat itu.
Tak terlihat jejak-jejak Freemasonry di sini, atau kerap kali dikaitkan dengan simbol-simbol seperti segitiga dan mata satu.
Namun, yang ada hanya bangunan dengan nuansa klasik khas Eropa dengan dibalut cat dinding warna putih yang membuatnya semakin terasa magis.
Tampak depan, terlihat patung sedada dua tokoh pejuang Jawa Barat, yaitu Rd. Dewi Sartika dan Emma Puradireja.
Koridornya disediakan bangku untuk pengunjung atau siapapun yang ingin sekadar nongkrong sambil menikmati pemandangan Jalan Aceh.
Baca Juga:
7 Bangunan Illuminati Indonesia, Penuh Kontroversi Tak Berujung
2. Masjid Al Ukhuwah
Sebenarnya Masjid Al Ukhuwah bukanlah peninggalan fisik dari Freemasonry.
Namun, sebelum adanya masjid ini telah berdiri tempat Loji Sint Jan atau perkumpulan Freemasonry Bandung.
Loji Sint Jan berdiri pada 1896 dan menjadi tempat perkumpulan Loji paling aktif di Hindia Belanda.
Namun, oleh masyarakat Bandung, tempat ini kerap disebut gedung setan.
Seperti yang dijelaskan oleh Us Tiarsa dalam bukunya yang berjudul Basa Bandung Halimunan, bangunan tersebut ia yakini sebagai gedung setan dan menjadi bangunan angker di Bandung.
Dulunya, interior Loji Sint Jan ditemukan simbol mata satu sebagai lambang ikonik dari organisasi Freemasonry.
Namun di tahun 1920, simbol mata berganti menjadi siku-siku dan jangka yang bermakna moralitas serta kedisiplinan dalam bekerja.
Keberadaan Loji tersebut menjadi alasan kenapa dulu Jalan Wastukencana bernama Logeweg.
3. Institut Teknologi Bandung (ITB)
Inisiator utama dari pendirian Technische Hogeschool (THS) atau ITB adalah seorang anggota Freemasonry asal Belanda bernama Jan Willem Ijzerman.
Alasannya mendirikan THS untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang ketika itu sangat sulit didapat.
Freemason memang menginginkan adanya penyatuan pemikiran untuk mengungkap peristiwa alam maupun sosial melalui kekuatan ilmu pengetahuan.
Tidak heran jika pergerakannya banyak tercurah melalui dunia pendidikan.
Dalam buku Okultisme di Bandung Doeloe karya Ryzki Wiryawan, dijelaskan bahwa kaitan keduanya terlihat dari lambang THS dan logo Freemason yang mengandung unsur jangka serta penggaris segitiga.
Baca Juga:
Desain Ibu Kota Baru Dikaitkan dengan Lambang Setan? Ini Faktanya!
4. Markas Polrestabes Bandung
Ciri dari bangunan peninggalan Freemasonry yaitu memiliki desain bangunan empire style dan unsur empat pilar yang simetris satu sama lain.
Nah, markas Polrestabes Bandung yang dulu merupakan Sekolah Guru (Kweekschool) ini ternyata memilikinya.
Sebelum mendirikan Loji Sint Jan, aktivitas anggota Freemason Bandung terpusat di Kweekschool hingga tahun 1884.
Bahkan di gedung ini, mereka membangun perpustakaan dengan koleksi 2.500 buku.
Walau demikian, anggota Freemasonry menggunakan Kweekshool hanya sementara.
Mereka lalu memindahkannya ke salah satu bangunan di Jalan Braga (Bragaweg).
Namun di mana pastinya bangunan tersebut belum diketahui sampai saat ini.
***
Sahabat 99, demikian arti mimpi punya anak yang bisa kamu percaya atau tidak.
Jangan lupa, ikuti terus artikel lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Kamu sedang cari rumah di Bandung? Cek saja di 99.co/id.