Cerita jenaka adalah jenis cerita pendek yang mengundang tawa. Yuk, ketahui pengertian lengkap, ciri-ciri, dan contohnya di sini!
Apakah kamu pernah membaca satu cerita yang lucu sampai membuatmu tertawa ngakak?
Jika iya, mungkin tulisan yang kamu baca adalah jenis cerita jenaka.
Sebab, menurut banyak sumber, cerita jenaka adalah cerita pendek yang berisi cerita seseorang, di dalamnya terdapat kejadian lucu atau bahkan kebodohan yang bisa menimbulkan tawa bagi para pembacanya.
Bahkan, tak jarang, cerita jenaka menyuguhkan kepolosan, kebodohan, dan tingkah laku tokoh tertentu yang sanggup membuat kita tertawa lepas.
Menariknya, cerita jenaka termasuk ke dalam jenis cerita rekaan yang berkembang di tengah masyarakat.
Sebuah cerita jenaka bisa populer karena disebarkan lewat mulut ke mulut atau melalui media lainnya.
Nah, setelah tahu pengertian umum dari cerita jenaka, berikutnya akan dijelaskan ciri-ciri, jenis, dan contoh dari cerita tersebut.
Dirangkum dari banyak sumber, berikut artikel selengkapnya.
Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Cerita Jenaka
1. Ciri-Ciri
Sudah disebutkan di atas, cerita jenaka adalah cerita pendek yang mampu mengundang tawa pembacanya.
Di dalam cerita jenaka terdapat tokoh utama yang biasanya menggambarkan kepolosan dan kebodohan yang bisa memancing tawa.
Alhasil dari pengertiannya, kita bisa mengidentifikasi beberapa ciri cerita jenaka:
- Cerita jenaka harus mempunyai elemen humor yang mampu mendorong tawa pembacanya.
- Ada tokoh-tokoh tertentu, misalnya tokoh utama yang polos, lalu ada tokoh pendukung lain yang pintar, cerdik, atau mungkin sama polosnya.
- Cerita berfokus pada tokoh utama .
- Cerita dijadikan sarana hiburan dan bukan tak mungkin jadi media sindiran.
2. Jenis
Menurut banyak sumber, ada dua jenis cerita jenaka yang populer:
- Pertama, cerita jenaka penempatan yang berkaitan dengan topik tempatan, misalnya dari segi watak, latar, konflik, dan topik lainnya.
- Kedua, cerita pengaruh dari luar. Jenis cerita ini memang terdapat banyak pengaruh dari luar misalnya pengaruh agama, budaya, dan lainnya.
3. Contoh Cerita Jenaka
Dalam pembahasan terakhir, akan ada beberapa contoh cerita jenaka yang populer.
Abu Nawas
Mengecoh Seorang Raja
Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang dilegalisir oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu Nawas untuk dijebloskan ke penjara. Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman.
Baginda tahu Abu Nawas amat takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.
“Tahukah mengapa engkau aku panggil?” Tanya Baginda tanpa sedikit pun senyum di wajahnya.
“Ampun Tuanku, hamba belum tahu,” kata Abu Nawas.
“Kau pasti tahu bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari sini. Kau kuberi kuda yang lamban. Sedangkan aku dan pengawal-pengawalku akan menunggang kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang kita berkumpul di tempat peristirahatanku. Bila hujan turun kita harus menghindarinya dengan cara kita masing-masing agar pakaian kita tetap kering. Sekarang kita berpencar,” Baginda menjelaskan.
Kemudian Baginda dan rombongan mulai bergerak. Abu Nawas kini tahu Baginda akan menjebaknya. Ia harus mencari akal. Ketika Abu Nawas sedang berpikir tiba-tiba hujan turun Begitu hujan turun Baginda dan rombongan segera memacu kuda untuk mencapai tempat perlindungan yang terdekat. Tetapi karena derasnya hujan Baginda dan para pengawalnya basah kuyup. Ketika santap siang tiba Baginda segera menuju tempat peristirahatan, belum sempat baju Baginda dan para pengawalnya kering, Abu Nawas datang dengan menunggang kuda yang lamban. Baginda dan para pengawal terperangah karena baju Abu Nawas tidak basah. Padahal dengan kuda yang paling cepat pun tidak bisa mencapai tempat berlindung yang paling dekat. Pada hari kedua Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi Baginda Raja. Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda-kuda yang lamban. Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar, hujan pun turun seperti kemarin.
Malah hujan hari ini lebih deras daripada kemarin. Baginda dan pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang ditunggangi tidak bisa berlari dengan kencang Ketika saat bersantap siang tiba, Abu Nawas tiba di tempat peristirahatan lebih dahulu dari Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas menunggu Baginda Raja. Selang beberapa saat Baginda dan para pengawalnya tiba dengan pakaian yang basah kuyup, Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi penasaran.
Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama ini disembunyikan. “Terus terang bagaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas,” tanya Baginda. “Mudah, Tuanku yang mulia.” Kata Abu Nawas sambil tersenyum. “Sedangkan aku dengan kuda yang cepat tidak sanggup mencapai tempat berteduh terdekat apalagi dengan kuda yang lamban ini,” kata Baginda. “Hamba sebenarnya tidak melarikan diri dari hujan. Tetapi begitu hujan turun hamba secepat mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipatnya, lalu mendudukinya. Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti,” kata Abu Nawas menjelaskan. Diam-diam Baginda Raja mengakui kecerdikan Abu Nawas.
Selain kisah Abu Nawas, contoh cerita jenaka yang populer adalah
- Si Kabayan,
- Si Luncai,
- Pak Belalang,
- Pak Pandir,
- Si Lebai Malang, dan
- Pak Banjir.
***
Semoga bermanfaat, Property People.
Baca ulasan lainnya di Berita.99.co.
Pastikan kamu sudah mengikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar tidak ketinggalan banyak informasi terbaru.
#segampangitu menemukan rekomendasi hunian di www.99.co/id.
Tak percaya? Buktikan sekarang juga!