Membaca surat surat pendek memiliki keutamaan yang besar. Selain pahala, membaca surat pendek juga memberikan ketenangan dalam hidup. Berikut bacaan yang dapat dibaca dan mudah dihafal.
Menurut buku At-Tadzkir: Metode Menghafal Juz ‘Amma oleh Tim Genta Hidayah, membaca surat-surat atau ayat dalam Al-Qur’an memiliki fadilah luar biasa karena merupakan pedoman dan petunjuk untuk memperoleh kebaikan, keselamatan, serta kebahagiaan.
Maka dari itu, kaum muslim wajib menghafal surat dalam Al-Qur’an karena setiap orang dapat melakukannya dengan mudah.
Surat pendek biasanya dibaca ketika melakukan salat, zikir setelah salat, dan kegiatan lain sehari-hari.
Dalam Al-Qur’an, terdapat bacaan surat pendek yang diutamakan untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu.
Nah, karena ayatnya yang pendek, tak sulit untuk menghafal bacaan tersebut, lo.
Kumpulan surat pendek dengan mudah dapat dibaca melalui surat pendek juz 30 dalam Al-Qur’an.
Melansir quran.kemenag.go.id, baca dan amalkan dengan baik surat surat pendek Alquran, seperti An-Nas, Al-Falaq, surat Ad-Dhuha, serta yang lainnya di bawah ini!
- 30 Surat Surat Pendek Lengkap
- 1. Al-Fatihah
- 2. An-Nas
- 3. Al-Falaq
- 4. Al-Ikhlas
- 5. Al-Lahab
- 6. An-Nasr
- 7. Al-Kafirun
- 8. Al-Kautsar
- 9. Al-Maun
- 10. Al-Quraisy
- 11. Al-Fiil
- 12. Al-Humazah
- 13. Surat Al-Asr
- 14. At-Takatsur
- 15. Al-Qadr
- 16. Al-Zalzalah
- 17. Al-Bayyinah
- 18. Al-Qari’ah
- 19. Al-Adiyat
- 20. At-Tin
- 21. Al-Insyirah
- 22. Ad-Dhuha
- 23. Al-Infitar
- 24. Asy-Syams
- 25. Ath-Thariq
- 26. Al-Alaq
- 27. Al-A’la
- 28. Al-Balad
- 29. Al-Ghasyiyah
- 30. Al-Fajr
30 Surat Surat Pendek Lengkap
1. Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i).
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
Ar-raḥmānir-raḥīm(i).
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Māliki yaumid-dīn(i).
Pemilik hari Pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn(u),
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a).
Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a).
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.
2. An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
Qul a‘ūżu birabbin-nās(i).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia,
مَلِكِ النَّاسِۙ
Malikin-nās(i).
raja manusia,
اِلٰهِ النَّاسِۙ
Ilāhin-nās(i).
sembahan manusia
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ
Min syarril-waswāsil-khannās(i).
dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ
Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās(i).
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ
Minal jinnati wan-nās(i).
dari (golongan) jin dan manusia.”
3. Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ
Qul a‘ūżu birabbil-falaq(i).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh)
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ
Min syarri mā khalaq(a).
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ
Wa min syarri gāsiqin iżā waqab(a).
dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ
Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad(i).
dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad(a).
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
4. Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Qul huwallāhu aḥad(un).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
Allāhuṣ-ṣamad(u).
Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
Lam yalid wa lam yūlad.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad(un).
serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
5. Al-Lahab
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ
Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb(a).
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.
مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ
Mā agnā ‘anhu māluhū wa mā kasab(a).
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ
Sayaṣlā nāran żāta lahab(in).
Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka),
وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ
Wamra’atuh(ū), ḥammālatal-ḥaṭab(i).
(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ
Fī jīdihā ḥablum mim masad(in).
Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
6. An-Nasr
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ
Iżā jā’a naṣrullāhi wal-fatḥ(u).
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ
Wa ra’aitan-nāsa yadkhulūna fī dīnillāhi afwājā(n).
dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ
Fasabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfirh(u), innahū kāna tawwābā(n).
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.
7. Al-Kafirun
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yā ayyuhal-kāfirūn(a).
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir,
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
Lā a‘budu mā ta‘budūn(a).
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud(u).
Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah.
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum.
Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Wa lā antum ‘ābidūna mā a‘bud(u).
Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
8. Al-Kautsar
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Innā a‘ṭainākal-kauṡar(a).
Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Faṣalli lirabbika wanḥar.
Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
Inna syāni’aka huwal-abtar(u).
Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
9. Al-Maun
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ
Ara’aital-lażī yukażżibu bid-dīn(i).
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ
Fa żālikal-lażī yadu‘‘ul-yatīm(a).
Itulah orang yang menghardik anak yatim
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ
Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn(i).
dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ
Fawailul lil-muṣallīn(a).
Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat,
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ
Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn(a).
(yaitu) yang lalai terhadap salatnya,
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ
Allażīna hum yurā’ūn(a).
yang berbuat riya,
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ
Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn(a).
dan enggan (memberi) bantuan.
10. Al-Quraisy
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ
Li’īlāfi quraisy(in).
Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy,
اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ
´lāfihim riḥlatasy-syitā’i waṣ-ṣaif(i).
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan),
فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ
Falya‘budū rabba hāżal-bait(i).
maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah)
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ
Allażī aṭ‘amahum min jū‘(in), wa āmanahum min khauf(in).
yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.
11. Al-Fiil
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ
Alam tara kaifa fa‘ala rabbuka bi’aṣḥābil-fīl(i).
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ
Alam yaj‘al kaidahum fī taḍlīl(in).
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?
وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ
Wa arsala ‘alaihim ṭairan abābīl(a).
Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ
Tarmīhim biḥijāratim min sijjīl(in).
yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ
Fa ja‘alahum ka‘aṣfim ma’kūl(in).
sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
12. Al-Humazah
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ
Wailul likulli humazatil-lumazah(tin).
Celakalah setiap pengumpat lagi pencela
ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ
Allażī jama‘a mālaw wa ‘addadah(ū).
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ
Yaḥsabu anna mālahū akhladah(ū).
Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya.
كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ
Kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah(ti).
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ
Wa mā adrāka mal-ḥuṭamah(tu).
Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah?
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ
Nārullāhil-mūqadah(tu).
(Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan
الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ
Allatī taṭṭali‘u ‘alal-af’idah(ti).
yang (membakar) naik sampai ke hati.
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ
Innahā ‘alaihim mu’ṣadah(tun).
Sesungguhnya dia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka,
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ
Fī ‘amadim mumaddadah(tin).
(sedangkan mereka) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
13. Surat Al-Asr
وَالْعَصْرِۙ
Wal-‘aṣr(i).
Demi masa,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
Innal-insāna lafī khusr(in).
sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ
Illal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqq(i), wa tawāṣau biṣ-ṣabr(i).
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
14. At-Takatsur
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ
Alhākumut-takāṡur(u).
Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu
حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ
Ḥattā zurtumul-maqābir(a).
sampai kamu masuk ke dalam kubur.
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ
Kallā saufa ta‘lamūn(a).
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
Ṡumma kallā saufa ta‘lamūn(a).
Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ
Kallā lau ta‘lamūna ‘ilmal-yaqīn(i).
Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya).
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ
Latarawunnal-jaḥīm(a).
Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim.
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ
Ṡumma latarawunnahā ‘ainal-yaqīn(i).
Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainulyakin.
15. Al-Qadr
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i).
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
Wa mā adrāka mā lailatul-qadr(i).
Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Lailatul-qadri khairum min alfi syahr(in).
Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Tanazzalul-malā’ikatu war rūḥu fīhā bi’iżni rabbihim min kulli amr(in).
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Salāmun hiya ḥattā maṭla‘il-fajr(i).
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.
16. Al-Zalzalah
اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ
Iżā zulzilatil-arḍu zilzālahā.
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,
وَاَخْرَجَتِ الْاَرْضُ اَثْقَالَهَاۙ
Wa akhrajatil-arḍu aṡqālahā.
bumi mengeluarkan isi perutnya,
وَقَالَ الْاِنْسَانُ مَا لَهَاۚ
Wa qālal-insānu mā lahā.
dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi dengannya (bumi)?”
يَوْمَىِٕذٍ تُحَدِّثُ اَخْبَارَهَاۙ
Yauma’iżin tuḥaddiṡu akhbārahā.
Pada hari itu (bumi) menyampaikan berita (tentang apa yang diperbuat manusia di atasnya)
بِاَنَّ رَبَّكَ اَوْحٰى لَهَاۗ
Bi’anna rabbaka auḥā lahā.
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.
يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ
Yauma’iżiy yaṣdurun-nāsu asytātā(n), liyurau a‘mālahum.
Pada hari itu manusia keluar (dari kuburnya) dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatan mereka.
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Famay ya‘mal miṡqāla żarratin khairay yarah(ū).
Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ
Wa may ya‘mal miṡqāla żarratin syarray yarah(ū).
Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
17. Al-Bayyinah
لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ
Lam yakunil-lażīna kafarū min ahlil-kitābi wal-musyrikīna munfakkīna ḥattā ta’tiyahumul-bayyinah(tu).
Orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (kekufuran mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata,
رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ
Rasūlum minallāhi yatlū ṣuḥufam muṭahharah(tan).
(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran suci (Al-Qur’an)
فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ ۗ
Fīhā kutubun qayyimah(tun).
yang di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).
وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ ۗ
Wa mā tafarraqal-lażīna ūtul-kitāba illā mim ba‘di mā jā’athumul-bayyinah(tu).
Tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahlulkitab, melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Wa mā umirū illā liya‘budullāha mukhliṣīna lahud-dīn(a), ḥunafā’a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu’tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah(ti).
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ
Innal-lażīna kafarū min ahlil-kitābi wal-musyrikīna fī nāri jahannama khālidīna fīhā, ulā’ika hum syarrul-bariyyah(ti).
Sesungguhnya orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ
Innal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti ulā’ika hum khairul-bariyyah(ti).
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk.
جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ ࣖ
Jazā’uhum ‘inda rabbihim jannātu ‘adnin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā abadā(n), raḍiyallāhu ‘anhum wa raḍū ‘anh(u), żālika liman khasyiya rabbah(ū).
Balasan mereka di sisi Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
18. Al-Qari’ah
اَلْقَارِعَةُۙ
Al-qāri‘ah(tu).
Al-Qāri‘ah (hari Kiamat yang menggetarkan).
مَا الْقَارِعَةُ ۚ
Mal-qāri‘ah(tu).
Apakah al-Qāri‘ah itu?
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ
Wa mā adrāka mal-qāri‘ah(tu).
Tahukah kamu apakah al-Qāri‘ah itu?
يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ
Yauma yakūnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡūṡ(i).
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ
Wa takūnul-jibālu kal-‘ihnil-manfūsy(i).
dan gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan.
فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗۙ
Fa ammā man ṡaqulat mawāzīnuh(ū).
Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya,
فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ
Fa huwa fī ‘īsyatir rāḍiyah(tin).
dia berada dalam kehidupan yang menyenangkan.
وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ
Wa ammā man khaffat mawāzīnuh(ū).
Adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya,
فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ ۗ
Fa ummuhū hāwiyah(tun).
tempat kembalinya adalah (neraka) Hawiyah.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ
Wa mā adrāka mā hiyah.
Tahukah kamu apakah (neraka Hawiyah) itu?
نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ
Nārun ḥāmiyah(tun).
(Ia adalah) api yang sangat panas.
19. Al-Adiyat
وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ
Wal-‘ādiyāti ḍabḥā(n).
Demi kuda-kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,
فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ
Fal-mūriyāti qadḥā(n).
yang memercikkan bunga api (dengan entakan kakinya),
فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ
Fal-mugīrāti ṣubḥā(n).
yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi
فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ
Fa’aṡarna bihī naq‘ā(n).
sehingga menerbangkan debu,
فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ
Fawasaṭna bihī jam‘ā(n).
lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ لَكَنُوْدٌ ۚ
Innal-insāna lirabbihī lakanūd(un).
sesungguhnya manusia itu sangatlah ingkar kepada Tuhannya.
وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ
Wa innahū ‘alā żālika lasyahīd(un).
Sesungguhnya dia benar-benar menjadi saksi atas hal itu (keingkarannya).
وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ
Wa innahū liḥubbil-khairi lasyadīd(un).
Sesungguhnya cintanya pada harta benar-benar berlebihan.
۞ اَفَلَا يَعْلَمُ اِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُوْرِۙ
Afalā ya‘lamu iżā bu‘ṡira mā fil-qubūr(i).
Maka, tidakkah dia mengetahui (apa yang akan dialaminya) apabila dikeluarkan apa yang ada di dalam kubur
وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُوْرِۙ
Wa ḥuṣṣila mā fiṣ-ṣudūr(i).
dan ditampakkan apa yang tersimpan di dalam dada?
اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّخَبِيْرٌ ࣖ
Inna rabbahum bihim yauma’iżil lakhabīr(un).
Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu benar-benar Maha Teliti terhadap (keadaan) mereka.
20. At-Tin
وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ
Wat-tīni waz-zaitūn(i).
Demi (buah) tin dan (buah) zaitun,
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
Wa ṭūri sīnīn(a).
demi gunung Sinai,
وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ
Wa hāżal-baladil-amīn(i).
dan demi negeri (Makkah) yang aman ini,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm(in).
sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سٰفِلِيْنَۙ
Ṡumma radadnāhu asfala sāfilīn(a).
Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ
Illal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti falahum ajrun gairu mamnūn(in).
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Maka, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ
Famā yukażżibuka ba‘du bid-dīn(i).
Maka, apa alasanmu (wahai orang kafir) mendustakan hari Pembalasan setelah (adanya bukti-bukti) itu?
21. Al-Insyirah
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ
Alam nasyraḥ laka ṣadrak(a).
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Nabi Muhammad),
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ
Wa waḍa‘nā ‘anka wizrak(a).
meringankan beban (tugas-tugas kenabian) darimu
الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ
Allażī anqaḍa ẓahrak(a).
yang memberatkan punggungmu,
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ
Wa rafa‘nā laka żikrak(a).
dan meninggikan (derajat)-mu (dengan selalu) menyebut-nyebut (nama)-mu?
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
Fa’inna ma‘al-‘usri yusrā(n).
Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Inna ma‘al-‘usri yusrā(n).
Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ
Fa iżā faragta fanṣab.
Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)
وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ
Wa ilā rabbika fargab.
dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!
22. Ad-Dhuha
وَالضُّحٰىۙ
Waḍ-ḍuḥā.
Demi waktu duha
وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ
Wal-laili iżā sajā.
dan demi waktu malam apabila telah sunyi,
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
Mā wadda‘aka rabbuka wa mā qalā.
Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu.
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā.
Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia).
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
Wa lasaufa yu‘ṭīka rabbuka fa tarḍā.
Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida.
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ
Alam yajidka yatīman fa āwā.
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(-mu);
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ
Wa wajadaka ḍāllan fa hadā.
mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu (tentang syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu);
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
Wa wajadaka ‘ā’ilan fa agnā.
dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan?
فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ
Fa ammal-yatīma falā taqhar.
Terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ
Wa ammas-sā’ila falā tanhar.
Terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik.
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ
Wa ammā bini‘mati rabbika fa ḥaddiṡ.
Terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah (dengan bersyukur).
23. Al-Infitar
اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ
Iżas-samā’unfaṭarat.
Apabila langit terbelah,
وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ
Wa iżal-kawākibuntaṡarat.
apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْۙ
Wa iżal-biḥāru fujjirat.
apabila lautan diluapkan,
وَاِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْۙ
Wa iżal-qubūru bu‘ṡirat.
dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَاَخَّرَتْۗ
‘Alimat nafsum mā qaddamat wa akhkharat.
setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(-nya).
يٰٓاَيُّهَا الْاِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِۙ
Yā ayyuhal-insānu mā garraka birabbikal-karīm(i).
Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakanmu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Mulia,
الَّذِيْ خَلَقَكَ فَسَوّٰىكَ فَعَدَلَكَۙ
Allażī khalaqaka fa sawwāka fa ‘adalak(a).
yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang?
فِيْٓ اَيِّ صُوْرَةٍ مَّا شَاۤءَ رَكَّبَكَۗ
Fī ayyi ṣūratim mā syā’a rakkabak(a).
Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun (tubuh)-mu.
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُوْنَ بِالدِّيْنِۙ
Kallā bal tukażżibūna bid-dīn(i).
Jangan sekali-kali begitu! Bahkan, kamu mendustakan hari Pembalasan.
وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ
Wa inna ‘alaikum laḥāfiẓīn(a).
Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) pengawas
كِرَامًا كٰتِبِيْنَۙ
Kirāman kātibīn(a).
yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (amal perbuatanmu).
يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ
Ya‘lamūna mā taf‘alūn(a).
Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.
اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍۙ
Innal-abrāra lafī na‘īm(in).
Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan.
وَّاِنَّ الْفُجَّارَ لَفِيْ جَحِيْمٍ
Wa innal-fujjāra lafī jaḥīm(in).
Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam (neraka) Jahim.
يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّيْنِ
Yaṣlaunahā yaumad-dīn(i).
Mereka memasukinya pada hari Pembalasan.
وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَاۤىِٕبِيْنَۗ
Wa mā hum ‘anhā bigā’ibīn(a).
Mereka tidak mungkin keluar dari (neraka) itu.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِۙ
Wa mā adrāka mā yaumud-dīn(i).
Tahukah engkau apakah hari Pembalasan itu?
ثُمَّ مَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِۗ
Ṡumma mā adrāka mā yaumud-dīn(i).
Kemudian, tahukah engkau apakah hari Pembalasan itu?
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا ۗوَالْاَمْرُ يَوْمَىِٕذٍ لِّلّٰهِ ࣖ
Yauma lā tamliku nafsul linafsin syai’ā(n), wal-amru yauma’iżil lillāh(i).
(Itulah) hari (ketika) seseorang tidak berdaya (menolong) orang lain sedikit pun. Segala urusan pada hari itu adalah milik Allah.
24. Asy-Syams
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ
Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā.
Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),
وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ
Wal-qamari iżā talāhā.
demi bulan saat mengiringinya,
وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ
Wan-nahāri iżā jallāhā.
demi siang saat menampakkannya,
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ
Wal-laili iżā yagsyāhā.
demi malam saat menutupinya (gelap gulita),
وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ
Was-samā’i wa mā banāhā.
demi langit serta pembuatannya,
وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ
Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā.
demi bumi serta penghamparannya,
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ
Wa nafsiw wa mā sawwāhā.
dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya,
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā.
lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
Qad aflaḥa man zakkāhā.
sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
Wa qad khāba man dassāhā.
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ ۖ
Każżabat ṡamūdu biṭagwāhā.
(Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas
اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ
Iżimba‘aṡa asyqāhā.
ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah).
فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ
Fa qāla lahum rasūlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā.
Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya.”
فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ
Fa każżabūhu fa ‘aqarūhā fa damdama ‘alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā.
Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah).
وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ
Wa lā yakhāfu ‘uqbāhā.
Dia tidak takut terhadap akibatnya.
25. Ath-Thariq
وَالسَّمَاۤءِ وَالطَّارِقِۙ
Was-samā’i waṭ-ṭāriq(i).
Demi langit dan yang datang pada malam hari.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الطَّارِقُۙ
Wa mā adrāka maṭ-ṭāriq(u).
Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
النَّجْمُ الثَّاقِبُۙ
An-najmuṡ-ṡāqib(u).
(Itulah) bintang yang bersinar tajam.
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ
In kullu nafsil lammā ‘alaihā ḥāfiẓ(un).
Setiap orang pasti ada penjaganya.
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ
Falyanẓuril-insānu mimma khuliq(a).
Hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.
خُلِقَ مِنْ مَّاۤءٍ دَافِقٍۙ
Khuliqa mim mā’in dāfiq(in).
Dia diciptakan dari air (mani) yang memancar,
يَّخْرُجُ مِنْۢ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَاۤىِٕبِۗ
Yakhruju mim bainiṣ-ṣulbi wat-tarā’ib(i).
yang keluar dari antara tulang sulbi (punggung) dan tulang dada.
اِنَّهٗ عَلٰى رَجْعِهٖ لَقَادِرٌۗ
Innahū ‘alā raj‘ihī laqādir(un).
Sesungguhnya Dia (Allah) benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah mati)
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَاۤىِٕرُۙ
Yauma tublas-sarā’ir(u).
pada hari ditampakkan segala rahasia.
فَمَا لَهٗ مِنْ قُوَّةٍ وَّلَا نَاصِرٍۗ
Famā lahū min quwwatiw wa lā nāṣir(in).
Maka, baginya (manusia) tidak ada lagi kekuatan dan tidak (pula) ada penolong.
وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الرَّجْعِۙ
Was-samā’i żātir-raj‘(i).
Demi langit yang mengandung hujan
وَالْاَرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِۙ
Wal-arḍi żātiṣ-ṣad‘(i).
dan bumi yang memiliki rekahan (tempat tumbuhnya pepohonan),
اِنَّهٗ لَقَوْلٌ فَصْلٌۙ
Innahū laqaulun faṣl(un).
sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil)
وَّمَا هُوَ بِالْهَزْلِۗ
Wa mā huwa bil-hazl(i).
dan ia (Al-Qur’an) sama sekali bukan perkataan senda gurau.
اِنَّهُمْ يَكِيْدُوْنَ كَيْدًاۙ
Innahum yakīdūna kaidā(n).
Sesungguhnya mereka (orang kafir) melakukan tipu daya.
وَّاَكِيْدُ كَيْدًاۖ
Wa akīdu kaidā(n).
Aku pun membalasnya dengan tipu daya.
فَمَهِّلِ الْكٰفِرِيْنَ اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا ࣖ
Fa mahhilil-kāfirīna amhilhum ruwaidā(n).
Maka, tangguhkanlah orang-orang kafir itu. Biarkanlah mereka sejenak (bersenang-senang).
26. Al-Alaq
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
Iqra’ bismi rabbikal-lażī khalaq(a).
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
Khalaqal-insāna min ‘alaq(in).
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
Iqra’ wa rabbukal-akram(u).
Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia,
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Allażī ‘allama bil-qalam(i).
yang mengajar (manusia) dengan pena.
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
‘Allamal-insāna mā lam ya‘lam.
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ
Kallā innal-insāna layaṭgā.
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas
اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰىۗ
Ar ra’āhustagnā.
ketika melihat dirinya serba berkecukupan.
اِنَّ اِلٰى رَبِّكَ الرُّجْعٰىۗ
Inna ilā rabbikar-ruj‘ā.
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(-mu).
اَرَاَيْتَ الَّذِيْ يَنْهٰىۙ
Ara’aital-lażī yanhā.
Tahukah kamu tentang orang yang melarang
عَبْدًا اِذَا صَلّٰىۗ
‘Abdan iżā ṣallā.
seorang hamba ketika dia melaksanakan salat?
اَرَاَيْتَ اِنْ كَانَ عَلَى الْهُدٰىٓۙ
Ara’aita in kāna ‘alal-hudā.
Bagaimana pendapatmu kalau terbukti dia berada di dalam kebenaran
اَوْ اَمَرَ بِالتَّقْوٰىۗ
Au amara bit-taqwā.
atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
اَرَاَيْتَ اِنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۗ
Ara’aita in każżaba wa tawallā.
Bagaimana pendapatmu kalau dia mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan)?
اَلَمْ يَعْلَمْ بِاَنَّ اللّٰهَ يَرٰىۗ
Alam ya‘lam bi’annallāha yarā.
Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?
كَلَّا لَىِٕنْ لَّمْ يَنْتَهِ ەۙ لَنَسْفَعًاۢ بِالنَّاصِيَةِۙ
Kallā la’il lam yantah(i), lanasfa‘am bin-nāṣiyah(ti).
Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka),
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍۚ
Nāṣiyatin kāżibatin khāṭi’ah(tin).
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan (kebenaran) dan durhaka.
فَلْيَدْعُ نَادِيَهٗۙ
Falyad‘u nādiyah(ū).
Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya).
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَۙ
Sanad‘uz-zabāniyah(ta).
Kelak Kami akan memanggil (Malaikat) Zabaniah (penyiksa orang-orang yang berdosa).
كَلَّاۗ لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩ ࣖ
Kallā, lā tuṭi‘hu wasjud waqtarib.
Sekali-kali tidak! Janganlah patuh kepadanya, (tetapi) sujud dan mendekatlah (kepada Allah).
27. Al-A’la
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ
Sabbiḥisma rabbikal-a‘lā.
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,
الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ
Allażī khalaqa fasawwā.
yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),
وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ
Wal-lażī qaddara fahadā.
yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ
Wal-lażī akhrajal-mar‘ā.
dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala,
فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ
Fa ja‘alahū guṡā’an aḥwā.
lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ
Sanuqri’uka falā tansā.
Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,
اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ
Illā mā syā’allāh(u), innahū ya‘lamul-jahra wa mā yakhfā.
kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ
Wa nuyassiruka lil-yusrā.
Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan).
فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ
Fa żakkir in nafa‘atiż-żikrā.
Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ
Sayażżakkaru may yakhsyā.
Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran,
وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ
Wa yatajannabuhal-asyqā.
sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,
الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ
Allażī yaṣlan-nāral-kubrā.
(yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar.
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ
Ṡumma lā yamūtu fīhā wa lā yaḥyā.
Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ
Qad aflaḥa man tazakkā.
Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran)
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ
Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā.
dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
Bal tu’ṡirūnal-ḥayātad-dun-yā.
Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia,
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
Wal-ākhiratu khairuw wa abqā.
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ūlā.
Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ
Ṣuḥufi ibrāhīma wa mūsā.
(yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.
28. Al-Balad
لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
Lā uqsimu bihāżal-balad(i).
Aku bersumpah demi negeri ini (Makkah),
وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
Wa anta ḥillum bihāżal-balad(i).
sedangkan engkau (Nabi Muhammad) bertempat tinggal di negeri (Makkah) ini.
وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَۙ
Wa wālidiw wa mā walad(a).
(Aku juga bersumpah) demi bapak dan anaknya,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ
Laqad khalaqnal-insāna fī kabad(in).
sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah.
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّنْ يَّقْدِرَ عَلَيْهِ اَحَدٌ ۘ
Ayaḥsabu allay yaqdira ‘alaihi aḥad(un).
Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa atasnya?
يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ
Yaqūlu ahlaktu mālal lubadā(n).
Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌۗ
Ayaḥsabu allam yarahū aḥad(un).
Apakah dia mengira bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya?
اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِۙ
Alam naj‘al lahū ‘ainain(i).
Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata,
وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ
Wa lisānaw wa syafatain(i).
lidah, dan sepasang bibir,
وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ
Wa hadaināhun-najdain(i).
serta Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)?
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ ۖ
Falaqtaḥamal-‘aqabah(ta).
Maka, tidakkah sebaiknya dia menempuh jalan (kebajikan) yang mendaki dan sukar?
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ
Wa mā adrāka mal-‘aqabah(tu).
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?
فَكُّ رَقَبَةٍۙ
Fakku raqabah(tin).
(Itulah upaya) melepaskan perbudakan
اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ
Au iṭ‘āmun fī yaumin żī masgabah(tin).
atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan
يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ
Yatīman żā maqrabah(tin).
(kepada) anak yatim yang memiliki hubungan kekerabatan
اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ
Au miskīnan żā matrabah(tin).
atau orang miskin yang sangat membutuhkan.
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Ṡumma kāna minal-lażīna āmanū wa tawāṣau biṣ-ṣabri wa tawāṣau bil-marḥamah(ti).
Kemudian, dia juga termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar serta saling berpesan untuk berkasih sayang.
اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِۗ
Ulā’ika aṣḥābul-maimanah(ti).
Mereka itulah golongan kanan.
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِۗ
Wal-lażīna kafarū bi’āyātinā hum aṣḥābul-masy’amah(ti).
Adapun orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami, merekalah golongan kiri.
عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ ࣖ
‘Alaihim nārum mu’ṣadah(tun).
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.
29. Al-Ghasyiyah
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ
Hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah(ti).
Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)?
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌ ۙ
Wujūhuy yauma’iżin khāsyi‘ah(tun).
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ
‘Amilatun nāṣibah(tun).
(karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu).
تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً ۙ
Taṣlā nāran ḥāmiyah(tan).
Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.
تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍ ۗ
Tusqā min ‘ainin āniyah(tin).
(Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ
Laisa lahum ṭa‘āmun illā min ḍarī‘(in).
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ
Lā yusminu wa lā yugnī min jū‘(in).
yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاعِمَةٌ ۙ
Wujūhuy yauma’iżin nā‘imah(tun).
Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,
لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ ۙ
Lisa‘yihā rāḍiyah(tun).
merasa puas karena usahanya.
فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ
Fī jannatin ‘āliyah(tin).
(Mereka) dalam surga yang tinggi.
لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لَاغِيَةً ۗ
Lā tasama‘u fīhā lāgiyah(tan).
Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna.
فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ ۘ
Fīhā ‘ainun jāriyah(tun).
Di sana ada mata air yang mengalir.
فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ۙ
Fīhā sururum marfū‘ah(tun).
Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan,
وَّاَكْوَابٌ مَّوْضُوْعَةٌ ۙ
Wa akwābum mauḍū‘ah(tun).
gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),
وَّنَمَارِقُ مَصْفُوْفَةٌ ۙ
Wa namāriqu maṣfūfah(tun).
bantal-bantal sandaran yang tersusun,
وَّزَرَابِيُّ مَبْثُوْثَةٌ ۗ
Wa zarābiyyu mabṡūṡah(tun).
dan permadani-permadani yang terhampar.
اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ
Afalā yanẓurūna ilal-ibili kaifa khuliqat.
Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?
وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ
Wa ilas-samā’i kaifa rufi‘at.
Bagaimana langit ditinggikan?
وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْۗ
Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat.
Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?
وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْۗ
Wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat.
Bagaimana pula bumi dihamparkan?
فَذَكِّرْۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُذَكِّرٌۙ
Fa żakkir, innamā anta mużakkir(un).
Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.
لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ
Lasta ‘alaihim bimusaiṭir(in).
Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
اِلَّا مَنْ تَوَلّٰى وَكَفَرَۙ
Illā man tawallā wa kafar(a).
Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur,
فَيُعَذِّبُهُ اللّٰهُ الْعَذَابَ الْاَكْبَرَۗ
Fa yu‘ażżibuhullāhul-‘ażābal-akbar(a).
Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar.
اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ
Inna ilainā iyābahum.
Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.
ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ ࣖ
Ṡumma inna ‘alainā ḥisābahum.
Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.
30. Al-Fajr
وَالْفَجْرِۙ
Wal-fajr(i).
Demi waktu fajar,
وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ
Wa layālin ‘asyr(in).
demi malam yang sepuluh,
وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ
Wasy-syaf‘i wal-watr(i).
demi yang genap dan yang ganjil,
وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ
Wal-laili iżā yasr(i).
dan demi malam apabila berlalu.
هَلْ فِيْ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِيْ حِجْرٍۗ
Hal fī żālika qasamul liżī ḥijr(in).
Apakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh (orang) yang berakal?
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ
Alam tara kaifa fa‘ala rabbuka bi‘ād(in).
Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad,
اِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِۖ
Irama żātil-‘imād(i).
(yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi
الَّتِيْ لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى الْبِلَادِۖ
Allatī lam yukhlaq miṡluhā fil-bilād(i).
yang sebelumnya tidak pernah dibangun (suatu kota pun) seperti itu di negeri-negeri (lain)?
وَثَمُوْدَ الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِۖ
Wa ṡamūdal-lażīna jābuṣ-ṣakhra bil-wād(i).
(Tidakkah engkau perhatikan pula kaum) Samud yang memotong batu-batu besar di lembah
وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ
Wa fir‘auna żil-autād(i).
dan Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar)
الَّذِيْنَ طَغَوْا فِى الْبِلَادِۖ
Allażīna ṭagau fil-bilād(i).
yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
فَاَكْثَرُوْا فِيْهَا الْفَسَادَۖ
Fa akṡarū fīhal-fasād(a).
lalu banyak berbuat kerusakan di dalamnya (negeri itu),
فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍۖ
Fa ṣabba ‘alaihim rabbuka sauṭa ‘ażāb(in).
maka Tuhanmu menimpakan cemeti azab (yang dahsyat) kepada mereka?
اِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِۗ
Inna rabbaka labil-mirṣād(i).
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.
فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ
Fa ammal-insānu iżā mabtalāhu rabbuhū fa akramahū wa na‘‘amah(ū), fa yaqūlu rabbī akraman(i).
Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia, “Tuhanku telah memuliakanku.”
وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ
Wa ammā iżā mabtalāhu fa qadara ‘alaihi rizqah(ū), fa yaqūlu rabbī ahānan(i).
Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah menghinaku.”
كَلَّا بَلْ لَّا تُكْرِمُوْنَ الْيَتِيْمَۙ
Kallā bal lā tukrimūnal-yatīm(a).
Sekali-kali tidak! Sebaliknya, kamu tidak memuliakan anak yatim,
وَلَا تَحٰۤضُّوْنَ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۙ
Wa lā taḥāḍḍūna ‘alā ṭa‘āmil-miskīn(i).
tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
وَتَأْكُلُوْنَ التُّرَاثَ اَكْلًا لَّمًّاۙ
Wa ta’kulūnat-turāṡa aklal lammā(n).
memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),
وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ
Wa tuḥibbūnal-māla ḥubban jammā(n).
dan mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.
كَلَّآ اِذَا دُكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّاۙ
Kallā iżā dukkatil-arḍu dakkan dakkā(n).
Jangan sekali-kali begitu! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),
وَّجَاۤءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّاۚ
Wa jā’a rabbuka wal-malaku ṣaffan ṣaffā(n).
Tuhanmu datang, begitu pula para malaikat (yang datang) berbaris-baris,
وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ
Wa jī’a yauma’iżim bijahannam(a), yauma’iżiy yatażakkarul-insānu wa annā lahuż-żikrā.
dan pada hari itu (neraka) Jahanam didatangkan, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa kesadaran itu bermanfaat baginya?
يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ
Yaqūlu yā laitanī qaddamtu liḥayātī.
Dia berkata, “Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!”
فَيَوْمَىِٕذٍ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهٗٓ اَحَدٌ ۙ
Fa yauma’iżil lā yu‘ażżibu ‘ażābahū aḥad(un).
Pada hari itu tidak ada seorang pun yang mampu mengazab (seadil) azab-Nya.
وَّلَا يُوْثِقُ وَثَاقَهٗٓ اَحَدٌ ۗ
Wa lā yūṡiqu waṡāqahū aḥad(un).
Tidak ada seorang pun juga yang mampu mengikat (sekuat) ikatan-Nya.
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
Yā ayyatuhan-nafsul-muṭma’innah(tu).
Wahai jiwa yang tenang,
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ
Irji‘ī ilā rabbiki rāḍiyatam marḍiyyah(tan).
kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai.
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
Fadkhuli fī ‘ibādī.
Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ
Wadkhulī jannatī.
dan masuklah ke dalam surga-Ku!
Download surat surat pendek lengkap di sini.
***
Itulah kumpulan surat surat pendek yang bisa kamu amalkan sehari-sehari.
Semoga informasi surat pendek Alquran tersebut bermanfaat, Property People.
Jangan lewatkan berbagai artikel menarik di Berita.99.co.
Kamu juga bisa melihat ulasan terbaru lainnya lewat Google News Berita 99.co Indonesia.
Tak lupa, kunjungi www.99.co/id untuk menemukan pilihan rumah terbaik.
Cek hunian favoritmu dari sekarang!
Referensi
- Tim Genta Hidayah. 2020. Metode Menghafal Juz ‘Amma. Genta Group Production
- Quran.kemenag.go.id diakses pada 27 Mei 2024 pukul 10.15 WIB