Sosok ulama besar yang membela Islam ini menghembuskan napas terakhirnya sebagai seorang ateis. Bagaimana bisa? Cari tahu jawabannya di bawah ini!
Perjalanan hidup manusia adalah sebuah misteri yang tidak dapat diduga.
Mereka yang hidupnya terlihat baik, bukan tidak mungkin di akhir hidupnya melakukan hal yang sebaliknya.
Hal itu terjadi kepada salah satu ulama besar Arab Saudi, Abdullah Al-Qasimi.
Sempat membela Islam mati-matian, ia justru memutuskan untuk murtad di akhir hayatnya.
Ingin tahu kisah lengkapnya?
Melansir laman internasional.sindonews.com, berikut kisahnya!
Ulama Besar Ini Dikenal sebagai Sosok yang Cerdas
Sejak masih muda, Abdullah Al-Qasimi merupakan mahasiswa teladan dan cerdas.
Ia disebut orang pertama di era modern yang menulis kritikan ilmiah terhadap Universitas Al Azhar, Mesir.
Kecerdasannya ini terus terlihat dengan banyaknya buku yang ia baca dan tulis.
Puncaknya adalah saat ia menulis sebuah buku berjudul “As-Shira’ Baini al-Islam wa al-Watsaniyyah”.
Buku yang berarti “Peperangan antara Islam dan Pemuja Berhala” ini dipuji oleh guru-gurunya dan umat Islam di era tersebut.
Bahkan, salah satu guru Abdullah, Syekh Shali Munajid mengatakan, Al-Qasimi telah membayar mahar surga di akhirat nanti.
Awal Mula Perubahan Diri
Namun, pujian yang Al-Qasimi terima justru menghadirkan rasa sombong yang perlahan mulai tampak.
Ulama besar tersebut sering memasukkan puisi dan syair berisi pujian untuk dirinya sendiri di sampung buku yang sudah ia tulis.
Rasa sombong ini sedikit demi sedikit mulai mengubah pemikiran Al-Qasimi.
Kesombongan bukanlah satu-satunya penyebab permulaan perubahan diri Abdullah.
Pria kelahiran 1907 ini diketahui menikah dengan seorang gadis ateis di Beirut.
Rasa angkuh dan pengaruh buruk dari sang istri membuat iman Al-Qasimi semakin goyah.
Ia mulai meninggalkan salat lima waktu, meragukan kenabian Rasulullah saw. dan mengganggap Islam adalah agama yang mengekang.
Bahkan, ia membuat tulisan yang isinya berbeda 180 derajat dari buku yang selama ia tulis.
Dua buku paling kontroversial yang ulama besar ini tulis adalah “Yakzibuna Likai Yarallah Jamilaan” (Kebohongan Kita Melihat Allah Swt.) dan “Hadzihi al-Aghlal” (Inilah yang Membuat Kita Terbelenggu).
Sempat Dibujuk untuk Kembali ke Jalan yang Benar
Al-Qasimi yang dulu memperjuangkan dakwah Islam justru berbalik menyerang agama yang dulu ia bela.
Beberapa ulama besar Mesir sempat mencoba mengajak Al-Qasimi berdialog.
Namun, semua usaha tersebut berakhir sia-sia.
Al-Qasimi teguh pada pendiriannya sebagai ateis.
Keyakinan ini yang ia bawa hingga akhir hayatnya pada 1 September 1996.
***
Semoga pembahasan kisah ulama besar murtad di atas dapat bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Pantau terus artikel kisah Islam lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian masa depan seperti The Jasmine Boulevard di Parung, Bogor?
Dapatkan berbagai kemudahan dalam wujudkan rumah dambaan di 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.