Berita Berita Properti

Harga Properti Primer Tak Mungkin Turun Selama Pandemi, Ini Alasannya

2 menit

Harga properti primer atau baru disebut tak mungkin mengalami penurunan dalam kondisi apa pun. Termasuk di tengah pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung saat ini. Namun pengembang akan lebih terbuka untuk negosiasi harga dengan konsumen.

Meski efek Covid-19 telah menjangkiti sektor properti secara umum, hal ini tak sampai berefek besar pada adanya penurunan harga di pasar primer.

Lain halnya dengan pasar seken yang bisa mencapai penurunan harga hingga 30 persen.

Kira-kira, apa pertimbangan tidak menurunnya harga properti primer ya?

Harga Properti Primer Tak Mungkin Turun

Meskipun mengalami penurunan penjualan yang cukup tajam, sejumlah pengembang tidak akan pernah melakukan penurunan harga.

Menurut Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus, hal ini karena penurunan harga akan berpengaruh pada citra pengembang ke depannya.

Khawatirnya properti yang dijual dianggap tidak dalam kondisi baik, lokasinya tidak bagus, atau bermasalah.

“Itu menunjukkan kalau propertinya tidak cocok untuk investasi, padahal orang kalau beli properti juga pasti akan memikirkan bahwa rumah itu bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi ke depannya,” kata Alvin dilansir dari bisnis.com.

Seandainya pun ada penurunan, pengembang tidak akan terang-terangan mengatakannya.

“Jadi kalau dapat harga yang ditransaksikan lebih murah itu di proses negosiasinya,” jelasnya lebih lanjut.

Baca Juga:

Rumah Anti Corona Diburu Orang Kaya. Dilengkapi Penangkal Virus?

Diskon Maksimal Properti Primer 25 Persen

kompleks perumahan



Apabila pengembang memberi diskon, maksimal yang bisa diberikan sekitar 20 hingga 25 persen.

Tetapi dengan syarat tertentu, misalnya rumah dibayar dengan tunai.

“Jadi, enggak semua bisa dapat kesempatan diskon dan negonya tidak mengurangi angka di pricelist,” tutur Alvin.

Lain halnya dengan properti primer, properti seken masih memiliki kemungkinan untuk turun harga.

Penurunannya tergantung pada kebutuhan tiap-tiap pemilik properti.

Misalnya, ada rumah yang dibeli dengan harga Rp900 juta, ingin dijual dengan harga Rp1 miliar.

Tapi tidak terserap pasar, akhirnya rumah tersebut dijual dengan banting harga bisa sampai Rp700 juta.

Alvin menjelaskan, hal ini karena pasar seken bersifat BU atau butuh uang dan personal.

Sehingga tidak berhubungan lagi dengan pengembang.

Survei BI Terkait Pertumbuhan Pasar Primer di Kuartal II/2020

Survei harga properti residensial Bank Indonesia memerkirakan, pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer pada kuartal II/2020 akan semakin terbatas.

Jumlahnya diprediksikan hanya sebesar 0,29 persen atau turun secara kuartal sebesar 0,46 persen.

Penurunan ini terindikasi dari perkiraan pertumbuhan indeks harga properti residensial kuartal kedua sebesar 1,56 persen.

Lebih rendah dibandingkan kuartal pertama yang sebesar 1,68 persen.

Hal ini disebabkan perlambatan kenaikan harga rumah tipe kecil yang hanya mencapai 2,29 persen secara tahunan.

Baca Juga:

Daftar Rumah Murah di Bandung Timur | Harga Mulai Rp400 Jutaan Aja!

Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari properti untuk investasi masa depan?

Ingin tahu daftar rumah dijual di bandung dengan lokasi yang strategis?

Tunggu apalagi, segera kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts