Saat ini penjualan properti sudah merosot drastis. Penjualan rumah subsidi oleh pengembang pun terimbas. Tak hanya itu, sejumlah pembangunan yang dilakukan anggota Himperra macet dan tampaknya kredit pengembang juga tinggal menunggu waktunya.
Pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir membuat sektor properti semakin terpuruk.
Sektor rumah subsidi pun tak luput dari kondisi ini.
Banyak calon konsumen yang mundur akibat kacaunya kondisi perekonomian.
Pengembang Rumah Subsidi Minta Insentif Lain dari Pemerintah
Pemerintah telah memberi stimulus kepada sektor rumah bersubsidi di tengah pandemi Covid-19.
Namun, pengembang masih merasa berat menjalani bisnisnya dan merasa perlu ada insentif untuk pengusaha properti.
Stimulus yang telah diberikan pemerintah ditujukan kepada konsumen.
Sementara konsumen rumah subsidi saat ini banyak yang terbebani keuangannya karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sekjen DPP Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Ari Tri Priyono, mengatakan bahwa masyarakat masih merasa berat untuk membeli rumah.
“Karena PHK atau dirumahkan itu, banyak calon konsumen yang membatalkan diri, mereka enggak jelas pekerjaannya nanti bagaimana, mau bayar pakai apa,” ungkapnya, dilansir 99.co dari bisnis.com.
Baca Juga:
Tinggal Serah Terima, 25 Rumah Kopel untuk Nelayan Siap Dihuni
Penjualan pengembang rumah subsidi sudah merosot drastis, beberapa proyek pembangunan pun macet.
Menurut Ari, kredit pengembang pun tinggal menunggu macet.
Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya bagi dunia properti nasional.
“Padahal, umumnya di kondisi apapun permintaan dari kelas menengah dan menengah bawah tidak pernah terhenti, selalu berjalan, tetapi dengan kondisi seperti ini, semua sektor semua kalangan jadi terhenti,” jelas Ari lebih lanjut.
Melihat kondisi ini, Ari menyatakan bahwa seharusnya pemerintah memberikan stimulus juga untuk pengusaha properti.
Agar setidaknya kondisi para pengembang pun aman dan bisa melanjutkan pembangunan.
Stimulus Pemerintah untuk Konsumen
Sebelumnya, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah stimulus sebagai upaya penanganan efek Covid-19 di sektor perumahan.
Yakni dengan menggelontorkan anggaran senilai Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut ditujukan sebagai stimulus bagi konsumen agar tetap memiliki daya beli.
Pengalokasian dananya adalah untuk subsidi selisih bunga dan subsidi bantuan uang muka.
Dana tersebut juga digunakan untuk menambahkan kuota rumah subsidi hingga 175 ribu unit bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Diharapkan anggaran tersebut dapat memberi 330 ribu rumah kepada MBR yang terdiri atas fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan sekitar 88 ribu rumah tahun ini.
Kemudian 67 ribu rumah dari skema bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan.
Kendati tentu saja, kondisi Indonesia yang masih belum stabil membuat masyarakat tetap merasa tidak aman untuk mengeluarkan uang di bidang properti.
Baca Juga:
Pandemi Covid-19 Bikin Harga Rumah Turun Tajam! Ini Tipe yang Harganya Paling Jatuh
Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.
Temukan artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Segera kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu sekarang!
Kamu bisa melihat beragam pilihan hunian, seperti apartemen elit di Fatmawati City Center Jakarta.