Analisa fundamental saham merupakan teknik analisis yang digunakan oleh para investor untuk membantu menentukan keputusan jual beli saham.
Tidak semua investor, khususnya investor pemula, benar-benar memahami fundamental saham ini.
Alhasil, kemungkinan terburuknya adalah salah mengambil keputusan dan malah merugi karena memilih saham yang tidak tepat.
Meski demikian, banyak juga investor yang selalu menerapkan analisis ini, terutama investor jangka panjang.
Ada tiga hal yang perlu kamu perhatikan dalam hal analisis ini:
- Menilai kinerja dan kondisi perusahaan
- Menetapkan acuan harga wajar saham
- Memantau dan mengevaluasi saham secara rutin
Agar lebih paham, simak penjelasan analisa fundamental saham berikut ini, yuk!
Analisa Fundamental Saham
1. Pilih Perusahaan yang Solid
Poin pertama yang perlu kamu cermati dalam analisa fundamental saham adalah kondisi perusahaan yang akan kamu pilih.
Pastikan perusahaan tersebut memiliki fondasi yang solid, kinerja keuangan yang bagus, dan prospek ke depannya jelas.
Sederhananya, pilihlah perusahaan yang tidak akan tergerus oleh kemajuan zaman ‒ misalnya perusahaan perbankan.
Aspek-aspek tersebut sebenarnya bisa kamu pelajari dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Dari laporan keuangan tersebut, kamu bisa mempelajari kinerja masa lalu dan prospek ke depannya.
Baca Juga:
6 Broker Saham Terbaik untuk Investor Pemula. Mulai Berinvestasi, yuk!
2. Acuan Harga Saham yang Wajar
Selain memilih perusahaan yang bagus, kamu juga harus tahu dan peka terhadap momentum untuk membeli saham di harga yang tepat.c
Untuk membeli saham di harga yang tepat, kamu harus terlebih dahulu memiliki acuan harga.
Pasalnya, harga saham pasti akan naik turun, terlebih jika kondisi pasar sedang tidak menentu.
Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menentukan acuan harga, yaitu teknik relative valuation dan intrinsic valuation.
Sebagai pemula, pilihlah relative valuation, teknik yang membandingkan saham perusahaan dengan saham perusahaan lainnya yang sejenis.
3. Margin of Safety
Dengan menggunakan teknik valuasi, pasti tidak akan lepas dari asumsi dan prediksi yang kemungkinan bisa saja salah.
Untuk meminimalisir hal tersebut, kamu butuh memahami konsep margin of safety (MOS).
Konsep ini sangat sederhana, tapi perannya sangat penting dalam meminimalisir kesalahan prediksi.
Berikut contoh MOS:
Berdasarkan analisa fundamental saham, acuan harga wajar adalah Rp5.000.
Maka targetnya adalah 30% hingga 40%, yaitu Rp3.500 sampai Rp3.000.
Persentase MOS ini bisa kamu sesuaikan sendiri, tergantung keyakinan kamu terhadap analisis yang kamu lakukan.
4. Pelajari Laporan Keuangan
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, untuk menentukan bagus tidaknya sebuah perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangan.
Tapi, bagaimana jika kamu tidak paham cara membaca laporan keuangan?
Setidaknya kamu mempelajari indikator penting laporan keuangan berikut ini:
- Return on equity (ROE)
- Earning per share (EPS)
- Asset dan liability
- Hutang bank
- Analisa cash flow
5. Rutin Memberi Dividen
Salah satu indikator perusahaan yang sehat dan memiliki cash flow kuat adalah perusahaan tersebut sering membagikan dividen kepada pemegang saham.
Dividen ini menjadi bukti bahwa perusahaan tersebut untung dan dibuktikan secara nyata melalui pembagian dividen.
Semakin rutin sebuah perusahaan membagikan dividen, maka bisa dinilai bahwa fondasi perusahaan tersebut sangat kuat.
6. Cari Sumber Informasi yang Valid
Dalam analisa fundamental saham, informasi yang valid menjadi kunci utama kesuksesan analisisnya.
Informasi yang kamu butuhkan dalam melakukan analisis adalah informasi terkait saham, kinerja keuangan emiten, latar belakang perusahaan, dan corporate action.
Informasi tersebut bisa kamu dapatkan melalui:
- Situs Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Situs perusahaan
7. Manfaatkan Stock Screener
Proses jual beli saham saat ini sangat mudah karena banyak broker yang menyediakan aplikasi online dengan fitur-fitur unggulan.
Contohnya stock screener, fitur ini memungkinkan kamu untuk menyeleksi saham berdasarkan kriteria yang kamu tentukan.
8. Fokus Jangka Panjang
Inilah kenapa analisis ini lebih banyak digunakan oleh investor jangka panjang, karena analisis ini memang ditujukan untuk keuntungan jangka panjang.
Sama halnya dengan dasar bisnis, bahwa bisnis itu adalah persoalan jangka panjang.
Kebanyakan orang tak sabar dengan hal ini, maka kuncinya adalah kamu mengalokasikan dana khusus yang memang tidak kamu perlukan dalam waktu dekat.
9. Sabar
Investor pemula cenderung tidak sabaran, kebanyakan dari mereka kerap mengamati perkembangan saham setiap hari.
Daripada melakukan hal itu, lebih baik kamu mengecek laporan keuangan per kuartal saja.
10. Siapkan Mental
Analisis ini sebenarnya sangat mudah dipahami, tapi mentalmu akan goyah ketika dihadapkan dengan hiruk pikuk gejolak pasar yang naik turun.
Saat memutuskan untuk berinvestasi saham, kamu harus menyiapkan mental untuk berani jual beli saham di kondisi tertentu.
Baca Juga:
Inilah 7 Cara Beli Saham Online Termudah yang Aman untuk Pemula!
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah siap huni?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!