Menteri Keuangan, Sri Mulyani, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Ia mengatakan bahwa di rumah tangga miskin rokok menjadi konsumsi terbesar kedua setelah beras. Benarkah begitu? Berikut informasi selengkapnya!
Saking besarnya konsumsi rokok, pengeluaran untuk kebutuhan ini kabarnya melebihi bujet belanja lauk pauk.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak artikel berikut ini, ya!
Sri Mulyani Sebut Orang Miskin Lebih Pilih Rokok dari Protein
Pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan cukai rokok di tahun 2023 dan 2024.
Keputusan ini diambil sebagai upaya menurunkan konsumsi nikotin, terutamanya di rumah tangga miskin.
Pasalnya, menurut data pemerintah, selama ini, rokok menjadi konsumsi terbesar kedua mereka.
“Bahwa konsumsi rokok merupakan konsumsi kedua terbesar dari rumah tangga miskin, yaitu mencapai 12,21 persen untuk masyarakat miskin perkotaan dan 11,63 persen untuk masyarakat pedesaan,” kata Sri Mulyani, dilansir dari kompas.com, Selasa (8/11/2022).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tingkat konsumsi ini mengalahkan kebutuhan akan lauk pauk.
“Ini adalah kedua tertinggi setelah beras, bahkan melebihi konsumsi protein seperti telur dan ayam, serta tahu, tempe yang merupakan makanan-makanan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.
Padahal, makanan yang mengandung protein merupakan kebutuhan penting agar asupan nutrisi harian seseorang tetap seimbang.
Sementara, rokok merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko stunting hingga kematian.
Melihat fenomena ini, pemerintah lantas memutuskan untuk menaikkan cukai rokok akan naik sebesar 10 persen di tahun 2023 dan 2024 nanti
Harapannya, dengan naiknya cukai rokok maka tingkat konsumsinya akan menurun.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, di mana kita menaikkan cukai rokok yang menyebabkan harga rokok meningkat, sehingga affordability atau keterjangkauan terhadap rokok juga akan makin menurun. Dengan demikian diharapkan konsumsinya akan menurun,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, pemerintah juga akan menaikkan cukai rokok elektronik sekitar 15 persen dan 5 persen untuk HPTL (hasil pengolahan tembakau lainnya).
Tuai Kecaman dari Partai Demokrat
Pernyataan Menteri Keuangan ini sontak menuai pro kontra di kalangan masyarakat.
Salah satu yang mengkritisi pernyataannya adalah Kader Partai Demokrat, Ardi W.
Menurutnya, ucapan Sri Mulyani terkesan seperti stereotyping terhadap orang miskin.
“Ini adalah stereotyping orang miskin. Seolah mereka tidak tahu yang terbaik bagi dirinya dan keluarganya,” kata Ardi, dilansir dari fajar.co.id, Selasa (8/11/2022).
Lebih lanjut, ini menekankan bahwa langkah tersebut kurang tepat untuk menarasikan kebijakan kenaikan cukai rokok.
“Nggak gini juga cara menarasikan kebijakan naikin cukai rokok,” tegasnya.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu, Property People.
Temukan artikel menarik lainnya hanya di Google News Berita 99.co Indonesia.
Kamu juga bisa mengecek Berita.99.co untuk melihat beragam informasi seputar rumah dan properti.
Tertarik untuk membeli unit di perumahan Griya Megah Land?
Segera kunjungi portal 99.co/id dan Rumah123.com untuk menemukan penawaran menariknya, ya.
Karena kami selalu #AdaBuatKamu yang sedang mencari properti impian!