Puisi lama tentu berbeda dengan karya kontemporer saat ini. Untuk mengetahui ciri-ciri, jenis, dan contoh puisi lama secara lengkap, yuk simak penjelasannya pada uraian di bawah ini.
Puisi termasuk karya sastra tertulis, yang di dalamnya berisikan pikiran, perasaan, pesan, dan imajinasi penyair.
Adapun bahasa yang digunakan dalam puisi sifatnya puitis dan indah.
Seiring perkembangan zaman, aturan dalam puisi terus berubah sehingga kini lahir aliran kontemporer yang tidak terikat pada aturan khusus.
Meski telah berubah, tapi tak jarang banyak penikmat sastra menyukai puisi lama yang terikat dengan rima dan baris.
Pengertian Puisi Lama
Puisi lama merupakan jenis karya sastra yang diciptakan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu.
Nah, karya sastra ini biasanya terikat pada baris, bait, rima, irama, dan belum terpengaruh oleh budaya asing.
Namun, penciptaan puisi lama biasanya dipengaruhi oleh adanya tradisi keagamaan dan kebudayaan tertentu.
Sama halnya dengan karya sastra lain, puisi lama juga memuat pesan-pesan kehidupan yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengarnya.
Ciri-Ciri Puisi Lama
Dengan demikian, penciptaan puisi lama akan terikat oleh berbagai aturan berikut:
- Disampaikan dari mulut ke mulut
- Tidak diketahui siapa pengarangnya
- Gaya bahasanya tetap dan klise
- Terikat dengan jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata, rima, dan irama
- Dipengaruhi unsur tradisi atau adat istiadat
Jenis-Jenis Puisi Lama
1. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai sajak a-b-a-b pada baitnya.
Setiap bait terdiri atas 4 baris dengan setiap barisnya terdiri dari 8-12 suku kata.
Pada 2 baris awal disebut dengan sampiran, sementara pada 2 baris akhir adalah isi.
2. Mantra
Mantra merupakan salah satu karya sastra Melayu yang isinya sering dianggap memiliki kekuatan gaib.
Kekuatan tersebut dapat menyembuhkan orang sakit atau mendatangkan mara bahaya bagi orang lain.
3. Syair
Jenis puisi lama ini berasal dari Persia yang kemudian dibawa ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Nusantara.
Namun, seiring perkembangan, syair berubah menjadi sastra klasik Melayu, yang saat ini tengah mendekati kepunahan.
4. Seloka
Seloka adalah pantun dengan beberapa bait saling menyambung.
Karya sastra yang sering disebut pantun berantai ini pada baitnya terdapat keterkaitan.
Misalnya pada baris kedua bait pertama menjadi baris pertama bait kedua dan baris keempat bait pertama menjadi baris ketiga bait kedua.
5. Talibun
Talibun merupakan pantun yang dalam setiap baitnya, terdiri atas jumlah baris yang genap, misalnya 6,8, atau 10 baris.
6. Gurindam
Gurindam yaitu salah satu jenis puisi yang memadukan sajak dan peribahasa.
Jumlah baris gurindam hanya dia dengan rima a-a.
7. Karmina
Karmina dapat disebut juga sebagai pantun kilat karena kurang lebih sama dengan pantun, tetapi lebih pendek.
Karmina hanya mempunyai dua baris saja dan bersajak a-a.
Contoh Puisi Lama
1. Contoh Puisi Lama Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
2. Contoh Puisi Lama Mantra
Manunggaling Kawula Gusti
Ya Murubing Bumi
Sirku Sir Sang Hyang Widi
Kinasih kang asih
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang tua
Aku sapa tidak berbunyi
3. Contoh Puisi Lama Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
4. Contoh Pantun
Ada pepaya ada mentimun
Ada mangga ada salak
Daripada duduk melamun
Lebih baik membaca sajak
5. Contoh Syair
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah kerajaan yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
Paras elok amat sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
6. Contoh Puisi Lama Karmina
Lukamu adalah lukaku, ditahan di dalam kalbu
Tetaplah maju, meski tak tahu yang dituju
Burung perkutut terbang melayang
Abang kentut tidak bilang-bilang
7. Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
***
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kamu ya, Property People.
Jangan lupa untuk pantau terus artikel yang tak kalah menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.
Oh iya, kunjungi 99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.
Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami akan selalu #AdaBuatKamu.
Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Mustika Park Place!