Pemerintah Arab Saudi berencana membangun sebuah kota pintar tanpa kendaraan pribadi. Nantinya berbagai fasilitas umum di kota tersebut akan dikendalikan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence atau AI.
Rencana Pemerintah Arab Saudi membangun kota pintar sebenarnya telah diumumkan pada tahun 2017.
Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyampaikan kembali rencana tersebut melalui sebuah video yang kemudian dikutip oleh Dezeen, Kamis (14/1/2021).
Melansir Kompas.com, jika ditarik garis lurus, kota yang disebut “The Line” akan membentang sepanjang 170 kilometer.
Pembangunan Telan Biaya Rp70 Triliun
Dengan penerapan berbagai teknologi di dalamnya, The Line disebut-sebut sebagai sebuah revolusi peradaban manusia.
Kota ini dirancang tidak memiliki jalan utama untuk kendaraan pribadi.
Namun, warga tidak perlu khawatir untuk masalah mobilitas, karena semua penduduk hanya perlu berjalan kaki selama lima menit dari tempat tinggalnya ke fasilitas publik.
Selain itu, mobilitas penduduk juga akan terbantu dengan adanya transportasi publik yang digerakkan oleh kecerdasan buatan, jalur metro, dan transportasi barang berkecepatan tinggi di bawah tanah.
Waktu tempuh yang diperlukan dari satu ujung The Line ke ujung lainnya, diperkirakan tidak akan memakan waktu lebih dari 20 menit.
Bin Salman pun mengklaim bahwa pembangunan kota ini adalah solusi dari masalah polusi dan kecelakaan lalu lintas.
Menurut perkiraan, pembangunan kota ini akan menelan biaya sekira 500 miliar dolar AS.
Tulang punggung dalam investasi besar-besaran ini adalah Pemerintah Arab Saudi, PIF, investor lokal, dan investor global, selama 10 tahun.
Untuk pembangunannya, akan dilaksanakan oleh sebuah perusahaan bernama Neom.
Di perusahaan tersebut, Bin Salman bertindak sebagai Ketua Dewan Direksi Perusahaan Pelaksana Proyeksi.
Tidak Ada Jalur Kendaraan Pribadi
Bin Salman mengatakan bahwa pembangunan The Line akan dimulai pada kuartal pertama 2021.
Dia mengatakan bahwa kota ini akan dilengkapi dengan infrastruktur berteknologi tinggi.
“Transportasi berkecepatan tinggi, utilitas, infrastruktur digital, dan logistik akan diintegrasikan dengan mulus di ruang khusus yang berjalan dalam lapisan tak terlihat di sepanjang The Line,” kata bin Salman, dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/1/2021)
Menariknya, kota ini memiliki dua tingkat level di bawah tanah untuk layanan publik yang berbeda.
Level permukaan tanah menjadi tempat untuk orang berjalan kaki.
Kemudian satu level di bawahnya adalah tempat sejumlah layanan publik.
Sementara, level terakhir disebut dengan “lapisan tulang belakang”, akan dijadikan sarana transportasi.
Berdasarkan analisis Neom, diperkirakan kota tersebut dapat menampung sekira satu juta penduduk.
Pengembangan AI Dilakukan Terus Menerus
Untuk mengoptimalkan fungsi AI pada fasilitas publik, Neom akan memanfaatkan data secara besar-besaran.
Bin Salman mengatakan bahwa nantinya artificial intelligence yang digunakan di kota pintar ini dirancang untuk terus mempelajari “cara untuk membuat hidup lebih mudah”.
“Diperkirakan 90 persen dari data yang tersedia akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan infrastruktur jauh melebihi 1 persen yang biasanya digunakan di kota pintar yang ada,” ujarnya.
Selain itu, kota ini juga diklaim akan mengoptimalkan energi terbarukan untuk menjaga lingkungan tetap bersih.
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di Portal Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari apartemen di Tangerang Selatan?
Bisa jadi Apartemen Transpark Bintaro adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan apartemen idamanmu!