Berita Ragam

Apa Itu Strict Parents? Kenali Tanda dan Dampak Buruk pada Anak

3 menit

Strict parents bertujuan untuk mendidik anak agar patuh kepada orang tua. Tetapi, pola asuh ini bisa memberikan dampak negatif dalam jangka panjang. Simak informasinya dalam artikel berikut!

Masing-masing orang tua memiliki pola asuh tersendiri untuk diterapkan kepada anak.

Ada yang menerapkan pola asuh demokratis, otoriter, otoritatif, atau bahkan permisif. 

Dari beberapa pola asuh yang sudah disebutkan tadi, terdapat pola asuh tegas dan ketat yang diterapkan agar anak menjadi sosok disiplin, yakni pola asuh strict parents. 

Sejatinya, pola parenting ini memang bertujuan untuk mendidik anak agar menjadi seseorang yang patuh dan tidak membangkang kepada orang tua. 

Namun, terdapat konsekuensi negatif bagi anak yang mendapatkan pola asuh ini.

Agar tidak salah dalam mendidik anak, ketahui selengkapnya mengenai strict parents dalam di bawah ini, yuk!

Apa Itu Strict Parents?

arti strict parents

Sumber: Psychologytoday.com

Strict berarti secara keras membatasi kebebasan seseorang untuk bersikap atau cenderung menghukum ketika seorang anak tidak mematuhi segala aturan. 

Sedangkan, parents diartikan sebagai orang tua. 

Secara harfiah, strict parents artinya orang tua ketat yang secara keras membatasi anak dalam bersikap. 

Sementara, dilansir dari laman Mom Junction, strict parents adalah orang tua yang menerapkan pola asuh tegas kepada anaknya. 

Pola asuh tersebut berisi banyak aturan dan pembatasan, serta cenderung kaku.

Dalam kebanyakan kasus, tipe orang tua yang menerapkan pola asuh ini mematok target dan harapan yang tinggi kepada anak-anaknya. 

Ketika anak gagal dalam memenuhi harapan orang tua, biasanya mereka akan dihukum dan menerima konsekuensi buruk atas kegagalan yang diterima. 

Ciri Ciri Strict Parents

ciri2 strict parents

Sumber: Lakesidelink.com

Strict parents masuk ke dalam pola asuh otoriter. 

Orang tua yang mendidik anak dengan pola asuh ini menerapkan komunikasi satu arah atau sulit untuk berkompromi serta berdiskusi dengan sang anak.

Ada beberapa alasan mengapa orang tua menerapkan pola asuh otoriter. 

Mulai dari latar belakang, budaya, atau pengalaman orang tua yang dibesarkan dengan pola asuh yang sama.  

Sebenarnya, pola asuh ketat bersifat relatif, tetapi terdapat beberapa ciri atau tanda strict parents yang dapat dilihat dari kacamata orang awam. Di antaranya adalah:



  • Orang tua jarang bersenang-senang atau menjalankan aktivitas menyenangkan bersama dengan keluarga, karena ingin menjaga wibawa orang tua di mata anak. 
  • Contoh strict parents dapat termasuk orang tua yang selalu memberikan tuntutan tetapi tidak bersikap responsif dan enggan melakukan diskusi bersama anak. 
  • Menerapkan aturan ketat tanpa mempertimbangkan perasaan anak terlebih dahulu. 
  • Jika aturan tidak dipatuhi, anak berisiko menerima hukuman keras, orang tua akan mendiamkan anak, atau tidak menunjukkan rasa kasih sayang kepada mereka dalam waktu yang lama.
  • Sulit untuk menoleransi setiap kesalahan yang dibuat oleh anak. Termasuk untuk masalah kecil, seperti tidak mengangkat telepon ketika orang tua menghubungi.  
  • Tidak ada komunikasi yang bersifat terbuka. 
  • Semua aturan yang dibuat membuat anak merasa tidak nyaman, sehingga anak selalu serius ketika berhadapan dengan orang tua. 
  • Sulit menerima perbedaan dan pendapat. Jika anak tidak menuruti semua keinginan orang tua biasanya akan menerima teguran keras. 
  • Tidak pernah melakukan percakapan dari hati ke hati dengan anak, hanya sekadar bentuk percakapan formal saja. 
  • Anak lebih senang beraktivitas di luar rumah atau mencari pelarian agar mereka dapat lebih bebas. 

Apa Dampak Strict Parents pada Anak?

Tujuan orang tua menerapkan pola asuh ini pada anak yakni agar mereka bisa lebih disegani dan dihargai.

Namun, berbanding terbalik dengan tujuan tersebut, anak justru akan takut dan merasa tertekan. 

Dalam jangka panjang, dampak strict parents dapat mengganggu kesehatan mental. 

Di bawah ini merupakan penjelasan lengkap mengenai dampak pola asuh ketat jika diterapkan pada anak. 

  • Anak akan bersifat agresif atau tidak percaya diri dengan kemampuannya. Ini dapat terlihat ketika anak membuat keputusan dan kemampuan bersosialisasi dengan teman sebayanya. 
  • Anak memiliki harga diri yang rendah, mudah menilai karakter orang lain dengan buruk, dan bersikap memberontak ketika telah beranjak dewasa. 
  • Meningkatkan risiko terkena masalah mental, seperti gangguan depresi
  • Sulit mengendalikan emosi, mudah marah, dan emosinya cenderung meledak-ledak. 
  • Sering berbohong. 
  • Sulit untuk berpikir sendiri. 
  • Anak menjadi tidak bahagia. 
  • Dalam kasus buruk, anak bisa melakukan tindakan bullying untuk melampiaskan emosinya. Sedangkan, anak yang menjadi korban akan mengalami dampak bullying

***

Itulah informasi penting mengenai strict parents, mulai dari pengertian, ciri ciri, hingga dampaknya. 

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Property People!

Baca juga informasi lainnya seputar gaya hidup hanya di www.99updates.id.

Tak ingin ketinggalan berita terbaru? Sekarang kamu bisa lo mengikuti Google News kami untuk mendapatkan informasi terupdate.

Bagi Property People yang sedang mencari hunian eksklusif di Jakarta, cari tahu selengkapnya di 99.co/id, yuk!

Jangan lewatkan berbagai kemudahan untuk memiliki properti pilihan terbaik karena semuanya #segampangitu.



Nik Nik Fadlah

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan yang kini menjadi penulis di Rumah123 dan Berita 99. Memiliki pengalaman menulis di bidang kesehatan, gaya hidup, fashion, teknologi, pendidikan, hingga properti. Hobi membuat digital collage art.
Follow Me:

Related Posts