Masjid Al-Ukhuwah di Bandung mempunyai sejarah panjang yang menarik untuk disimak. Pasalnya, dulu bangunan tersebut jadi tempat perkumpulan freemason!
Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang mempunyai banyak bangunan bersejarah.
Kamu bisa menemukan berbagai bangunan bersejarah, khususnya yang bergaya Belanda di sudut-sudut Kota Kembang.
Satu di antaranya bisa ditemui di Masjid Al-Ukhuwah yang lokasinya dekat dengan Balai Kota Bandung.
Meski bangunannya pada saat ini tak bergaya khas kolonial Belanda, masjid tersebut ternyata punya sejarah panjang.
Usut punya usut, Masjid Al-Ukhuwah pada zaman dulu pernah menjadi tempat perkumpulan freemason.
Bahkan, masyarakat setempat menyebutnya sebagai “Rumah Setan”.
Ingin tahu lebih lanjut tentang sejarah panjang masjid ini? Dirangkum dari laman detik.com dan sumber lain, berikut ulasan selengkapnya!
Sejarah Panjang Masjid Al-Ukhuwah di Kota Bandung
Menurut berbagai sumber, dulu sebelum berdiri masjid Al-Ukhuwah, di tempat yang sama pernah ada bangunan dengan nama “Loge St. Jan” atau Loge Sint Jan.
Berdasarkan banyak literatur di internet, Loge atau Loji merupakan bahasa Belanda yang merujuk pada Freemasonry di Indonesia atau ketika pada zaman Belanda dulu disebut rumah pertemuan Vrijmetselarij.
Melansir laman detik.com, menurut Story Teller Cerita Bandung, Gadis Noer Hadianty, tepat di atas bangunan Al-Ukhuwah saat ini, Loge Sint Jan pernah berdiri yang merupakan tempat perkumpulan freemason di Bandung.
“Dulunya, tepat di tempat Masjid Ukhuwah didirikan, dibangun loge pertama perkumpulan freemason di Bandung. Sebetulnya gedung ini hanya menjadi tempat diskusi bagi anggota, namun muncul stigma negatif,” ujar Gadis.
Sebutan “Gedung Setan” bahkan pernah melekat di bangunan tersebut. Alasannya karena ejaan “St Jan” dan Loge St. Jan bangunannya sangat tertutup sehingga terkesan rahasia.
“Pribumi memanggil gedung itu dengan Gedung Setan, mungkin pabaliut (berbelit) dengan kata St Jan, ya. Tampilan gedung zaman itu juga kaca jendelanya kecil, padahal bangunannya besar. Mungkin ingin lebih eksklusif aja,” tambah Gadis.
Padahal, Gadis menambahkan, kegiatan freemason di Loge St. Jan cukup positif.
“Sebetulnya kegiatan freemason ini cenderung bagus, lekat dengan aktivitas sosial dan pendidikan. Para anggota membangun perpustakaan dengan koleksi buku terlengkap di Bandung. Perpustakaan inilah yang dikunjungi ibu Inggit Garnasih untuk menyelundupkan buku-buku ke dalam penjara Soekarno di Banceuy,” ujarnya.
Dialihfungsikan
Singkat cerita, Indonesia akhirnya meraih kemerdekaannya.
Berbarengan dengan itu, Soekarno membuat keputusan jika kegiatan freemasonry di Indonesia dilarang.
Sebab, kegiatan tersebut dianggap sebagai perkumpulan sesat.
Melansir laman bandungkita.id yang mengutip laman sumurbandung.bandung.go.id, Gedung Lego St. Jan dibongkar karena Soekarno melarang Loge Agung Indonesia karena beralasan mereka mengikuti ajaran freemason.
Setelah itu, “Gedung Setan” beralih fungsi jadi Gedung Graha Pancasila.
Namun, Gedung Graha Pancasila kemudian diratakan. Sampai akhirnya, dibangunlah Masjid Al-Ukhuwah.
“Sayangnya, Gedung Graha Pancasila kemudian diratakan dengan tanah. Kemudian dibangunlah masjid dengan nama Al Ukhuwah. Mungkin ini teori cocokologi atau apa, arti Ukhuwah itu persaudaraan. Makanya masih suka dikaitin sama jejak freemason,” terang Gadis.
Sekadar informasi, pembangunan Masjid Al-Ukhuwah diarsiteki oleh Ir. Keulman, masjid sendiri mulai dibangun pada tahun 1998.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak ulasan lainnya di Berita.99.co.
Ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tidak ketinggalan banyak informasi terbaru.
Praktis dan #segampangitu melakukan jual beli rumah di www.99.co/id.
Cek sekarang juga!